Lucy berjalan melewati lorong menuju menara astronomy, ia ingin mengumpulkan tugas yang di berikan guru nya. Lucy berjalan santai menikmati udara dingin dari udara yang mendung, seperti nya badai akan segera datang.
Sudah hampir seminggu ia tak bertemu Lucius sejak kejadian di mana pria itu menangis di atas kepala nya. Apalagi Draco, dia terlihat sedikit murung dan menutup diri dari sekitar nya. Sudah beberapa kali Lucy ingin bertemu dengan nya tapi dia selalu berhasil menghindar.
Lucy menghela nafas sambil mengeratkan pelukan nya pada buku yang ia pegang kala merasakan udara semakin dingin, akhir-akhir ini suasana Hogwart sangat suram. Dan lagi-lagi fikiran nya terhenti pada pria itu, apa yang terjadi? Kenapa ada setitik kesedihan di manik biru nya saat terakhir kali mereka bertemu? Apa dia tidak merindukan diri nya lagi? Padahal sebelum nya dia selalu berusaha menemui diri nya dan mengatakan bahwa dia merindukan gadis kecil ini.
Tapi, semenjak kejadian itu. Lucy sering merasa di awasi oleh dua orang sekaligus dalam arah yang berlawanan. Lucy dapat merasakan nya, aura jahat yang mengincar nya tapi di saat yang bersamaan, ia juga merasa ada seseorang yang ingin melindungi nya.
Sebenarnya, ada apa?
Langkah kaki Lucy terhenti kala ia melihat sesuatu yang tak sepantas nya di lihat oleh nya.
Ia melihat Draco yang sedang mengacungkan tongkat nya pada kepala sekolah.
Kening Lucy berkerut, apa maksud nya ini?
"Percaya pada ku, aku yang terpilih!"
Lucy menutup mulut nya dengan telapak tangan nya kala melihat teman karib nya itu menarik lengan baju kehitaman nya dan terlihat tanda yang tak seharus nya dia pakai. Kepala Lucy tak bisa berfikir jernih untuk mengerti keadaan.
Lucy berjalan mendekat hingga akhirnya ia meraih salah satu pilar lorong sekolah dan menyembunyikan tubuh nya.
"I won't your help, don't you understand? I have to do this!" Lucy semakin tak mengerti, "Or he's gonna kill me."
Siapa, siapa yang di maksud Draco? Kenapa dia memakai tato itu? Lucy tak mengerti apapun tapi yang pasti mata nya mulai memanas dan ingin menangis.
Lalu muncul beberapa orang dari arah tangga, seorang wanita berambut ikal dan—
Lucius?!
Apa yang di lakukan pria itu di sana?! Lucy merasakan jantung nya berdebar kesakitan, kaki nya bergetar lemas. Ia ingin menangis sekarang.
"Do it, Draco."
Lucy menggeleng sambil menahan tangis, "No, please, Draco."
Wanita itu terlihat memaksa Draco untuk melakukan hal yang berhasil Lucy prediksi namun masih berusaha untuk tidak yakin. Lucy menatap pria berambut putih dan panjang itu, ia hanya diam seakan hanya patung, Lucy memaki dalam hati, kenapa dia tak melakukan apapun?! Setidaknya cegah anak nya untuk melakukan hal yang tak sepantas nya!
Lucy sedikit bernafas lega kala melihat atensi guru ramuan yang kini menjadi pertahanan ilmu hitam nya. Dia akan menghentikan orang-orang itu 'kan?
"Severus. . .,"
Tidak, Lucy memohon. Apapun yang terjadi, jangan biarkan pria yang paling ia sayangi di sekolah nya ini mati. Lucy rela menukar apa saja demi pria tua itu tetap hidup.
". . ., please."
Mata Lucy semakin gencar mengeluarkan air mata nya namun gadis itu tetap menahan nya, tak mau menangis hal yang belum tentu terjadi. Lucy masih menatap Draco dan Lucius bergantian, kenapa mereka hanya diam saja?! Demi Tuhan, ia bersumpah akan memukul kepala Draco dan Ayah nya itu dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...