Lucy membungkuk saat melihat sesuatu yang berkilauan di antara semak-semak, ia meraih nya lalu mata nya kembali berair, ini adalah jam tangan milik pria itu. Jam tangan yang selalu ia gunakan kemana pun ia pergi. Para Auror yang juga sedang melakukan pencarian tak sengaja melihat hal itu kemudian menunduk sedih. Ini adalah kasus langka hilang nya penyihir di dunia muggle.
Lucy membalikkan jam tangan nya lalu melihat kalimat di sana,
There is no more precious time than with Draco and Lucy.
Saat itu juga Lucy menangis, ia merasa sangat terpukul. Kenapa setiap ia akan ulang tahun, ia selalu kehilangan orang-orang yang ia sayangi. Rasa sakit nya saat kehilangan Adrich pada ulang tahun yang ke enam masih sangat membekas dan ia yakin itu tidak akan hilang lalu di tambah kehilangan Lucius, pria yang ia cintai dengan seluruh hidup nya.
Kenapa Lucy harus terus merasakan kehilangan.
Tiba-tiba, sang Ayah memeluk nya dengan sangat erat. "Kita akan menemukan nya, sayang, jangan khawatir."
Lucy terisak pelan kala akhirnya seseorang memberikan nya pelukan untuk menenangkan nya, "Bagaimana jika tidak, Ayah?"
John diam sebentar menatap wajah berair anak nya lalu membungkuk sedikit untuk mensejajarkan tatapan nya. Ia tersenyum lembut. "Bukankah kau yang selalu bilang pada ku bahwa kita tidak boleh berhenti berharap, Lucy? Karena selain doa, yang bisa membantu kita hanyalah harapan."
"Kau mengatakan itu pada semua orang yang sudah putus asa dan kau selalu bisa menyelematkan mereka." John menangkup wajah putri nya lalu mengusap jejak air mata itu, "Kali ini, kau harus bisa menyelamatkan diri mu sendiri."
"Kau mengerti, sayang?"
Lucy diam, menatap wajah tampan Ayah nya walau beliau sudah berumur 47 tahun. Ia tersenyum kecil lalu mengangguk dalam diam sembari menghapus sisa-sisa air mata nya.
John tersenyum bangga, "Great."
Lucy memperhatikan punggung Ayah nya yang berjalan melewati nya dan berbicara dengan para Auror di sana. Lucy menarik nafas panjang lalu menatap langit biru yang cerah, "I'll find you, Sir."
*.*.*.*.*.*.*.*.
Lucy masuk ke dalam kamar di ujung lorong yang berhadapan dengan kamar nya di ujung lorong lain nya. Ia lantas menarik nafas panjang, memperhatikan kamar yang di tempati pria itu sebelum pergi. Sial, mata nya kembali memanas.
Ia memperhatikan tiap sudut, mereka sering menghabiskan waktu di sini. Bercerita, bercanda, membahas masa depan. Salah satu hal yang membuat Lucy sangat mencintai pria itu adalah,
Ia bisa menghargai prinsip keluargga nya di saat ada gadis mungil yang tenaga hanya tendangan bayi jika pria itu ingin melakukan nya.
"Aku mencintai mu bukan berarti aku harus merusak mu, Lucy. Aku mencintai mu itu sebab nya aku mengendalikan nafsu ku."
Lucy tersenyum miris mengingat perkataan nya, pria itu selalu bisa membuat nya terkagum. Ia kenal banyak pria, dan tidak ada yang seberani itu.
Lucy meraih jendela dan menatap pemandangan kota London dari atas rumah nya. Mata nya kembali berair saat melihat bayangan pria itu yang sedang berdiri di samping nya sambil tersenyum memandangi wajah nya. Lucy ingat saat itu ia sedang bercerita panjang lebar dan ia pikir pria ini mendengarkan nya dengan seksama.
Perlahan bayangan itu menghilang saat Lucy hendak meraih wajah nya. Lucy diam sejenak, tangan nya terkepal di udara sebelum akhirnya ia menarik kembali dan melipat di daun jendela.
Pintu berderit, tanpa di lihat pun Lucy tahu itu adalah Ayah nya.
John menghela nafas melihat punggung putri nya yang sedang berdiri di jendela memandang kosong ke depan. Perlahan, ia berjalan mendekat lalu berdiri tepat di samping Lucy.
"Kau tidak lelah?" tanya John sambil menatap nya lembut. "Kita baru pulang dari tempat pencarian."
Lucy diam sejenak masih menatap ke depan, "Tidak, Ayah. Aku masih merindukan nya."
John diam, ia turut sedih melihat anak nya sedih. Baru kali ini, ia melihat putri nya yang biasa nya pendiam saat bertemu terang-terangan menunjukkan perasaan nya. Dan itu karena seorang pria yang memiliki jarak umur yang sedikit jauh, tapi John tidak mempermasalahkan itu karena ia pun merasa bersalah karena tidak pernah ada di saat-saat terpuruk putri nya.
"Kau tahu, Lucy. Saat pertama kali aku bertemu dengan pacar mu," John ikut menatap ke depan. "Ayah sedikit kesal, karena dia adalah pria yang seharusnya menjadi paman mu. Lalu aku tersadar," John menunduk sejenak. "Kau mencari pria yang bisa memberikan kasih sayang seorang Ayah karena kau tak pernah mendapatkan nya dari ku."
Lucy menelan ludah nya kasar lalu menoleh ke arah John.
John terkekeh kecil, "Lalu aku ingat saat ia bilang pada ku, bahwa dia sangat mencintai putri ku secara pribadi di setiap malam. Kau mungkin tidak mengetahui nya tapi ia menjumpai ku setiap malam dan berterimakasih karena melahirkan seorang gadis yang menyelamatkan nya dari lubang kesengsaraan."
Lucy mengigit bibir bawah bagian dalam nya untuk menahan tangis. Lihat, bagaimana gentle pria itu di saat banyak kekasih yang sangat takut bertemu dengan orang tua gadis pria itu malah terang-terangan menyatakan cinta nya pada sang Ayah.
"Mungkin kau juga harus mengajak anak nya, siapa nama nya?"
"Draco." balas Lucy kecil, suara nya sudah seperti menahan tangis.
"Yeah," John mengangguk samar. "Aku juga harus mengenal cucu tiri ku, bukan?"
Lucy diam, menatap sang Ayah lalu terkekeh kecil, lalu kekehan itu berubah menjadi tawa. John tertawa sambil bernafas lega, akhirnya ia bisa melihat senyum putri nya itu.
"Omong-omong, Reyhan akan datang untuk mengajak mu makan malam."
"Ayah-"
"Ayolah, Lucy. Kau harus menenangkan diri mu." balas John cepat. "Biarkan Ayah yang mengurus semua nya, oke?"
Lucy menatap wajah Ayah nya itu lama sebelum akhirnya menarik nafas panjang lalu dengan terpaksa menganggukkan kepala nya, "Baiklah."
*.*.*.*.*.*.*.*.
Lucy bary saja turun dari lantai atas kamar nya dan hendak pergi karena Reyhan pun sudah ada di sana. Tapi sekumpulan pria yang sama saat melaporkan kehilangan Lucius ada di sana. Lucy sedikit bersemangat, ia mengira akan menerima laporan yang menyenangkan namun nyata nya,
"Maaf, Nona. Mister Draco Malfoy juga di nyatakan hilang hari ini."
T B C
DOAIN GUE JADIAN SAMA OM KOPI.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...