Lucius dan Lucy duduk di atas kasur sambil membaca buku yang mempelajari kebiasaan muggle milik pria ini. Lucius meletakkan dagu nya di atas bahu gadis ini lalu memeluk perut nya. Lucy masih fokus membacakan isi buku yang ada di tangan nya. Lucius tak mendengarkan ucapan gadis ini dan hanya fokus mencium aroma khas bayi Lucy. Sudah berapa bulan ia tidak bisa berdekatan dengan nya, ia bahkan sering menangis saking rindu nya dengan gadis ini.
Setelah peperangan dua minggu lalu, sekolah di liburkan karena Hogwart akan merenovasi ulang bangunan yang hancur agar bisa di pakai kembali. Dan Lucy menggunakan nya dengan menginap di rumah pria ini. Dia punya kamar sendiri di Malfoy Manor.
Lucius semakin menenggelamkan wajah nya di leher Lucy membuat gadis ini terdiam sejenak.
"Sir?" Lucy sedikit menolehkan kepala nya, "Kau sudah mengantuk?"
Lucius tidak bersuara tapi menggelengkan kepala nya sebagai jawaban.
"Lalu kenapa kau menyandarkan kepala mu di bahu ku?" tanya Lucy lagi.
"Tidak ada," Lucius kembali meletakkan dagu nya di atas bahu gadis ini, "Aku hanya. . ., merindukan mu."
"Sir," Lucy terkekeh, "Kau bertemu dengan ku setiap hari selama dua minggu ini."
"Dua minggu tidak cukup untuk menebus rindu yang menumpuk selama hampir enam bulan, Lucy." balas Lucius lagi.
Lucy semakin terkekeh, "Kau seperti anak kecil, Mister."
Lucius diam, tak ikut tertawa. Ia memikirkan sesuatu yang sangat mengusik hati nya. Ia mengulum bibir sejenak dan menatap wajah kiri gadis ini. "Lucy. . .," panggil nya.
Lucy menghentikan kekehan nya, "Yes, sir?"
Jantung Lucius berdegub kencang, ia jadi bimbang antara ingin mengatakan nya atau tidak. "Apa aku—ekhem."
"Hm?" Lucy menaikkan satu alis nya walau pria ini tidak bisa melihat nya.
"Apa aku boleh. . .," sial, Lucius seperti orang bodoh. "Apa aku boleh—ekhem—me-me-me—"
Lucy yang tadi nya membalikkan halaman buku menghentikan pergerakan nya, "Sir, ada apa?"
Lucius menelan ludah nya kasar lalu menarik nafas panjang setelah itu, "Apa aku boleh mencium mu lagi?!"
Lucius meringis ketika tersadar cara nya bertanya sangat tidak sopan dan elegan, ia mengutuk diri nya sendiri kenapa tidak bisa mengendalikan detak jantung dan rasa nervous nya. Dia benar-benar terlihat seperti orang bodoh.
Lucy terdiam setelah mendengar ucapan pria ini membuat Lucius semakin membenci diri nya. Hingga akhirnya Lucy menarik nafas panjang dan menutup buku nya.
"Sir Malfoy," Lucy menarik tubuh nya sedikit lalu setengah berbalik agar bisa menatap wajah pria itu dengan jelas lalu tersenyum manis sampai mata nya membentuk bulan sabit, "You already know, that i'm all yours, what you waiting for?"
Lucius menelan ludah nya kasar mendengar jawaban tak terduga dari gadis ini, ia lantas tak bisa menahan senyum nya dan tanpa basa-basi lagi, ia mendekatkan wajah nya hingga tidak ada lagi jarak yang memisahkan.
Lucius melumat bibir gadis ini pelan, menyalurkan rasa yang tak pernah bisa di ungkapkan, mengabsen gigi nya dan mengajak lidah nya bermain. Lucius merasakan kupu-kupu di perut nya memberontak ingin keluar saat gadis ini juga membalas pangutan nya.
She really is a good kisser.
Lucius membawa tubuh gadis ini untuk berbaring di atas kasur empuk nya dan menbuat tubuh nya di atas nya, ia menggunakan tangan nya agar tidak menimpa gadis ini.
Lucius tiba-tiba melepaskan pangutan nya dan menatap gadis ini dingin, "Kau melakukan nya dengan baik, Lucy."
Lucy terkekeh, "And then?"
"Tidak mungkin kau tidak pernah melakukan nya dengan orang lain." balas Lucius dengan wajah kesal nya, membayangkan gadis ini berciuman dengan pria lain sudah membuat nya merasa sangat panas padahal di luar sedang turum hujan.
Lucy terdiam lalu tersenyum manis, ia menangkup wajah pria ini dan menatap nya lembut, "Aku melakukan nya dengan perasaan ku, Sir. Semakin baik aku melakukan nya, maka kau tahu arti nya?"
Lucius menggelengkan kepala nya samar.
Lucy kembali terkekeh sambil melingkarkan tangan nya di leher pria ini, "Itu arti nya aku semakin mencintai mu."
Lucius terdiam sejenak lalu ikut terkekeh pelan, menertawai kebodohan nya yang berani berpikir gadis ini mendua. Lucius lantas kembali memangut bibir Lucy lembut, sangat lembut sebelum berubah menjadi sedikit panas dan semakin panas.
Saat itu juga Lucius melepaskan nya dan membanting tubuh nya ke samping gadis ini, "Enough." ujar nya sambil mencari nafas, "Aku tidak mau hilang kendali."
Lucy menatap nya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
Lucius sedikit menunduk untuk menatap wajah gadis ini lalu menarik nya ke dalam dekapan nya dan menjadikan tangan nya sebagai bantal kepala Lucy, "Aku ingat kau mempunyai prinsip dalam hidup mu."
Lucy diam sejenak, mencoba menebak nya. "No sex before married?"
"Yeah," Lucius terkekeh, "Dan aku menghargai itu."
Lucius meletakkan dagu nya di atas kepala Lucy dan semakin mengeratkan dekapan nya membuat Lucy jadi tidak bisa kemana-mana.
"Kalau begitu biarkan aku kembali ke kamar ku, Sir."
Lucius kembali menatap wajah gadis ini, "Tidur lah di sini, aku masih ingin memeluk mu."
Lucy membalas tatapan nya, "Tapi Draco akan berpikir kita melakukan nya jika aku tidur di sini dan dia akan memukul mu hingga babak belur."
"Biarkan saja," Lucy tersentak kaget, "Aku akan membiarkan nya memukul wajah ku lalu ini akan penuh lebam kemudian kau akan mengobati nya dan kita bisa berbicara tentang banyak hal."
Lucy tersenyum geli, "Bagaimana bisa kau punya keinginan seperti itu?"
"Entahlah, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama mu." Lucius tersenyum ke arah nya, "Semua hal akan ku lakukan jika itu bisa membuat ku bersama mu."
Lucy diam sejenak memandangi wajah pria ini lalu kembali tersenyum, "Love me till the rest of my life."
"No," Lucius tersenyum dan meraih tangan gadis ini, "I will love you till the rest of mine."
Lucy tersenyum manis lalu menyembunyikan wajah nya di balik dada Lucius karena merasa pipi nya akan merona setelah mendengar ucapan pria ini.
Lucius terkekeh melihat tingkah gadis ini kemudian mencium kening nya lembut, "Bagaimana jika besok kita berjalan-jalan? Bersama Draco tentu nya."
"Bersama Draco?" Lucy kembali menatap pria ini.
Lucius tersenyum geli, "Why? Kau tidak suka?"
Lucy tersentak kaget, "Bu-bukan begitu! Ak-aku hanya—"
"Tinggal katakan saja, Lucy."
Gadis itu menghentikan ucapan nya lalu kembali menyembunyikan wajah nya, "Aku hanya ingin berdua dengan mu."
Lucius terkekeh pelan, "Baiklah, hanya kita berdua. Kita akan ke London dan menemui orang tua mu, bagaimana?"
Lucy mengangguk samar, "Baiklah. Aku akan pergi tidur."
Lucius tersenyum dan semakin mengeratkan dekapan nya kemudian berbisik pelan, "Sweet dream, honey."
T B C
selain doi, readers ku juga suka ghosting.
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...