I

1.4K 139 22
                                    

"Ayah!" Lucius yang tadi nya sedang mengoles selai ke atas roti menoleh ke arah gadis yang berlari menuruni tangga dan berputar hingga gaun nya sedikit mengembang, dengan senyuman sumringah nya dia menatap sang Ayah. "How do i look?!"

Lucius menaikkan satu alis nya lalu memandangi putri semata wayang nya itu dari atas hingga bawah kemudian tersenyum, "Cantik," Lucius kembali mengoles selai nya, "Seperti ibu mu."

Seketika senyuman Niara menghilang dari wajah cantik nya lalu menghela nafas berat, "Aku akan pergi dengan teman-teman ku." Niara berjalan mendekat menuju meja makan.

"Kemana?" tanya Lucius tanpa mengalihkan pandangan nya dari roti.

"Tempat wahana."

Lucius menarik nafas lalu menatap putri nya yang akan mengikat rambut nya, "Have Fun—" Lucius terdiam sejenak, "Di mana ikat rambut mu?"

Niara menatap Ayah nya heran lalu menunjukkan benda yang di maksud. Lucius menatap ikat rambut berwarna hitam itu. "Bukan, milik ibu mu."

Niara mendengus pelan, "Tidak tahu, aku lupa."

Lucius meletakkan roti nya sedikit kasar, "Bagaimana bisa kau—" Lucius mengeraskan rahang nya menahan amarah. "Akan Ayah carikan."

Lucius berdiri dan hendak berjalan menaiki tangga menuju kamar putri nya.

"Kalau kau kesusahan, tinggal sebut Accio, Ayah." Niara mengambil roti yang sudah di beri selai.

Langkah Lucius berhenti, ia menelan ludah nya kasar. Ia lantas berbalik dN menatap nya heran.

Niara mengunyah makanan nya, "Aku bermimpi Kak Draco menjadi penyihir dan menyebutkan mantra itu." Niara terkekeh pelan, "Dia bahkan menggunakan jubah aneh."

Lucius bernafas lega dan tersenyum paksa, ia lantas melanjutkan langkah nya menuju kamar Niara. Kamar yang di desaign sederhana dengan pilihan warna hitam dan putih, sangat mirip dengan kamar Lucy di rumah Ayah nya, John.

Lucius menarik nafas panjang, "Dia ada benar nya," Lucius menyatukan tangan nya kemudian menjauhkan nya, saat itu sebuah tongkat muncul. "Accio!"

Tiba-tiba sebuah ikat rambut berwarna merah muncul dari jendela Niara yang sedikit terbuka. Lucius menangkap nya lalu memperhatikan nya dan tanpa sadar tersenyum kecil, kemudian ia juga melihat milik nya di pergelangan tangan nya. Itu tidak pernah ia lepas.

Lucius menyimpan tongkat nya dan kembali ke bawah dengan senyuman merekah nya, "Ayah menemukan nya."

Niara yang tadi nya sedang minum langsung menyempur nya dan menoleh ke arah benda itu, memastikan itu benar-benar ikat rambut yang di berikan Ayah nya sejak kecil.

"Jaga dengan baik."

"Bagaimana kau bisa menemukan nya?"

"Why?"

"Aku sudah membuang nya!"

DEGH

lucius menatap putri nya yang juga menatap nya kaget, ia tak percaya dengan apa yang di ucapkan gadis itu barusan. "Kau, apa?"

Niara berdecak, "Aku membuang nya! Aku sudah membuang nya kemarin malam!"

Lucius tersentak, ia merasa jantung nya di tusuk begitu saja mendengar putri nya membuang benda milik ibu nya sendiri. Tubuh Lucius melemas dan seketika terduduk di atas kursi, mata nya memerah menahan kesal dan sedih dalam waktu bersamaan. "Kenapa kau membuang nya?" suara Lucius benar-benar pelan dan bergetar.

Niara terdiam, ia menatap Ayah nya dan tersadar bahwa dia sudah menyakiti nya.

"Kenapa, hm?" Lucius memandangi benda yang ada di tangan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

✨Y O U✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang