"Lucy. . .," Draco menabrak siapapun yang menghalangi jalan nya, "Aku harus mencari Lucy."
Tujuan pertama nya adalah perpustakaan tapi ia baru saja kembali dari tempat itu. Dan yang ada di pikiran nya adalah Menara Astronomy, namun itu tidak mungkin karena di sana lah gadis itu melihat bagaimana ia mencoba untuk membunuh kepala sekolah nya. Maka ia putuskan untuk berjalan menuju asrama Ravenclaw. Melawan arus murid dan melewati reruntuhan bangunan sekolah.
"Draco!"
Sang pemilik nama menoleh dan menemukan gadia berambut ikal dengan kulit sedikit tan sedang berlari ke arah nya menghindari teman-teman nya yang sedang mengobati tubuh ataupun mengistirahatkan diri selama tuan nya sedang pergi ke hutan terlarang dengan Harry.
Draco langsung menghampiri gadis itu dan menatap nya penuh harap, "Kau melihat Lucy?!"
Su Li mengerutkan kening nya, "Aku baru saja ingin menanyakan hal itu pada mu!"
Draco menggertakkan gigi nya kesal dan memaki dalam hati. Ia lantas menghela nafas gusar lalu mengacak rambut nya frustasi. Demi Tuhan, ia sangat mengkhawatirkan gadis itu. Persetan dengan tugas yang di berikan pangeran kegelapan, nyata nya ia hanya ingin gadis itu selamat dan aman. Tapi sial nya ia tak menemukan Lucy di manapun.
Draco kembali menatap Su Li, "Kau harus membantu yang lain, aku akan ke asrama mu dan—"
"Pelahap maut kembali!"
Semua terdiam melihat salah satu murid berteriak dan menatap nya terkejut. Draco dan Su Li saling tatap sedetik kemudian langsung berjalan ke luar demi membuktikkan ucapan murid tersebut.
Dan yang benar saja, sekumpulan orang-orang dengan wajah dan aura jahat datang beriringan yang di pimpin oleh Pangeran kegelapan dan Hagrid, manusia setengah Titan itu menggendong seseorang.
Semua menatap nya tak percaya dan berharap itu semua hanya mimpi yang sedang mereka alami karena efek obat dari luka yang ada tubuh saat ini.
Namun sekuat apapun mereka berusaha untuk tidak percaya. Nyata nya, pria yang ada di gendongan Hagrid benar-benar Harry Potter.
Draco menelan ludah nya kasar, ia kembali mengutuk diri nya sendiri karena membiarkan teman nya gugur. Walau ia sangat membenci pria itu, tapi dia tetap lah teman sekolah nya. Teman tidak akan membiarkan yang lain nya terluka.
Draco berusaha menahan diri nya untuk tidak menangis, tanpa kehadiran Lucy, ia hanyalah seorang anak laki-laki yang rapuh tanpa tempat untuk berkeluh kesah ataupun tempat untuk bersandar.
"Nevile, siapa itu?"
"Harry Potter. . .," Voldemort menatap semua murid, "Is dead."
"NO!"
"SILENT!" Voldemort melancarkan serangan nya namun berhasil tidak mengenai gadis berambur coklat kemerah-merahan tersebut. "Stupid girl."
"Harry Potter sudah mati. Mulai sekarang dan seterus nya," Voldemort menunjuk diri nya dengan gaya yang dramatis, "Kalian menghamba pada ku."
Voldemort berbalik dan menatap anggota nya, "Harry Potter is Dead!"
Semua tertawa seakan-akan kematian pahlawan Hogwart adalah sebuah candaan secara tidak langsung dengan cara yang sangat tidak terhormat. Termasuk Voldemort sendiri, suara tawa nya terdengar dengan sangat nyaring.
Voldemort merentangkan tangan nya, "Sekarang waktu nya untuk menyatakan diri kalian. Maju dan bergabunglah dengan kami," ia diam sejenak, "Atau mati."
Keadaan hening untuk waktu yang sangat lama, semua hanya di tempat nya dan tidak menunjukkan tanda-tanda ada nya penyerahan diri dari mereka. Tatapan Voldemort mulai menajam dan senyum nya mulai menghilang melihat kondisi ini.
"Draco–ekhem," atensi beralih pada pria berambut panjang dengan wajah sedikit muram menatap anak nya yang berdiri di antara murid sekolah yang lain, "Draco. . .,"
Seketika semua atensi beralih pada pria berambut putih yang acak-acakan, wajah nya terlihat tertutupi debu sebagian menggunakan pakaian serba hitam. Semua menatap nya penasaran, pilihan apa yang akan dia pilih.
Lucius mengulurkan tangan nya, "Kemarilah."
Draco menggertakkan gigi nya kesal, kenapa ia tidak bisa punya pilihan untuk tetap tinggal atau pergi? Kenapa hidup nya selalu di atur seakan-akan hidup nya memang tidak di takdirkan sebagai anak laki-laki yang bebas?!
Draco menoleh ke sekitar sebentar, menatap teman-teman nya. Ia mengepalkan tangan nya kuat, betapa bodoh nya diri nya yang berharap akan ada orang yang sama dengan Lucy yang akan menggengam tangan nya dan menahan diri nya agar tetap tinggal.
Draco menelan ludah nya kasar dan hendak melangkahkan kaki nya, menuruti keinginan sang Ayah untuk bergabung dengan kelompok mereka.
Tiba-tiba seorang gadis muncul di samping nya dan langsung menggengam tangan nya hangat,
D E G H -!
Draco membulatkan mata nya tak percaya saat merasakan seseorang menggengam tangan nya yang dingin dengan erat. Ia langsung menoleh dan tersenyum penuh haru kala menemukan atensi gadis yang sejak tadi ia cari, seketika semua beban yang ia tanggung di bahu nya seakan lenyap entah kemana tak lama gadis ini menggengam tangan nya ini.
Bellatrix dan tuan nya menoleh ke arah Lucius sekilas.
Lucy tak menoleh dan malah menatap pria berambut panjang yang menatap nya terkejut dengan dingin, "Tetap di sini."
"Lucy. . .,"
"Aku sudah melakukan banyak hal untuk mu," Lucy tetap tidak mengalihkan pandangan nya, "Dan aku ingin kau melakukan sesuatu untuk ku,"
Draco terdiam kala akhirnya manik biru itu menoleh dan menatap mata nya dengan penuh kehangatan dan kelembutan.
"Tetap di sini."
Draco merasakan jantung nya berpacu cepat seakan ia kembali menemukan semangat untuk tetap hidup. Perlahan senyum nya merekah di wajah nya yang tampan, sirna semua kesedihan dan kemuraman di wajah nya.
Lucy tersenyum kecil lalu kembali menatap Lucisu dengan dingin dan intens.
"Semangat Harry menyemangati kami." Lucy dan Draco tidak sadar bahwa Nevile sudah mengalihkan atensi semua orang dari mereka, "Kami semua. Ini belum berakhir!"
Bertepatan dengan Nevile yang mengeluarkan pedang dari shorting hat, Harry menjatuhkan tubuh nya dari gendongan Hagrid membuat semua orang menganga kaget dengan kejadian tersebut. Harry langsung bangkit dan menyerang Voldemort yang juga menyerang nya.
Keadaan kembali ricuh, semua langsung bersiap untuk melanjutkan peperangan yang sempat tertunda.
Lucy memperhatikan teman-teman nya lalu menatap Lucius intens, "Follow me, Draco." ujar nya lalu menarik pria tersebut ke arah yang berlawanan dari tempat pusat pertarungan terjadi. Meninggalkan semua orang yang sedang bertaruh nyawa.
Draco tersenyum lega lalu berbalik menatap Harry yang sedang berjuang. Setidak nya pria itu tidak mati.
Lucius yang melihat itu langsung berjalan mengikuti nya tanpa sadar, bahwa Kakak ipar nya masih memperhatikan nya.
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
✨Y O U✨
Fanfiction"Kenapa?" "Hm?" "Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kehilangan? Kenapa kau membuat ku seperti tak pernah merasakan kesedihan? Kenapa kau membuat ku seperti menemukan cahaya di kegelapan hidup ku? Kenapa kau membuat ku seperti sangat...