#51

1K 135 14
                                    

Lucius melangkahkan kaki nya melewati beberapa meja, ia baru bisa datang menyusul Lucy karena ada tiga rapat yang sudah tidak bisa tunda lebih lama lagi. Seperti biasa, Lucius memakai kemeja biru gelap dan memakai jam tangan yang sama dengan milik Lucy juga ikat rambut merah yang selalu melingkar di pergelangan tangan nya.

Ia menemukan atensi gadis itu, ia mengenali nya walau dia membelakangi Lucius. Ia berdeham sejenak, "Maaf, aku terlambat."

Lucius duduk di samping Lucy yang terlihat sangat lega karena kehadiran nya.

Lucius mencium bibir Lucy sekilas lalu menatap kedua pria yang ada di depan nya. Lucius tersenyum ke arah Reyhan dan senyum nya menghilang saat melihat seorang pria dengan kemeja putih yang di lapisi Jas putih pula sedang mengunyah makanan nya.

"Oh, halo, aku sudah mendengar banyak tentang mu, Sir Malfoy." pria itu akhirnya sadar dengan atensi Lucius dan menjulurkan tangan nya. "Aku William, teman baik Lucy."

Lucius tersenyum kecil dan menjabat tangan nya sekali.

"Kau sudah makan, sir? Lucy tidak mau makan sebelum kau datang." ujar nya.

Lucius menoleh ke arah istri nya yang menunduk dan memainkan jemari nya. "Yeah, kami terbiasa makan bersama. Kau ingin makan apa, sayang?"

Lucy menoleh ke arah tangan Lucius, "Terserah, aku ikut dengan mu."

Lucius menatap Lucy sejenak lalu akhirnya menaikkan kedua alis nya, "Baiklah, dua steak dan dua salad." ujar nya pada pelayan yang ada di sana.

"Kapan-kapan kenalkan Draco pada nya." usul Reyhan tiba-tiba.

"Em, yah," William menelan makanan nya terlebih dahulu. "Aku juga sudah mendengar tentang nya, dia anak mu yang sebaya dengan Lucy, bukan?"

Lucius mengeraskan rahang nya mendengar kalimat itu, "Yeah, dia teman Lucy, awal nya."

William menyenggol Reyhan, "Sangat lucu, bukan? Sahabat mu akan menjadi ibu mu."

Reyhan menatap Lucius sejenak lalu tertawa canggung menghormati lelucon teman nya.

"Tapi itu baik," William kembali memasukkan makanan nya ke dalam mulut nya, "Setidaknya dia mempercayai Lucy sebagai ibu nya. Terkadang anak sangat sensitif jika mencari pasangan baru untuk Ayah nya."

Lucius memandangi nya intens, "Seperti nya kau sangat mengerti tentang hal itu, William."

"Yeah," William mengangguk, "Itu juga terjadi pada ku saat Ayah ku ingin mencari pasangan baru menggantikan ibu ku yang sudah meninggal."

Lucius diam, ia masih memandangi pria itu dengan intens dan tidak melewatkan satupun gerak-gerik nya.

William meminum air nya lalu menatap Lucy yang masih menunduk dan tersenyum kecil, "Aku masih tidak menyangka gadis kecil kita sudah menikah."

William kembali menatap Reyhan yang masih berkutat dengan makanan nya, "Apa kau ingat saat dia tidak mau jauh-jauh dari kita?"

Reyhan langsung tersedak mendengar nya hingga wajah nya memerah karena menahan tawa begitu ia mengingat nya, "Yah, yah! Dia menangis karena kita tinggal dan berakhir di marahi oleh paman John karena berpikir kita menjahili nya."

"Lalu saat di hutan dekat rumah mu—"

"Apa yang kalian lakukan di hutan?" potong Lucius dengan tatapan dingin nya.

William diam sejenak, "Hanya bermain, sir, kebetulan ada danau indah di sana."

"Kalian bermain ke hutan saat masih kecil?"

✨Y O U✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang