#43

1.7K 210 40
                                    

Semenjak Lucius menjadi BigBoss menggantikan Ayah Lucy, ia menjadi jarang di rumah dan menghabiskan waktu nya di kantor dan berkutat dengan komputer.

Itu membuat Lucy kesal, apa beda nya menjadi anak dari seorang Big boss dengan istri dari seorang Big boss? Sama-sama tidak punya waktu yang cukup, cengkrama yang baik dan hal-hal lain yang seharusnya di lakukan bersama.

Lagipula, mereka adalah seorang penyihir, mereka bisa berkelana ke seluruh dunia tapi kenapa pria itu malah memilih untuk tinggal di dunia muggle bahkan bekerja layak nya seorang muggle?

Sama seperti saat ini, Lucius sedang duduk di kursi kekuasaan nya dengan memperhatikan layar komputer di depan nya. Ia terlalu fokus hingga tak menyadari seorang wanita berpakaian ketat masuk ke dalam kantor nya sambil membawakan sekotak makanan.

"Big boss." panggil nya.

Lucius menoleh sebentar, "Katakan."

"Penjualanan sedikit menurun dalam dua hari namun hari berikut nya kembali stabil, mungkin masyarakat mulai menerima diri mu menjadi pemimpin perusahaan ini." ujar nya sambil tersenyum manis.

Lucius menaikkan satu alis nya, "Aku tak perduli kata mereka, yang penting kualitas pekerja ku baik."

"Kau benar." wanita itu mengulum bibir nya lalu terdiam sejenak sebelum akhirnya meletakkan kotak bekal itu di atas meja nya. "Aku membuatkan mu khusus, sir. Ku harap kau menyukai nya."

Gerakan jari Lucius terhadap komputer terhenti lalu mata nya beralih pada kotak yang ada di dekat nya, ia diam sejenak lalu tersenyum ke arah wanita yang ada di depan nya. "Baiklah, terimakasih. Aku akan meminta istri ku mencoba nya."

Wanita itu terdiam, wajah nya terkejut walau dengan cepat ia menutupi nya dan di gantikan wajah kesal nya. "Kau juga akan mencicipi nya kan?"

"Ya, jika istri ku berkata ini enak," Lucius tersenyum lalu mengecilkan suara nya, "Dia sedikit sensitif masalah makanan."

Wanita itu menahan nafas nya lalu meninggikan kepala nya, "Aku ada di meja ku jika kau butuh, Big Boss."

Lucius tersenyum kecil dan hanya menatap ke layar komputer saat ia berusaha menunjukkan lekuk tubuh nya di hadapan Lucius hingga akhirnya ia berada di pintu dan menutup nya dari luar. Lucius diam sejenak memandangi kotak yang ada di meja nya lalu meraih nya dan dengan cepat membuang nya ke tong sampah. "Trash."

Lucius kembali ke kursi nya dan berkutat dengan pekerjaan nya. Ia bahkan tak bergeser secenti pun dan hanya fokus pada layar yang ada di depan nya dan tak menyadari, kini yang datang adalah gadis manis dengan setelan hitam membawa kotak makanan dan meletakkan nya ke atas meja.

Lucius masih tidak sadar walau Lucy meletakkan kotak tersebut sedikit kasar.

Lucy mendengus kesal, "Ekhem."

Tetap saja, tidak ada respon membuat kekesalan Lucy semakin meningkat lalu ia menarik nafas panjang.

"Sir apa aku bisa—"

"Aku tidak mau makanan nya, terimakasih."

Degh.

Lucy menganga tak percaya setelah mendengar balasan pria yang duduk di depan nya dengan komputer yang seperti nya menjadi istri baru nya. Bisa-bisa nya ia menjawab bahkan tanpa menatap mata nya.

Lucius menarik nafas saat merasakan atensi di depan nya tak kunjung pergi, ia lantas menoleh sebentar lalu kembali menatap layar—tunggu. Lucius menelan ludah nya kasar, manik biru itu, bagaimana mungkin Lucius lupa manik biru yang indah itu sedang menatap nya dingin. Lucius meringis, perlahan ia kembali menatap gadis di depan nya.

Lucy menaikkan satu alis nya dengan tatapan mata nya yang dingin.

"I-i-i'm sorry, Lucy. Aku tidak tahu kau yang sedang berdiri di hadapan ku. Aku—"

"Kau tidak mau makanan nya, hm?"

"Ti-tidak! Aku mau!" Lucius langsung meraih kotak tersebut dan memeluk nya erat, "Aku ingin semua makanan yang di buat oleh mu."

Lucy hanya diam dengan wajah dingin nya menatap Lucius dengan intens dalam waktu yang sangat lama. Lucius sendiri mengulum bibir nya, berharap tak mendapatkan sesuatu yang berbahaya.

Tidak dapat jatah, contoh nya.

Lucy akhirnya menarik nafas lalu berbalik dan berjalan ke arah dinding kaca lebar yang menampilkan kota London. Lucius meletakkan kotak tersebut ke dalam laci meja nya lalu berdiri dan berjalan mendekat ke arah istri nya.

"Apa yang membuat mu kemari?"

"Apa aku tidak boleh mengunjungi mu?"

Lucius mengulum bibir nya lagi, entah apa yang membuat istri nya itu menjadi sensitif. Lucius tersenyum kecil, lantas ia berdiri di belakang tubuh mungil Lucy lalu memeluk pinggang nya dari belakang. Lucius mencium pipi nya lembut, "Ada apa, hm?"

Lucy diam sejenak lalu tangan nya menyentuh tangan pria ini, "Apa kau nyaman dengan pekerjaan mu?"

"Yeah, i do. Why, babe?"

Lucy tersenyum kecil serasa menunduk, "Tidak ada ..., hanya bertanya."

"C'mon, aku tahu kau sedang ingin membicarakan sesuatu."

Lucy tersenyum lagi, "Kau ingin membahas nya?"

"Aku akan membahas apapun yang kau mau." balas Lucius sambil tersenyum.

Lucy meraih tangan suami nya lalu melepas nya perlahan, ia lantas berbalik dan sedikit mendongak menatap manik biru itu. "Apa kau pernah melihat ujung dunia, sir?" Lucy meraih wajah tampan pria itu dan menghelus nya pelan.

"Tidak ...," Lucius memejamkan mata nya menikmati sentuhan istri nya, "Kenapa, sayang?"

"Tidakkah kau berpikir itu akan menyenangkan jika kita bisa menemukan nya?"

Lucius diam, ia memandangi wajah istri nya dengan intens, "Apa maksud mu?"

Lucy menarik tangan nya dari wajah pria ini lalu menaikkan kedua bahu nya acuh, "Aku hanya berpikir akan menyenangkan jika keluar dari kesibukan ini."

"Lucy, kau tahu, Ayah mu sangat mempercayai perusahaan nya pada ku." Lucius meraih tangan gadis itu dan menggengam nya hangat.

"Aku tahu," Lucy tersenyum, tapi dapat di lihat di balik senyuman itu terdapat kesedihan. "Aku hanya mengatakan keinginan ku saja."

Lucius kembali memperhatikan wajah istri nya lalu mendekat dan mencium bibir nya pelan dalam beberapa detik, "Kau yakin, itu sekedar keinginan mu saja?"

Lucy tersenyum kecil sebagai jawaban nya, Lucy menunduk sebentar, "Aku harus pulang."

Lucius menahan tangan nya, "Tinggal lah sebentar lagi."

Lucy diam sejenak lalu kembali tersenyum, "Aku tidak mau menganggu mu."

"Kau tidak pernah menganggu ku." Lucius mencium telapak tangan istri nya hangat.

"Tidak, pekerjaan mu lebih penting." Lucy menarik tangan nya lalu tersenyum datar, "See you." Lucy berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.

"See you." balas Lucius saat istrinya sudah pergi. Ia lantas menoleh ke arah dinding kaca tersebut dan mengacak rambut nya fruatasi.
























T B C

ga komen, ngambek aku.

✨Y O U✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang