#46

1.5K 162 13
                                    

Lucius mengerjapkan mata nya beberapa kali sebelum akhirnya membuka kelopak mata nya, dan yang pertama kali ia lihat adalah sisi samping dari gadis yang menjadi cinta terakhir dalam hidup nya. Lucius diam, ia memperhatikan tiap inchi wajah gadis itu lalu tersenyum. Perlahan, tangan nya terangkat ke arah wajah Lucy, ia menelusuri pahatan indah itu pelan-pelan dan tanpa sadar, itu membangunkan sang empu nya.

Lucius sedikit menarik jemari nya saat Lucy membuka kelopak mata nya. Lucius kembali tersenyum, "Good morning, My baby—"

Senyum Lucius hilang saat Lucy membalikkan tubuh nya membelakangi diri nya. Lucius terdiam, itu menampar hati nya, tangan nya hendak meraih punggung itu namun ia urungkan. Lucius menatap langit-langit kamar sambil menghela nafas berat sebelum akhirnya bangkit dari tidur nya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Sekitar tiga puluh menit, pria itu keluar sambil mengancingkan kemeja putih nya. "Kami ada pertemuan, tidak lama, hanya satu atau dua jam. Jika kau ingin berjalan-jalan, aku bisa menemani mu."

Lucy diam dalam waktu yang lama, ia menatap jendela yang ada di depan nya menampilkan suasana Paris di pagi hari. Lucius ikutan diam, ia menunggu gadis itu menjawab kalimat nya.

Tiba-tiba Lucy berdecih pelan, "Permasalahan kita sudah selesai, eh?"

Lucius menarik nafas panjang, "Jika ada yang ingin kau bicarakan, aku akan tetap di sini."

Lucy bangkit dari tidur nya, ia memakai kemeja Lucius yang kebesaran. "Tidak." Lucy berjalan melewati nya, "Bagi mu masalah akan selesai jika melakukan hal yang menyenangkan, bukan?"

Lucius mengerutkan kening nya lalu mencekal tangan gadis itu dan menarik nya hingga tubuh mereka bertabrakan kemudian tangan Lucius turun memeluk pinggang Lucy erat. "Hei!" tatapan nya sangat dingin dan intens, "Apa maksud mu, hm?"

"Maksud mu, aku menikahi mu hanya untuk menikmati tubuh mu, begitu?"

Lucy membalas tatapan nya tanpa rasa takut, "Itu tujuan beberapa pria."

"Well, aku tak termasuk dalam beberapa pria itu." Lucius menegakkan tubuh nya, "Jika kau pikir tujuan ku menikah hanya untuk merasakan diri ku di dalam diri mu. Kau bisa lihat tatapan para wanita yang berharap aku akan mendekati mereka dan mengajak nya berbicara, lalu membawa nya ke kasur. Para pria yang ada di sini menawarkan putri nya kepada ku semata-mata agar aku bisa meniduri mereka. Dan—!" Lucius menarik Lucy lebih dekat lagi, "Pelayan hotel hingga tamu paling penting di sini pun, menatap ku seolah-olah memohon agar aku bisa bercumbu dengan nya."

Lucy menelan ludah nya kasar mendengar penuturan suami nya. Mata nya berair, entah kenapa itu membuat nya sedih. Lucius menghiraukan perasaan nya kali ini, agar ia bisa tegas pada istri nya. "Tapi aku tidak melakukan nya, Lucy." suara nya merendah, sangat rendah. "Karena aku tidak mencintai mereka."

Tatapan tajam Lucius menjadi lembut seperkian detik. "Aku menikahi mu karena aku menginginkan cinta mu." Lucius diam sejenak, "Aku ingin bahu mu menjadi tempat ku bersandar, aku ingin telinga mu menjadi tempat terbaik untuk mengeluarkan keluh kesah ku, aku ingin tangan mu menjadi obat paling ampuh untuk penyakit apapun yang aku derita, aku ingin mata mu menjadi penenang ku."

"Dan alasan paling penting aku menikahi mu adalah," tangan kiri Lucius terangkat menghapus air mata yang sudah mengalir dari pelupuk mata nya. "Karena aku mencintai mu."

Lucius menyingkirkan rambut kecil Lucy lalu mencium kening nya lama, "Kau mengerti, sayang?"

Lucy menatap manik biru itu lekat-lekat sebelum akhirnya menunduk dan kembali menangis. Lucius menarik nafas kemudian memeluk nya hangat, kepala nya dia tumpukan di atas rambut istri nya. "Sssttt ssttt."

✨Y O U✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang