Keheningan yang panjang terjadi di dalam mobil Mashiho saat Mashiho mengantar Sarah pulang malam itu. Mashiho hanya diam sambil fokus menyetir, sementara Sarah yang duduk di sampingnya tidak tau harus berbuat apa untuk memecah keheningan.
Malam itu jalanan cukup sepi, hanya terlihat beberapa kendaraan yang berjalan bersama mereka. Keheningan semakin terasa ketika mereka berbelok ke jalan kecil, dimana tidak ada kendaraan lain selain kendaraan mereka yang melintasi jalan itu.
Sesekali Sarah melirik ke arah Mashiho, memperhatikan wajahnya yang sedang serius menyetir. Dia mungkin bisa bernafas lega karena sebelumnya Jaehyuk tidak jadi mengatakan sesuatu soal insiden dompet tadi sore, tetapi perasaannya saat ini sangat tidak karuan ketika berada di sisi Mashiho. Dia sangat menyesal, telah memiliki niat buruk terhadap Mashiho yang sangat baik hati dan tulus. Dalam hati, dia memaki dirinya sendiri sambil terus merasa bersalah.
"Ini beneran lewat sini?" tanya Mashiho tiba-tiba, memecah keheningan disana.
"Iya, biar lebih cepet" jawab Sarah.
"Berarti lo tiap malem juga lewat sini?" tanya Mashiho lagi.
"Iya"
"Gak ada jalan lain emang?" Mashiho bertanya lagi. Kali ini dia menolehkan kepalanya sekilas menatap Sarah.
"Ada, tapi kalo lewat jalan itu bakal lebih lama, soalnya muter"
"Tapi rame ga jalannya?"
"Lumayan sih, soalnya jalan raya" Sarah menjawab sambil melirik sekilas Mashiho.
"Yaudah, mulai sekarang lo gak boleh lewat jalan ini lagi kalo pulang malem sendiri. Lo boleh lewat sini kalo gue yang anter" kata Mashiho datar. Matanya tetap menatap lurus kedepan, kearah jalanan yang kosong. Sarah yang mendengar perkataan Mashiho kaget, dan langsung menoleh menatap Mashiho.
"Maksudnya? Suka-suka gue dong mau lewat mana. Lagian lewat jalan raya tuh lama. Dan lagian, lo juga belum tentu bakal anterin gue lagi" timpal Sarah, sedikit tidak terima. Pasalnya, bila lewat jalan raya, dia hanya akan membuang-buang waktu dan ongkos. Karena jalannya lebih lama, biasanya tarif ojek online nya juga lebih mahal.
"Lo gak liat apa? Ini jalan sepi banget Sar. Gue takut lo kenapa-kenapa kalo lewat sini sendiri. Memang, gue juga gak tau, gue bisa anterin lo pulang setiap hari atau ngga. Tapi gue janji, kalo gue ada waktu, gue bakal selalu anter lo pulang" kata Mashiho sambil menoleh menatap Sarah.
Selama sepersekian detik, tatapan mereka bertemu. Tatapan tajam Mashiho dan keseriusan dalam perkataannya membuat jantung Sarah menjadi tiba-tiba berdebar tak karuan. Dengan cepat dia menoleh ke arah jalanan di sebelahnya. Lalu mereka kembali terdiam.
"Lo bego banget Sarah! Bisa-bisanya lo tega punya niat jahat sama orang sebaik ini" batin Sarah.
"Maksud gue baik Sar. Gue gak ada maksud buat ngatur-ngatur lo. Gue cuman kawatir aja. Lo itu perempuan, kalo ada apa-apa di jalan yang sepi kayak gini gimana? Belum tentu juga ojek yang lo naikin itu pengemudinya baik kan? Gimana kalo dia tiba-tiba kesambet setan jahat terus akhirnya dia nyakitin atau ngapa-ngapain lo? Emang lo mau?" lanjut Mashiho lembut. Sarah hanya bisa terdiam mendengar perkataan Mashiho. Sudah lama sejak ada orang yang mengkhawatirkannya seperti ini.
"Sar? Lo marah?" tanya Mashiho ketika dia tak kunjung mendapat jawaban dari Sarah.
"Eh? Nggak kok. Gue ngerti maksud lo. Makasih ya udah khawatir sama gue. Maaf kalo tadi gue ngomongnya gak enak" jawab Sarah pelan.
"Gapapa santai aja. Jadi gimana? Deal ya? Lo ga lewat sini kalo pulang malem sendiri kecuali sama gue?"
"Oke deal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me (2) || TREASURE (END)
FanfictionSeason 2 dari cerita sebelumnya yang berjudul sama 'Come To Me || Treasure' "Yehh. Lo ga merhatiin emang? Kulit putih macem tembok, hidung mancung kek perosotan, belum lagi matanya bagus banget, bulet gitu" -Junkyu "Rambutnya juga item tebel gitu. K...