19

792 156 60
                                    

"Kalian pulang duluan, Papih mau urus sesuatu dulu" ucap Yanto saat dia dan kedua anaknya sudah tiba di lobby hotel.

"Mau ngurusin apaan Pih? Butuh bantuan Riri ga?" tanya Seungri. Kini mereka bertiga tengah berdiri di tengah lobby.

"Gak usah, bukan hal yang susah kok. Kamu pulang duluan aja sama Junghwan. Oh iya, hari ini kosongin jadwal kamu, sekalian jadwal Papih juga. Kita makan malem bareng nanti malem di rumah. Wawan juga, malem ini tidur dirumah ya jangan pulang ke asrama" jawab Yanto sambil mengusap pelan rambut Junghwan. Menyadari bahwa dia harus sedikit mendongak saat ingin menatap Junghwan, membuatnya tersenyum hangat.

"Anak Papih udah gede aja sekarang" ucapnya pelan. Seungri dan Junghwan pun ikut tersenyum.

Setelah berpamitan dengan sang Ayah, Seungri dan Junghwan masuk kedalam mobil lalu pergi meninggalkan hotel. Seungri sendiri yang menyetir mobil itu, dia sengaja tidak membawa serta sang supir karena dia ingin berbicara berdua dengan adiknya.

"Bang, kasian dong pak supirnya kalo ditinggal. Nanti dia pulang naik apa?" kata Junghwan sambil terus menoleh kebelakang, memperhatikan sang supir kesayangan yang sedang melambai-lambaikan tangannya ke arah mereka.

"Tenang, udah gue ongkosin kok" jawab Seungri santai.

"Dikasih berapa? Cukup gak buat naik angkot?" tanya Junghwan lagi. Masih khawatir dengan nasib sang supir.

"5 juta. Cukup kok buat DP in motor juga. Gak usah repot naik angkot" 

"Ih Abang mah! Nanggung banget ngasihnya. Harusnya kasih sekalian buat lunasin motornya! Kok ngasih buat DP doang?" protes Junghwan sambil merengut. Hanya dengan Seungri dia bisa membicarakan hal-hal seperti ini. Di asrama, Junghwan bahkan hampir tidak pernah mengeluarkan uang sepeser pun, karena para pemain lain sangat memanjakan dirinya.

"Ya lo kasih dong sisanya. Duit banyak tapi selalu berlagak misqueen. Kebiasaan" 

"Hehe iya juga. Yaudah nanti motornya biar Wawan yang lunasin" jawab Junghwan sambil nyengir. Lalu mereka kembali diam, fokus dengan pikiran masing-masing.

"Wan...," tiba-tiba Seungri angkat bicara.

"Hmm?"

"Maafin gue sama Papih ya. Gara-gara kita, lo jadi kena batunya" kata Seungri pelan. Junghwan hanya bisa tersenyum tipis mendengar perkataan Seungri.

"Gapapa Bang, Wawan tau kok kalian sibuk banget. Jadi gapapa kalo Wawan yang dateng wakilin kalian" 

"Tapi Wan, gue berani sumpah. Gue sama Papih gatau sama sekali soal acara itu. Ya maksud gue, gue tau acara itu emang selalu diadain, tapi gue dan Papih udah bilang secara tegas kalau kita gak bisa hadir di acara itu. Kita kira, dengan kita bilang gitu masalah bakal selesai. Kita gapernah ngira kalo mereka sampe nyuruh lo buat dateng kesana wakilin kita berdua" ucap Seungri. Junghwan hanya diam, mencerna semua perkataan Seungri.

"Jadi maksud Bang Riri, Wawan emang sengaja diajak kesana gitu? Biar mereka bisa ngata-ngatain Wawan?" tanya Junghwan sambil menolehkan kepalanya, menatap Seungri tak percaya. Seungri hanya mengangguk pelan.

"Maaf ya Wan. Maaf banget. Kita gak tau kalo mereka bisa sampe setega itu sama lo" jawab Seungri tulus dan sedih. Dia sendiri tidak menyangka kalau adik kecilnya akan diperlakukan sebegitu kasarnya oleh keluarganya sendiri.

"Terus, kalo kalian emang gak tau, kenapa kalian bisa sampe nyusulin Wawan kesana?" 

"Karena temen-temen lo laporan ke Bang Jiyong"


Flashback on

"Maaf tapi keputusan saya sudah final. 20% atau tidak sama sekali" kata Yanto dengan suara dingin dan rendah. 

Come To Me (2) || TREASURE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang