55

731 175 18
                                    

Somi kembali dibuat terperangah ketika dia dibawa masuk ke sebuah ruang bawah tanah oleh Asahi. Mereka masuk melalui sebuah pintu misterius di bagian belakang rumah.

Didalamnya terdapat banyak sekali lukisan-lukisan dan alat-alat untuk melukis. Asahi langsung menaruh barangnya di sebuah sofa, lalu mendudukkan dirinya disana. Sementara Somi masih berkeliling, melihat berbagai macam lukisan sambil terperangah kagum.

"Nganga mulu perasaan daritadi" ucap Asahi sambil memandangi Somi.

"Sa, ini semua buatan kamu?" tanya Somi terkejut sekaligus kagum sambil menatap Asahi.

"Iya. Ini kerjaan aku. Dari sini aku bisa dapet uang buat kebutuhan sehari-hari dan bayar biaya panti jompo Kakek" jawab Asahi.

Mendengar jawaban Asahi membuat Somi langsung berlari dan duduk di sebelah Asahi. Somi lalu meraih tangan Asahi dan menatapnya takjub.

"Jadi selama ini kamu pelukis? Yaampun kamu keren banget Sa. Aku gak nyangka, tangan sehalus ini bisa bikin karya sebanyak dan sebagus itu" ucap Somi sambil terus membolak balik tangan Asahi.

Asahi tersenyum sambil terus memperhatikan Somi. Perlahan, dia membawa tangannya yang sedari tadi di bolak balik oleh Somi menjadi berbalik menggenggam tangan Somi.

Somi yang terkejut langsung menoleh sambil tersenyum salah tingkah pada Asahi.

"Ih Sa! Malu nanti ada yang liat" ucap Somi.

"Kamu duluan yang pegang-pegang" timpal Asahi cuek.

"Tapi kamu beneran pelukis nih? Semua ini beneran bikinan kamu?"

"Iya. Ini semua aku yang bikin"

"Terus nanti di jual gitu? Dijualnya kemana sih biasanya kalo lukisan kaya gini?"

"Biasanya sih aku masukin ke pameran. Ada juga beberapa lukisan yang dijual sama Bang Tabi. Kadang kenalan Bang Tabi juga pesen lukisan khusus gitu" jawab Asahi. Kini dia mulai bangkit berdiri dan merapikan alat lukisnya, bersiap untuk bekerja.

"Ih udah mau mulai ngelukisnya?" tanya Somi sambil memperhatikan Asahi.

"Iya. Tadi tiba-tiba dapet inspirasi" jawab Asahi datar. 

"Wah udah berubah jadi mode serius nih kayaknya" ucap Somi sambil tersenyum memperhatikan Asahi. Tiba-tiba, Asahi berbalik dan menatap Somi.

"Kamu gapapa kan aku tinggal ngelukis? Aku kalo ngelukis biasanya suka gak respon dan lupa waktu. Kalo misal aku ngelukis kelamaan dan kamu mau pulang, kamu bawa aja mobil aku" ucap Asahi sambil berjalan menghampiri Somi.

"Iya gapapa. Kamu ngelukis aja yang tenang. Nanti kalo bosen aku paling keluar jalan-jalan sendiri" timpal Somi sambil tersenyum manis.

"Yaudah. Aku ngelukis dulu ya. Jangan terlalu berisik oke?" 

"Siap komandan" jawab Somi sambil memberi hormat pada Asahi. Asahi hanya tersenyum lalu mengusap rambut Somi sekilas sebelum akhirnya memulai pekerjaannya.


~~~~~~~~~~


Sarah dan Bunda menghabiskan waktu sore mereka dengan membuat kue untuk dibawa ke asrama besok. Sarah sangat menikmati kegiatan itu. Bunda benar-benar bisa membuatnya tenang dan nyaman. Dia bisa melupakan sejenak hal-hal yang membebani pikiran nya selama ini.

Setelah selesai membuat kue, mereka menyempatkan diri untuk makan malam sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya.

"Abis ini kita maskeran ya?" ucap Bunda bersemangat.

Come To Me (2) || TREASURE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang