43

782 171 45
                                    

Semenjak hari itu, Jaehyuk dan Sarah jadi semakin dekat. Mereka mulai saling bicara dengan nyaman, bercanda dan sesekali pergi bermain bersama. Jaehyuk juga jadi lebih sering mengantar Sarah berangkat ke tempat part time nya yang baru.

"Thanks ya" ucap Sarah sambil memberikan helmnya pada Jaehyuk. Hari ini, lagi-lagi Jaehyuk mengantar Sarah pergi ke tempat kerjanya.

"Sama-sama. Sorry banget ya, hari ini gue gak bisa jemput lo" timpal Jaehyuk sambil memasang raut wajah sedih.

"Gapapa kok Jae, santai aja. Lo gak usah mikirin gue. Mending lo fokus aja sama pemotretan lo buat seminggu ini. Kan lumayan, kalo hasilnya bagus, lo bakal di kontrak buat jadi brand ambasador produk itu" ucap Sarah sambil tersenyum.

"Tapi gue tetep khawatir kalo lo balik sendiri..."

"Tenang aja, gue bisa jaga diri kok. Biasanya juga kan gue balik sendiri" ucap Sarah meyakinkan.

"Yaudah, tapi ntar kalo udah nyampe rumah kabarin gue ya" pinta Jaehyuk.

"Pasti" 

Setelah itu, Jaehyuk pamit dan pergi menuju lokasi pemotretan. Sementara Sarah langsung masuk ke dalam cafe dan memulai pekerjaannya.

Seperti biasa, setelah selesai membereskan gudang dan dapur, Sarah bergantian dengan temannya untuk berjaga di depan. Pekerjaannya terasa santai dan menyenangkan sampai tiba-tiba seorang pelanggan wanita datang ke hadapannya.

"Selamat datang. Bisa di bantu pesanannya?" ucap Sarah sopan.

Bukannya menjawab, si pelanggan malah memperhatikan Sarah dengan tatapan tajam yang mengintimidasi.

"Kok kayaknya gue pernah liat lo ya?" ucap si pelanggan. Sarah menatap pelanggan itu dengan wajah bingung.

"Oh iya? Aduh maaf Kak, saya kayaknya lupa"

"Tunggu dulu. Lo cewek yang dibawa Jaehyuk waktu itu kan? Ke acara tunangannya Daniel?" tanya si pelanggan dengan nada yang cukup tinggi, membuat atensi semua orang yang ada disana beralih pada mereka.

"E-eh?"

"Iya iya. Gue inget jelas muka sengak lo. Oh jadi ini cewek yang dibangga-banggain Jaehyuk? Hah, ternyata cuman pelayan" ucap pelanggan itu lagi dengan nada meremehkan.

"Maaf Kak..."

"Gak nyangka gue. Gaya aja bak tuan putri, taunya cuman jadi pesuruh doang" lanjut pelanggan itu, memotong ucapan Sarah. Sarah yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menghela nafas, berusaha untuk sabar.

"Maaf Kak, saya bisa ambil pesanannya sekarang? Dibelakang sudah ada antrian" ucap Sarah. Sebisa mungkin dia menjaga agar nada suaranya tetap terdengar biasa saja. Meskipun rasa kesal sudah berkobar-kobar dalam dadanya.

"Yaudah deh, gue pesen americano ya. Yang PANAS" 

Sarah hanya mengangguk, berusaha menenangkan dirinya dari rasa marah yang sedang dia rasakan saat ini. Dia lalu segera mencatat pesanannya.

"Totalnya 50 ribu Kak"

Pelanggan tadi lalu mengeluarkan selembar uang 100 ribuan lalu melemparnya ke muka Sarah.

"Kembaliannya ambil aja. Kasian buat makan lo besok. Oh iya, pesanan gue harus lo yang anter" ucap pelanggan itu sambil menunjuk muka Sarah sebelum akhirnya pergi ke tempat duduknya.

Sarah sudah mengepalkan tangannya di bawah meja. Kalau saja dia sedang tidak bekerja, sudah pasti dia akan menampar pelanggan tadi dengan sekuat tenaga.

Setelah selesai menerima beberapa pesanan lainnya, Sarah mulai membuat pesanan-pesanan itu dengan rekannya.

"Sar, lo yakin gapapa?" tanya Jukyung rekannya, ketika ia melihat Sarah sedang membuat segelas americano panas.

Come To Me (2) || TREASURE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang