17

841 177 57
                                    

Hari minggu memang bisa dibilang sebagai hari yang dikhususkan untuk mengurus masalah pribadi masing-masing pemain HKFC. Seperti halnya Asahi yang terbirit-birit pergi ke rumah Jaehyuk tadi pagi, siang ini Junghwan juga sudah berdandan rapi dan menunggu jemputannya datang.

Junghwan sedang duduk sendirian di sofa ruang tengah sambil memainkan remote tv dengan gelisah. Matanya memang melihat ke arah layar tv, tetapi pikirannya berlayar entah kemana.

"Kalo mau ngelamun ya ngelamun aja. Biar tv gue yang menguasai" tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya lalu merebut remot tv dari tangan Junghwan.

"Eh Bang Jihoon" kata Junghwan setelah menyadari siapa yang datang.

"Kok muka lo kusut banget? Kan mau ketemu family" kata Jihoon santai sambil menyandarkan punggungnya di sofa.

Junghwan tidak menjawab. Dia hanya menunduk sambil meremas tangannya sendiri gelisah.

Melihat itu, Jihoon buru-buru menarik pundak Junghwan agar ikut bersandar seperti dirinya.

"Jangan terlalu tegang, santai aja" kata Jihoon. Matanya masih fokus memandang tv didepannya.

"Hehe iya Bang" jawab Junghwan dengan tawa yang dipaksakan.

"Mau gue temenin?" tawar Jihoon. Kini dia menoleh menatap Junghwan.

"Apaan sih Bang. Gausah lah. Lebay banget sampe harus ditemenin segala hahaha" jawab Junghwan. Kini dia sudah terlihat sedikit rileks. Tawanya juga tidak dipaksakan seperti tadi.

Melihat itu, Jihoon tiba-tiba menegakkan posisi duduknya, menjadi tidak bersandar. Dia menarik serta Junghwan agar memiliki posisi yang sama dengannya. Lalu dia menghadapkan tubuh Junghwan hingga menghadap kearahnya. Tangannya mulai merapihkan rambut dan kemeja yang Junghwan kenakan.

"Pokoknya, lo tenang aja. Kalo mereka ngapa-ngapain lo, lo langsung telpon gue. Biar gue hajar satu-satu. Berani-berani nya nyakitin adek kesayangan gue" ucap Jihoon.

Mendengar ucapan Jihoon membuat Junghwan lebih tenang dan terharu. Matanya sudah berkaca-kaca. Jika saja Junkyu, Haruto dan Jeongwoo tidak datang tiba-tiba, mungkin dia sudah menangis saat ini.

"Wii anak nya pak bos udah rapi aja" kata Jeongwoo sambil ikut duduk di sofa, diikuti oleh Haruto dan Junkyu.

"Hari ini ada pertemuan keluarga lagi Wan?" -Junkyu

"Iya Bang. Wawan kira gak jadi, tapi tadi pagi Wawan tiba-tiba ditelpon" -Junghwan

"Kali ini acaranya di rumah siapa?" -Junkyu

"Katanya sih di hotel, tapi Wawan juga gatau. Pasrah aja sama yang nganter nanti" -Junghwan

"Cih. Sumpah ya. Acara keluarga lo tuh gak penting banget tau ga Wan? Cuman ajang nyombongin harta doang. Riya itu namanya Riya" -Jeongwoo

"Ria bukannya anak Pak RT?" -Haruto

"Ck ck ck. Gini nih, kalo titisan jin tomang" -Jeongwoo

"Eh Wan, terus lo nanti jadi perwakilan lagi? Sendirian lagi kayak biasa?" -Junkyu

"Kayaknya iya Bang" -Junghwan

"Hoon, kita ikutin aja gimana? Gue khawatir" tiba-tiba Junkyu berbisik ke arah Jihoon. Tetapi bisikannya sangat percuma karena semua bisa mendengar perkataannya.

"Gausah bisik-bisik Bang Junkyu. Lo gaada bakat bisik-bisik" -Haruto

"Secara lambe nya HKFC, mana ada bakat bisik-bisik. Serang langsung dari depan adalah moto kami" -Jeongwoo

"Nyaut aja upin-ipin" -Junkyu

"Udah gue tawarin Jun, kata Junghwan gak usah" -Jihoon

"Iya Bang, gausah. Wawan bisa jaga diri kok" -Junghwan

Come To Me (2) || TREASURE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang