'Oneuldo'
'Orenjiro muldeuroganeun'
'Noreul yojonhi nan'
Hanya lagu yang sedang di putar di radio yang terdengar di dalam mobil Asahi saat ini. Keduanya masih diam membeku, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Bangst bangst bangst! Gue keceplosan anzeeeeengggggg" batin Asahi. Sekuat tenaga dia berusaha untuk terus menatap fokus ke jalanan di depannya, dengan ekspresi wajah yang datar.
Sementara Somi di sebelahnya masih diam membeku.
"Hah? Ngomong apa dia barusan? Apa halu kali ya gue? Kok mukanya datar-datar aja sih?" batin Somi, masih tidak mempercayai indera pendengarannya.
"Hmm... Sa? Maksud lo apaan? Lo su..."
"Nah, udah nyampe" tiba-tiba Asahi memotong perkataan Somi dan bergegas turun dari mobil. Somi yang kebingungan hanya terdiam lalu ikut turun dari mobil.
"Som, bantu bawain dong sebagian" ujar Asahi cepat sambil menyodorkan beberapa paper bag pada Somi, sebelum Somi kembali mengungkit ucapannya di mobil sebelumnya.
"Eh? I-iya" jawab Somi. Entah kenapa dia jadi tiba-tiba merasa gugup.
Sambil menunggu Asahi yang tengah mengambil barang-barang lain di mobil, Somi mengedarkan pandangannya ke tempat asing itu. Tempat itu terlihat seperti gedung yang sudah sangat tua. Letaknya di dalam hutan di pinggiran kota. Meskipun terlihat tua dan sedikit menyeramkan, namun dalam sekali lihat Somi bisa menyimpulkan bahwa tempat itu dirawat dengan sangat baik.
"Yuk masuk" ujar Asahi membuyarkan lamunan Somi.
Mereka berdua melangkahkan kaki memasuki gedung tua tersebut. Begitu membuka pintu, suasana cerah koridor dengan nuansa putih langsung menyambut mereka.
"Wah dalem nya ternyata cerah juga ya, gak sesuram keliatannya kalo dari luar" ucap Somi, terperangah dengan suasana di dalam sana.
"Loh, Asahi hari ini dateng? Kirain gak akan kesini" sapa seorang wanita sambil menghampiri mereka berdua.
Satu hal yang membuat Somi sedikit heran. Semua wanita usia muda sampai dewasa yang sedari tadi lalu lalang disini mengenakan kemeja dengan warna yang sama. Meskipun celana yang mereka kenakan tidak sama, tetapi terlihat kesan kalau mereka semua mengenakan pakaian yang seragam.
Sisanya, hanya orang lanjut usia yang lalu lalang disana.
"Iya mbak, takutnya minggu depan Sahi gak sempet kesini" timpal Asahi sambil memberikan beberapa paper bag yang sedari tadi dia dan Somi bawa.
"Wah apa nih? Kebiasaan ya tiap kesini pasti bawain sesuatu. Kan mbak gak enak jadi ngerepotin"
"Gapapa mbak, Sahi gak ngerasa di repotin kok. Hari ini menunya ngikut nyonya besar, lagi pengen sushi katanya" ucap Asahi sambil melirik Somi yang berada di sebelahnya.
"Oalah, jadi ini toh si nyonya besar. Bener kata kamu, cantik" timpal wanita itu sambil beralih menatap Somi lalu tersenyum.
"E-eh? A-ah iya hehe. Makasih" Somi benar-benar bingung harus bereaksi seperti apa.
"Kakek udah tidur mbak?" tanya Asahi.
"Belum. Barusan di anter ke kamar, tadi sore mbak ajakin jalan-jalan ke depan" jawab wanita itu.
"Oh gitu. Yaudah Sahi kesana dulu ya"
Mereka berdua pamit sebentar, lalu berjalan menuju tempat yang mereka tuju.
Sambil jalan, Asahi mengambil 3 paper bag yang masih di pegang Somi, lalu beralih menggandeng tangannya.
"Eh Sa? Ngapain?" tanya Somi kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me (2) || TREASURE (END)
FanfictionSeason 2 dari cerita sebelumnya yang berjudul sama 'Come To Me || Treasure' "Yehh. Lo ga merhatiin emang? Kulit putih macem tembok, hidung mancung kek perosotan, belum lagi matanya bagus banget, bulet gitu" -Junkyu "Rambutnya juga item tebel gitu. K...