"Wih mau kemana Bang? Ganteng banget kek bangsawan" ucap Jeongwoo ketika melihat Mashiho yang baru keluar dari kamarnya dengan mengenakan pakaian rapi. Belum lagi rambutnya di tata sedemikian rupa sehingga terlihat lebih rapi dari biasanya.
"Mana wangi banget lagi kek perawan" timpal Doyoung.
"Mau ketemu someone" ucap Mashiho ringan, membuat Jeongwoo dan Doyoung membulatkan matanya.
"Lo udah punya pacar Bang?! Parah gak bilang-bilang" seru Jeongwoo heboh.
"Sungguh penghianat" timpal Doyoung sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Sementara Mashiho hanya tersenyum, lalu pergi berlalu sambil melambaikan tangannya. Melihat itu membuat Jeongwoo dan Doyoung misuh-misuh kesal.
Tak lama kemudian Haruto datang dan bergabung dengan mereka.
"Kenapa sih bro, pagi-pagi udah ngomel kek emak-emak" tanya Haruto dengan suara beratnya.
"Itu si Bang Cio, ditanya malah nyengir doang. Udah tau kepo. Kan bikin esmosi" jawab Jeongwoo berapi-api.
"Emosi Wo, emosi" Doyoung berusaha meluruskan.
"Lagian kalian ngapain juga kepo sama urusan Bang Cio? Gak ada kerjaan banget" timpal Haruto.
"Abis gak biasanya dia serapi itu" ucap Jeongwoo.
"Hooh. Penampilannya tuh kek bujang-bujang yang mau ketemu gadis" tambah Doyoung. Mendengar itu Haruto terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya bertanya.
"Ini tanggal berapa sih?" tanya Haruto sambil mengambil HP nya.
"18. Emang kenapa?" Jeongwoo bantu menjawab.
"Oooooh ya pantes" ucap Haruto singkat, lalu pergi dari sana. Melihat itu, Jeongwoo dan Doyoung hanya melongo.
"Gue mau bunuh Haruto. Lo mau ikut?" tanya Jeongwoo yang dijawab anggukan mantap oleh Doyoung.
"Ikut"
~~~~~~~~~~
Mashiho kini tengah duduk di atas sebuah ayunan sambil meremas tangannya gugup. Kepalanya tak henti menengok ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan seseorang. Hingga tiba-tiba dia melihat seorang anak perempuan dan seorang anak lelaki sedang asyik bermain di kotak pasir. Melihat itu membuat senyum Mashiho perlahan mengembang. Memori lamanya tiba-tiba datang menghampiri."Kenapa nangis?" tanya anak perempuan itu sambil membungkuk, berusaha mencari wajah anak lelaki itu yang terus ditutupi oleh tangannya sendiri.
"Temen kamu nakal ya sama kamu?" tanya dia lagi. Namun si anak lelaki hanya menggeleng.
"Ada yang pukul kamu?" dia masih tidak menyerah, namun si anak lelaki kembali menggeleng.
"Yaudah, tunggu disini ya. Nanti Kakak balik lagi" ucapnya, lalu pergi dari sana.
Tak lama kemudian, dia kembali sambil membawa dua buah eskrim di tangannya.
"Nih makan, biar gak sedih lagi" ucapnya sambil menyodorkan salah satu eskrim dintangannya, tetapi anak lelaki itu masih saja menunduk sambil menutup mukanya.
"Cepet ambil, keburu tangan Kakak membeku. Nanti kalo tangan Kakak membeku, Kakak gak akan punya tangan lagi"
Mendengar itu, si anak lelaki buru-buru mengangkan kepalanya dan megambil eskrim itu. Si anak perempuan tersenyum ketika akhirnya dapat melihat wajah manis anak lelaki itu. Setelah itu, dia pun ikut duduk di sebelah anak lelaki itu.
Keduanya lalu mulai memakan eskrim mereka dalam diam.
"Jadi kamu kenapa nangis?" tanya anak perempuan itu lagi, membuat anak lelaki itu kembali menunduk dan berhenti memakan eskrimnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me (2) || TREASURE (END)
Fiksi PenggemarSeason 2 dari cerita sebelumnya yang berjudul sama 'Come To Me || Treasure' "Yehh. Lo ga merhatiin emang? Kulit putih macem tembok, hidung mancung kek perosotan, belum lagi matanya bagus banget, bulet gitu" -Junkyu "Rambutnya juga item tebel gitu. K...