34

763 154 45
                                    

Suasana semakin hening setelah Asahi mengucapkan kalimat itu. Somi menoleh dan menatap Asahi. Mulutnya terbuka, hendak mengatakan sesuatu, namun tidak jadi. Somi benar-benar terkejut dengan penuturan Asahi.

"Mau denger cerita gue?" tanya Asahi pelan sambil beralih menatap Somi.

Somi hanya diam, segalanya masih terasa membingungkan dalam pikirannya.

"Tapi nanti setelah denger cerita gue, lo harus janji sesuatu sama gue" lanjut Asahi, membuat Somi mengerutkan keningnya.

"Janji? Janji apa?"

"Pertama, lo harus janji, gak kasih tau soal ini kesiapa-siapa. Mau itu Bunda, Evelyn, Kak Hana, ataupun anggota HKFC lainnya"

"Kenapa?"

"Soalnya gue mau bilang sendiri nanti" 

Somi mengangguk-anggukan kepalanya, memahami situasi Asahi. Mungkin Asahi belum siap apabila semua orang mengetahui masalahnya. Dan Somi menghargai keputusannya itu.

"Yang kedua dan terakhir, setelah denger cerita ini, lo..., hmm lo...," Asahi tanpa sadar menggigit bibirnya, tiba-tiba dia merasa sangat gugup di hadapan Somi.

"Gue kenapa?" tanya Somi.

"Lo..., lo gak boleh kasian sama gue" akhirnya dia bisa mengucapkannya. Kata-kata yang sangat ragu untuk dia ucapkan namun penting bagi dirinya.

"Hah? Maksud lo?"

"Lo boleh benci gue, tapi jangan kasihanin gue. Lo harus ambil keputusan berdasarkan diri lo sendiri, bukan karena kasian ke gue atau gimana. Kalau pun semisal nanti kita hmm..., nggak bisa barengan..., lo harus janji, lo gak akan mandang gue beda" jelas Asahi sambil memalingkan wajahnya.

Sementara disisinya, ada Somi dan wajah bengongnya.

Sumpah, Somi sama sekali tidak mengerti.

Somi memang sangat payah apabila diminta untuk mencerna hal-hal yang rumit. Dia adalah orang yang sangat ceria dan sederhana. Dia tidak pernah membesar-besarkan masalah atau memusingkan hal-hal yang rumit. Dia tidak suka memikirkan hal seperti itu. Sangat melelahkan.

"Som?" tegur Asahi, membuyarkan pikiran Somi yang sedang ngeblank.

"Eh? Hah? Apaan jadi gimana gue siapa?"

"Haha. Sorry sorry. Lo bingung ya?" Asahi terkekeh pelan melihat wajah Somi yang kebingungan.

"Sorry Sa, gue emang rada lemot, jadi lo kalo mau cerita yaudah cerita aja, jangan berbelit-belit. Lagian gue orangnya amanah kok, gue gak akan bocorin cerita lo kesiapa-siapa. Gini-gini juga gue gak suka gosipin temen sendiri" ucap Somi akhirnya. Asahi hanya mengangguk pelan lalu duduk disana, bersender di pinggiran tepi atap. Somi juga ikut duduk di sebelahnya.

"Ekhem. Jadi gini, Kakek yang tadi lo temuin itu namanya Kakek Anto. Dan dia bukan Kakek gue" ucap Asahi.

"Hmm, sebenernya gue udah rada curiga sih, soalnya kalian gak mirip sama sekali. Lo kan putih banget tuh cem pahatan di museum, sementara Kakek..., hmm..., lebih sedikit..., eksotis?" ucap Somi pelan, membuat Asahi tersenyum manis di sebelahnya.

"Nah, jadi dulu itu, pas gue baru masuk SMA, gue sempet berantem sama keluarga gue. Bisnis keluarga gue berjalan lancar di Jepang, dan mereka mutusin buat pindah kesana. Sementara gue gak mau pindah"

"Waktu itu gue baru aja gabung sama HKFC. Gue baru banget nemuin yang namanya temen dan sahabat. Karena emang gue anaknya gak begitu pinter sosialisasi, jadi agak susah dapet temen. Sementara di HKFC, mereka semua welcome banget ke gue. Mereka nerima apa adanya gue. Mereka juga ngehargain privasi gue dan gak banyak nanya kalo gue emang gak mau cerita. Pokoknya gue nyaman banget di HKFC, meskipun waktu itu gue belum lama gabung" lanjut Asahi. Somi hanya mengangguk setuju. Jangankan Asahi, Somi pun yang bisa dibilang orang baru, bisa dengan cepat merasa nyaman berada di dekat anak-anak HKFC.

Come To Me (2) || TREASURE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang