I Need You - BTS
Arrange/Mixing/Mastering/Edit. Leeplay
=========================================================
Shui mendapat panggilan yang tidak disangka dari Istana. Dengan perasaan enggan, dia memenuhi panggilan adiknya. Saat menghadap di ruang kerja, Rhei pun tidak berkomentar apa pun mengenai penampilannya yang lusuh—karena Shui tidak mengganti bajunya dengan seragam yang biasa dikenakannya untuk masuk istana.
"Aku mendengar kediaman Ammu diserang," ucap Rhei ringan, tanpa terdengar prihatin sama sekali.
"Benar, Shenka," Shui menjawab setengah hati. Dia tidak memiliki banyak energi untuk marah atau pun kesal atas sikap adiknya yang kelihatannya senang atas musibah yang menimpanya.
"Aku sudah mengirim orang ke sana dan kudengar, kerusakannya cukup parah," Rhei meletakkan pena yang dipegangnya di sisi buku besar yang sedang ia periksa. "Aku akan mengirimkan bantuan supaya Ammu bisa membangun kembali kediaman Ammu yang hancur."
Rhei berbicara seakan-akan Shui mengalami kesulitan uang dan sangat butuh dibantu untuk membangun kediamannya kembali. Memang benar, pembangunan rumah itu akan memakan biaya besar dan sekarang pun Shui sudah mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk tinggal di tempat tinggal sementara, tetapi dia masih cukup mampu menanggung semua biaya itu sendirian. Uang yang dihasilkannya dari jabatan serta peperangan yang pernah diikutinya lebih dari cukup untuk membangun kembali kediamannya maupun menanggung hidup seratus orang selama tiga tahun.
"Terima kasih atas kemurahan hati Shenka," Shui memilih menerima bantuan Rhei tanpa banyak alasan.
"Bagaimana dengan tempat tinggal Ammu sekarang? Kudengar, Ammu terpaksa berdiam di distrik lampu merah," ujar Rhei. "Bukankah itu bukan tempat yang bagus untuk merawat orang sakit?"
Pertanyaannya mengingatkan Shui, bahwa sampai saat ini Sheya masih belum sadar.
"Bagaimana kalau Ammu tinggal di sini? Ada banyak sekali kamar-kamar di istana yang kosong, apalagi Istana keputrian. Dengan begitu, mungkin Kakak ipar bisa dirawat dengan baik di sini," katanya.
Tawarannya benar-benar sangat manis, tapi Shui tidak akan terjebak, karena itu semua hanyalah basa-basi Rhei untuk mengekangnya. Tinggal di Istana sama saja menjerat setiap langkah dan perbuatannya. Rhei pasti akan mengawasinya secara ketat dan tidak akan membiarkannya bernafas dengan lega, apalagi di sini banyak sekali orang-orang Rhei maupun Narashima. Yang ada, justru nyawa istri dan adik iparnya bisa dipertaruhkan, bila ada sedikit saja tindakannya yang dianggap mencurigakan.
"Sekali lagi saya berterima kasih atas kebaikan Shenka," kata Shui. "Namun, tidak pantas rasanya saya tinggal di sini, apalagi setelah saya beristri. Menurut adat dan hukum istana, bagi pangeran maupun putri yang telah menikah, mereka diharuskan meninggalkan istana."
Rhei berdecak pelan. "Hukum bisa diubah, Ammu."
"Lebih baik saya tetap tinggal di luar Istana, supaya saya bisa berkomunikasi dengan anak buah saya lebih cepat," tolak Shui tegas, lelah berbasa-basi terlalu lama di sini.
"Kau bicara seakan-akan Shasenka sedang dalam kondisi genting," kata Rhei tajam.
"Yang Mulia yang lebih tahu kondisi Ibu kota saat ini," balas Shui, berusaha berkelit dari kesalahan bicaranya.
Rhei sejenak sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke meja.
"Baiklah kalau itu yang Ammu mau," Rhei tak lagi memaksanya. "Ammu bisa pergi."
"Terima kasih, Shenka," Shui membungkuk dan baru teringat bahwa Nayunira akan tinggal bersama dengannya selama beberapa hari. "Ah ya..., saya ingin meminta ijin pada Shenka, selama beberapa waktu, sepertinya Nayu akan tinggal bersama saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conquered Throne
FantasíaSeorang Jenderal Kekaisaran menikahi gadis desa yang tinggal di perbatasan. Tidak ada senyum, tidak ada kebahagiaan, dan hanya ada rasa sakit. Mampukah keduanya bertahan dalam pernikahan tersebut? Atau... Bisakah mereka menyelami perasaan masing-mas...