Lagu di atas judulnya: The Story Unfolds
by Sdorica (Cover by Dalnodo)
------------------------------
Dentuman itu terjadi karena tabrakan energi yang saling berlawanan. Tabir yang melindungi paviliun tamu berpendar sesaat setelah diserang, kemudian kembali tak terlihat. Ketika si penyerang hendak melontarkan energi yang lebih besar untuk menerobos pelindung tersebut, Inaike melesat ke arahnya dan memberinya satu tebasan cepat yang bisa ditangkis dengan mudah.
Kedua pedang mereka saling menahan.
Inaike berupaya menekan pedangnya untuk membelah penyusup tersebut, tetapi orang itu mampu menahannya tanpa kesulitan. Dilihat dari segi mana pun, penyusup ini hanyalah manusia biasa. Inaike menyadari itu. Dia tidak tahu, lawannya laki-laki atau perempuan, karena sebagian wajahnya tertutup oleh kain, begitu juga dengan kepalanya yang ditutupi tudung hitam seperti setelan yang dikenakannya. Walau tubuhnya jangkung, tetapi perawakannya kecil—tidak menunjukkan bentuk tubuh dari jenis kelamin mana pun.
Orang ini terlihat seperti pencuri yang hendak menggasak barang berharga di kediaman Shui. Namun menilik tempat yang didatanginya, serta energi yang baru saja dikeluarkannya, Inaike tahu, penyusup ini bukan orang sembarangan. Ada banyak kemungkinan mengenai motif kedatangannya kemari, tetapi motif paling kuat yang diduga Inaike adalah... penyusup ini hendak melakukan hal buruk pada Inarha—yang masih berdoa di dalam paviliun tamu tanpa terganggu sedikit pun dengan keributan di luar ruangannya. Lantunan kidung suci yang lembut memecah kebisuan di antara mereka, sebelum dentuman lain terdengar dari arah halaman belakang kediaman Shui.
Inaike mengerjap saat mendengar jeritan maupun teriakan minta tolong, disusul seruan-seruan panik untuk melindungi, menyerang, atau pun bertahan. Perhatiannya yang teralih dimanfaatkan si penyusup untuk menangkis tekanan pedangnya. Dia lalu melompat beberapa langkah ke belakang—menjaga jarak dari Inaike.
Inaike kembali menatapnya dengan tajam. Lantunan kidung suci Inarha berbaur dengan keributan yang terjadi di seluruh kediaman. Aroma anyir darah yang tercium di udara bercampur dengan aroma asap yang berasal dari rumah-rumah yang terbakar. Seisi kediaman Shui sedang kacau, Inaike tahu itu dan paviliun tamu yang ditempati Inarha seakan menjadi tempat yang paling tenang di antara area lain di kediaman Shui.
"Apa yang kalian inginkan?" Inaike menghunus pedangnya ke arah penyusup itu.
Si penyusup tak menjawab.
Tentu saja.
Apa yang diharapkan Inaike dari musuhnya? Sebuah jawaban terbuka yang bisa membantunya untuk memahami apa yang sedang terjadi sekarang? Tidak mungkin.
Si penyusup melirik ke arah paviliun, kemudian dengan tangkas dia menangkis serangan Inaike yang datang tiba-tiba. Keduanya bertarung cukup sengit dan sesekali energi mereka saling bertabrakan sehingga menimbulkan percikan hijau dan kebiruan saat kedua energi berhantaman. Ketika Inaike nyaris menyudutkannya, seseorang datang membantu si penyusup pertama.
Sama seperti penyusup pertama, orang itu mengenakan setelan hitam dan menutupi sebagian wajahnya dengan kain serta kepalanya ditutupi tudung jubah. Tapi berbeda dari si penyusup pertama yang jangkung dan bertubuh kecil, kali ini orang yang menyerangnya memiliki perawakan yang cukup kekar dan suara napas yang berat seperti laki-laki. Senjata yang digunakannya pun berbeda dari si penyusup kurus. Bila penyusup bertama menggunakan pedang panjang seperti dirinya, penyusup ini menggunakan kapak besar yang ukurannya tiga kali lebih besar dari kapak biasa.
Inaike menghindari ayunan kapak yang diarahkan padanya. Walau benda itu terlihat berat dan lelaki di depannya bertubuh besar, nyatanya dia sanggup mengejar kecepatan Inaike. Lelaki ini tidak lambat dan dia sanggup mengayunkan senjatanya seperti mengayunkan batang lidi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Conquered Throne
FantasySeorang Jenderal Kekaisaran menikahi gadis desa yang tinggal di perbatasan. Tidak ada senyum, tidak ada kebahagiaan, dan hanya ada rasa sakit. Mampukah keduanya bertahan dalam pernikahan tersebut? Atau... Bisakah mereka menyelami perasaan masing-mas...