Lagu di atas judulnya 'Because I Miss You Ost Moonlight Drawn - Beige'
---------------------------------
Dentuman yang kudengar bersama Shuiren berasal dari paviliun tamu.
Kami bergegas ke sana karena mengkhawatirkan keselamatan Iksook Inarha, ketika dentuman-dentuman berikutanya terdengar. Shuiren berhenti berlari ketika melihat kelebatan bayangan yang melompati pagar kediaman utama. Beliau langsung menarik pedangnya begitu orang-orang itu berlari ke arah kami.
Shuiren menoleh ke arahku, "Jemput Ibu dan adik-adikmu, lalu bersembunyilah di gudang bawah tanah yang ada di ruang kerjaku. Tuas untuk membuka pintu ada di pajangan emas berbentuk Naga yang ada di atas meja kerja. Jika keadaan lebih tenang, aku akan menjemput kalian. Namun, bila keadaan semakin genting, keluarlah lewat pintu rahasia di gudang tersebut. Masuk dan ikuti lorong yang memiliki tatahan Naga di dinding."
Aku termangu sesaat, berusaha memproses perintah beliau dengan sebaik-baiknya. Ruang kerja, gudang bawah tanah, tuas...
"Shuiren!" Aku memekik ketika melihat kilatan senjata tajam mengayun di belakang beliau dan secepat itu pula beliau berbalik untuk menahan ayunan pedang penyusup tersebut.
"Pergi!" seru Shuiren.
Aku menatap beliau dan para pembunuh itu bergantian, kemudian berbalik dan berlari sekencang mungkin menyusuri lorong kediaman utama menuju kamar yang ditempati ibu dan adik-adikku. Di belakang, aku mendengar suara dentingan pedang yang saling berhantaman dan aku tidak berani menoleh untuk melihat berapa banyak pembunuh yang menyerang beliau.
Prajurit-prajurit berdatangan dari arah yang kutuju. Mereka terlihat tegang dan waspada ketika berlari ke tempat Shuiren bertarung.
"Nyonya awas!"
Aku terkesiap ketika seorang prajurit berlari seakan hendak menubrukku, tetapi suara besi yang saling beradu di atas kepalaku membuatku sadar, dia baru saja menyelamatkanku dari salah satu pembunuh.
Prajurit itu segera menarikku ke belakangnya, mendorongku dalam perlindungan lima prajurit yang datang bersamanya. Setelah sedikit tenang, aku baru mengenali bahwa prajurit yang menolongku adalah Tuan Ruruine. Setelah berhasil membunuh tiga penyerang yang mengikutiku, Tuan Ruruine pun menyambangiku.
"Apa Nyonya baik-baik saja?" Dia memperhatikanku dari atas ke bawah, seakan memastikan keadaanku baik-baik saja.
"Kenapa kau di sini?" tanyaku panik. "Harusnya kau bersama Ibu dan adik-adikku!"
Tuan Ruruine dan Tuan Lokha ditugaskan untuk menjaga ibu dan adik-adikku.
"Lokha sudah membawa mereka ke tempat aman, Nyonya." Dia berusaha menenangkanku.
"Di mana mereka sekarang?!"
"Mereka ada di—," Kata-kata Tuan Ruruine terhenti bersamaan dengan sebilah senjata tajam yang menembus perutnya.
Serangan itu terjadi secara tiba-tiba.
Sangat tiba-tiba, bahkan aku sendiri tidak menyadari kedatangannya. Aku terpaku, begitu pula Tuan Ruruine. Di belakangnya, seorang penyerang berperawakan kecil menusukkan pedangnya semakin dalam ke tubuh Tuan Ruruine. Ketika penyerang itu menarik pedangnya, Tuan Ruruine berteriak,
"Bawa Nyonya pergi!" serunya sembari berbalik untuk melancarakan serangan balasan yang mampu ditangkis pembunuh itu dengan mudah.
Salah satu prajurit menyambar lengan kananku, ketika lagi-lagi satu tikaman kembali menembus tubuh Tuan Ruruine. Aku menutup mulut, menahan jeritan yang hendak keluar. Sekali lagi, Tuan Ruruine membentak kami, menyuruh kami segera meninggalkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/103643207-288-k181818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Conquered Throne
FantasíaSeorang Jenderal Kekaisaran menikahi gadis desa yang tinggal di perbatasan. Tidak ada senyum, tidak ada kebahagiaan, dan hanya ada rasa sakit. Mampukah keduanya bertahan dalam pernikahan tersebut? Atau... Bisakah mereka menyelami perasaan masing-mas...