•°Espère;43°•

49 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 43 By: Azzarisma_16°•

•°Sabtu, 26 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Sudah seminggu, sejak komanya Fery. Vio mencoba untuk menjalani harinya dengan ceria.

Akhir-akhir ini, Arsya sangat sibuk. Karena ia harus menjalani perusahaan Fery. Dan akhir-akhir ini, Elisa dan Zahira semakin menjadi-jadi menghabiskan uang Fery.

Seperti kemarin, Elisa baru saja membeli mobil keluaran terbaru  untuk Zahira dan harganya pun bukan main mahalnya.

"Apa ini Tante?" tanya Arsya ia melemparkan kertas tagihan yang membludak ke arah Elisa.

Elisa hanya melirik kertas itu tanpa minat, ia kembali membaca majalah fashion  itu tanpa menghiraukan Arsya.

"Terus?" ujarnya acuh.

"Tante mau bikin papa bangkrut?"

"Tentu saja tidak."

"Kalau gitu, tante harus berhenti menghambur-hamburkan uang papa untuk hal yang gak penting," ujar Arsya geram.

"Gak penting? Semua barang yang saya beli itu penting untuk saya Arsya. Lagi pula uang segitu tidak berarti apa-apa 'kan?"

"Kak Arsya, kakak kapan pulang?" tanya Zahira yang muncul dari dapur, tangannya dipenuhi banyak camilan.

Zahira segera menaruh camilan itu dan memeluk Arsya dengan erat.

Arsya yang sudah emosi, mendorong tubuh Zahira hingga jatuh ke lantai.

"Arsya! Apa yang kamu lakukan hah!" bentak Elisa yang tidak terima melihat putrinya diperlakukan dengan kasar.

Arsya hanya melengos dan pergi ke kamarnya. Ia sudah sangat muak dengan kedua orang itu.

***

"Kamu menemui gadis itu lagi?" ucap pria paruh baya kepada putranya.

"Ayah memata-mataiku lagi?" sang anak malah balik bertanya.

"Ayah tidak pernah main-main, Ken. Kalau kamu kembali berhubungan dengan gadis itu lagi. Maka gadis itu yang akan menerima akibatnya," ucap pria paruh baya itu dengan nada ancaman.

"Terserah apa kata ayah! Aku sudah muak!" sang anak pergi dari hadapan ayahnya dengan begitu saja.

"Argh! Sampai kapan gue harus sembunyi dari lo," ucap Kenzie frustrasi.

Ia menatap foto seorang wanita dengan sendu.

"Maafin gue, Vi," ujar Kenzie lirih.

Tok... Tok... Tok...

"Ken, Nenek boleh masuk?" tanya seorang wanita yang sudah tidak muda lagi, tapi masih terlihat cantik dan segar.

"Masuk aja Nek, gak aku kunci," ucap Kenzie dari dalam.

"Kamu habis bertengkar lagi dengan ayahmu?" tanya Liani-nenek Kenzie.

Kenzie hanya bergumam sebagai jawaban.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang