•°Espère;37°•

38 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 37 By: ByunManuRa°•

•°Selasa, 22 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

BRAKK!

Dengan sengaja Vio membanting pintu kamarnya. Bunyi gebrakan pintu pun terdengar oleh telinga Arsya yang sejak tadi membuntuti Vio karena hal tadi.

Arsya mengerti jikalau Vio kesal pada papanya, termasuk dirinya. Arsya menghela napas, "dek? Baik-baik aja kan?" tanya Arsya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Vio.

Hening.

Vio menangkup wajahnya pada bantal. Ia tidak ingin Arsya mendengar dirinya menangis entah yang keberapa kali.

Tok... Tok... Tok...

Ketukan pintu dari luar terdengar lagi. Vio lupa mengunci pintu, dan itu pasti akan membuat Arsya masuk ke dalam kamarnya untuk mengecek dirinya.

Vio pun merubah posisi dirinya. Ia mulai menjauhkan bantal dari wajahnya dan mulai pura-pura menidurkan diri selayaknya orang tidur beneran.

Vio menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya.

Ceklek!

'Pasti kak Arsya.'

Vio menutup matanya segera mendengar suara pintu terbuka. Ia mengatur napasnya supaya terlihat seperti tengah tidur.

Arsya yang melihat Vio menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut berjalan mendekat. "Dek? Tumben udah tidur aja," gumam pelan Arsya perlahan menduduki kasur disamping Vio.

Arsya mengangkat tangannya untuk membuka selimut yang menutupi wajah Vio, namun terhenti. Ia menggantungkan lengannya, lalu menurunkan kembali.

"Maaf buat hari ini ya, dek."

Vio yang jelas tidak tidur mendengar itu. Ia mengerutkan dahinya, 'maaf buat apa, Kak?' batin Vio menjawab.

Kasur Vio bergerak. Vio membuka matanya, dan menutup kembali kala tangan menyentuh rambutnya, "nanti kakak kesini lagi, kamu tidur aja dulu."

Arsya pun berjalan kearah pintu bersiap membuka pintu itu. Tangan Arsya sudah memegangi knop pintu tersebut.

Vio yang mendengar bunyi pintu terbuka perlahan menurunkan sedikit demi sedikit selimut yang menutupi wajahnya.

"Oh iya, kakak lupa!" seruan Arsya membuat Vio kaget setengah mati. Ia mengurungkan niatnya untuk membuka selimut itu. Degup jantung Vio berdegup kencang. Ia menutup matanya kembali.

"... nanti aja deh setelah kamu bangun," gumamam Arsya terdengar oleh telinga Vio. Ia membuang napasnya.

'Hampir aja ketauan.'

Ceklek!

Arsya pun menutup kembali. Vio yang mendengar tidak ada suara lagi, membuka selimut yang menutupi wajahnya.

Vio melongokkan kepalanya keluar, "huffftt ... hampir aja. Jantung gue pengen copot astaga," gerutu Vio kala membanting kepalanya pada bantal.

Vio menatap langit-langit kamarnya yang masih kosong tanpa hiasan satupun. Ia merenungkan sesuatu, entah apa yang ia renungkan.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang