•°Espère;02°•

143 12 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 02 By: Salsabillafy_°•

•°Selasa, 17 November 2020°•



💜Happy Reading💜

"Kamu baik-baik aja kan, Kenzie?" batin Vio mengucap untuk kedua kalinya.

Orang yang berada di depannya itu kembali menggenggam erat tangan Vio. Membuat dirinya merintih kesakitan.

"Aww," rintih Vio yang tengah sadar dari lamunannya.

"Lepas!" celetuk Vio membanting tangannya yang sedang digenggam erat oleh orang tersebut.

Vio mengalihkan pandangannya seketika dan pergi meninggalkan orang misterius yang membuntuti Vio.

Gadis cantik yang telah gagal merayakan hari anniversary bersama sang kekasih, Kenzie. Kini ia melepas sepatu putih cantiknya dan berjalan menapakkan kakinya disebuah jalan raya yang kasar bagi kakinya.

Entah apa yang terjadi dengan Kenzie, ia berhasil membuat Vio menangis tersedu-sedu hari ini. Indra pendengarannya menangkap sebuah suara petir yang sudah mengisyaratkannya untuk Vio berteduh dan pulang.

Tetapi, Vio terus berjalan sembari menikmati rintik rintik hujan yang jatuh satu persatu di membasahi dirinya.

"Kenzie!!!" teriak Vio dengan suara lantangnya.

"Kamu dimana?" ucapnya hingga terduduk letih di tepi jalan raya yang mulai kosong.

Nampak bayangan seseorang dari belakang Vio. Seketika, Vio langsung memutar bola matanya. Mengenal pelan ciri orang tersebut dari bawah hingga atas.

"Kenzie?" lirih Vio sembari memutar bola matanya.

"Lo?" pekiknya melihat sosok yang tadinya membuntuti Vio, ia datang membawakan sebuah payung kecil untuk Vio.

"Biar Saya bantu," ucap sosok dibalik jaket hitam itu.

"Gak!" ketus Vio menolak tawarannya.

Tanpa menjawab apa apa, seorang yang tertolak tawaran oleh Vio itu pergi meninggalkan Vio yang masih terjatuh.

"Aneh hiks," ucap Vio yang anggun bermonolog dengan dirinya sendiri.

•••

Paginya, Vio sudah lengkap dengan stylenya hari ini, tujuannya ingin pergi ke rumah Kenzie untuk memastikan alasannya karena tidak datang di acara anniversary kemarin.

Setibanya di depan rumah Kenzie, Vio mengetuk pintu rumah Kenzie.

"Iya, sebentar!" terdengar suara sahutan dari dalam rumah.

Bukan Kenzie yang keluar rumah, melainkan ARTnya.

"Eh, Non Vio, ada apa ya, Non?" tanya Bi Sari.

"Ken, ada Bi?" bukan menjawab pertanyaan Bi Sari, Vio malah bertanya balik ke Bibi sambil celingukan melihat isi rumah.

"Mas Ken pergi, Non. Tapi Bibi ndak tau kemana, dia nitip surat ke Bibi buat Non," ucap Bibi menyampaikan pesan Ken pada Vio.

"Surat apa, Bi?" tanya Vio dengan mengerutkan keningnya.

"Sek, Bibi ambilkan dulu," ucap Bi Sari dengan logat jawanya.

"Ini, Non," ucap Bi Sari seraya memberikan secarik kertas putih berisi pesan Kenzie untuk Vio.

Tangannya gemetar saat menampak surat tersebut, seakan ada hal yang tidak tahu dan itu merasa janggal baginya.

Dibuka secarik kertas itu dan Netranya menangkap tulisan kecil berbagai makna.

Dear Vio,

Aku minta maaf karena tidak bisa datang di acara kita dan membiarkanmu menungguku, jika kamu sudah menerima surat ini berarti aku sudah pergi jauh darimu. Tetapi percayalah aku akan selalu mencintaimu dan merindukanmu setiap waktu, aku tidak bisa memberitahumu alasan kepergian ku. Maaf karena aku tidak bisa memenuhi janjiku untuk tidak pergi darimu. Sekali lagi aku minta maaf.

I love you more than you know Vio

Tertanda,
Kenzie

"Ng-nggak, ini nggak mungkin!" teriak Vio memecahkan tangisnya.

"Bi, ini bukan dari Kenzie, kan?" tanyanya dengan nada lirih.

"I-ini dari Mas Ken, Non," ujar Bi Sari ikut gugup.

Vio menggelengkan kepalanya tak percaya dengan isi surat ini.

"Enggak Ken, kamu gak boleh ninggalin aku, kamu udah janji kalau kamu gak akan pernah pergi dari aku" gumamnya lirih.

"Aku salah apa Ken? Kenapa kamu tega ninggalin aku sendirian disini. Aku cuman punya kamu... Hiks" Vio terus menangis tanpa henti, ia benar-benar merasa sangat kehilangan

"Pertama Mamah pergi, kedua Papah dan sekarang kamu hiks, kamu juga pergi dari aku,"

Vio menarik nafas dalam dan menghapus air matanya lalu ia berpamitan kepada Bi Sari.

"Bi, makasih. Vio pamit dulu," ucap Vio dengan terburu buru dan diangguki Bi Sari.

Rumah, adalah tempat ia beristirahat dari segala pikirannya. Tak lupa dengan tempat favoritnya di rumah, yaitu kamar.

Vio beranjak dari kasurnya dan mengobrak-abrik isi lemarinya untuk mencari benda yang diberi Kenzie.
Dibantingnya  semua barang- barang itu hingga pecah belah.

Kecewa, itu yang ia rasakan saat ini.

"Aku benci, Ken!!!" teriak Vio yang berada di sudut kamarnya sembari sedih meratapi sebuah nasib yang tak diduga.

Bola matanya memutar ke seluruh penjuru kamar dan sungguh banyak barang-barang pemberian, Ken. Vio berdiri dan mencabuti fotonya bersama Ken, lampu neon, dan lainnya. Ia berlari menuju taman belakang rumahnya sambil membawa barang barang itu.

Ia menyiapkan sebuah  korek api. Vio merobek foto mereka satu persatu dan memasukkan semua barang-barang pemberian Kenzie kedalam lubang api, dan membiarkannya terbakar menjadi abu.

•••

TBC💜

TBC💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang