•°Espère;48°•

53 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•
•°Espère © Kelompok 3°•
•°Part 48 By: Nmsrrrr374 °•
•°Jum'at, 01 Januari 2021°•



💜Happy Reading💜

Setelah kejadian pulang sekolah itu, sekarang Vio benar-benar merasa sendiri. Karena Miya sekarang sudah mulai menjauh dari Vio.

"Gue emang gak ditakdirin buat bahagia," ucap Vio pelan sambil menahan isak tangisnya.

Malam ini Vio sedang di balkon, menatap bulan bintang yang berada di langit.

"Bulan, kamu enak ya, disana sendiri tapi banyak bintang yang menemani," gumam Vio.

"Sedangkan aku, satupun tidak ada," lanjutnya.

"Kak Arsya akhir-akhir ini sibuk, jadi jarang ada waktu buat gue, Miya sekarang udah berubah, dan Lexa juga sekarang sudah menjauh," tanpa sadar Vio pun meneteskan air matanya. Ia sangat lelah dengan hidupnya ini, capek. Kenapa sangat sulit bagi Vio untuk merasakan bahagia?

***

Esoknya seperti biasa ia berangkat ke sekolah, tapi dengan kondisi yang berbeda.

"Miya," panggil Vio ketika melihat keberadaannya Miya.

Miya tidak menjawab, ia hanya menoleh lalu kembali acuh.

"Maafin gue, Vi. Semoga dengan gue kayak gini lo bisa sadar," ucap Miya.

Vio hanya tersenyum mendapat respon Miya yang seperti itu.

"Hahaha, makanya jadi orang jangan munafik, gak punya temen kan," sindir Tania saat melewati Vio.

"Kalau gak tau, gak usah sok tau," jawab Vio dengan menekankan kalimat akhirnya.

Vio berniat meninggalkan mereka, tetapi gagal. Baru satu langkah, tetapi tangannya sudah dicekal oleh salah satu antek-antek Tania.

"Heh cewek sok cantik, orang ngomong tuh denger, bukan malah ditinggalin," tangan Vio pun dilepas dengan keras membuat tangan Vio menjadi merah.

"Aww," rintih Vio.

"Gak usah lebay," cibir antek-anteknya Tania.

Vio tidak mengerti lagi, apa sebenarnya yang diinginkan Tania, kenapa dia selalu saja membullynya.

"Gue heran deh sama lo, mau lo apa si?" tanya Vio lantang dan dapat membuat Tania dkk sedikit terkejut.

"Berani jawab lo," ucap Tania dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"HEH!" teriak Arfan dari jauh ketika melihat mereka.

"Risih, cabut," ucap Tania, lalu meninggalkan Vio sendirian.

"Makasih, Fan," ungkap Vio.

"Lo gak papa?" tanya Arfan sedikit khawatir.

"Fine," jawab Vio dengan tersenyum.

"Gue mau ke taman dulu, bye," setelah mengatakan itu Vio pun berlari ke taman.

Sampai di taman Vio mencari tempat yang sepi yang cocok untuk menyendiri.

Setelah menemukan tempat itu, Vio dengan lemas duduk di bangku taman dengan meneteskan air matanya.

"Ken, andai ada kamu disini," gumam Vio sambil menahan isak tangisnya.

"Semua orang jahat sama aku,"

"Aku mau peluk kamu."

Tak henti-hentinya Vio bergumam berandai akan ada Kenzie.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang