•°Espère;27°•

38 4 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 27 By: Imah224°•

•°Senin, 14 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Raqilla Farsya Violetta
💬Keen, lo kapan gak sibuk? Gue mau ketemuan sama lo? Bisa kan?

Sebuah pesan singkat terkirim kepada Keenan. Vio menghela nafas. Mungkinkah Keenan akan merespon.

Di depan sana, masih ada Bu Dora yang dengan setia menceramahi siswa-siswinya karena nilai ulangan fisika kemarin. Bagaimana tidak, rata-rata hasil ulangan mereka dibawah standar. Jadi wajar saja, kalau guru yang satu itu berkoar-koar di depan kelas.

Vio tak memperdulikan hal itu. Ia lebih fokus kepada ponsel yang ada di tangannya. Dengan sabarnya ia menunggu balasan dari Keenan. Padahal belum tentu cowok itu akan membalas pesannya.

Setelah hampir sepuluh menit, sebuah pesan balasan dari Keenan pun masuk.

Keenan
💬 Sorry, Vi. Gue gak berani janji, takut gak bisa nepatin. Ntar bikin lo kecewa lagi. Bukannya gue sok sibuk, tapi gue belum ada waktu buat ketemuan sama lo.

Kecewa? Sudah pasti. Vio selalu berharap bisa bertemu dengan Keenan. Tapi, setiap kali ia berharap pada cowok itu, ia selalu menemui kekecewaan.

Kenzie dan Keenan adalah orang yang begitu berbeda menurut Vio. Kenzie begitu cepat membalas pesannya, sedangkan Keenan sebaliknya. Kenzie begitu perhatian, sedangkan Keenan kelihatan sangat cuek. Kenzie berani berjanji pada Vio, lalu dia mengingkari janjinya sendiri. Berbeda dengan Keenan, yang mau memberinya sebuah karena karena khawatir Vio akan kecewa.

Mungkin itulah yang membuat Vio tertarik pada Keenan meski ia belum pernah melihat wajah Keenan langsung.

Raqilla Farsya Violetta
(💬 Kapanpun lo bisa, hubungin gue ya. Ada banyak hal yang mau gue tanyain sama lo. Maaf, kalau gue ganggu lo. Gue harap lo gak risih sama gue.

Vio asyik memandangi ponselnya. Menunggu balasan dari Keenan lagi. Sampai-sampai mata tajam Bu Dora yang menyorotnya tak ia sadari. Guru itu sudah memperhatikan Vio, karena ia tau Vio lebih fokus pada ponselnya.

"Vio," panggilnya tegas.

Vio menoleh, "iya, Bu?" sahut Vio dengan raut wajah bingung.

"Lagi ngapain kamu? Kamu dengar penjelasan saya kan? Coba kamu ulangi!" perintahnya.

"Maaf, Bu. Saya gak bisa," jawab Vio jujur.

"Kamu tau kan ini masih waktunya belajar? Ngapain kamu mainin ponsel kamu dan gak memperhatikan penjelasan saya," ucapnya dengan suara nyaring.

"Ponsel saya lebih menarik daripada penjelasan Ibu. Makanya saya lebih milih main ponsel," sahut Vio dengan santainya.

"Keluar kamu sekarang!" perintahnya dengan suara pelan menahan amarah.

"Terima kasih, Bu. Dengan senang hati," jawab Vio dengan tersenyum, lalu bangkit dari kursinya. .

Vio menyalami Bu Dora dan tersenyum manis pada guru itu. Tentu saja Bu Dora geleng-geleng kepala melihat kelakuan Vio. Tak pernah Vio seperti ini padanya.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang