•°Espère;08°•

71 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 08 By: ByunManuRa

•°Selasa, 24 november 2020°•


💜Happy reading 💜

Saat ini mereka sudah berada di History Lunch, Miya dan Vio duduk ditempat biasa mereka hangout bersama.

Vio mendaratkan bokongnya pada bangku beralas bantal kecil yang sudah tersedia di cafe tersebut. Sedangkan Miya memesan pesanan mereka, entah memesan apa 'yang penting bisa di makan', itu yang dikatakan Vio kala Miya bertanya tadi.

Vio asik memperhatikan segala sudut cafe yang memiliki dekorasi unik menurutnya. Karena tiap-tiap ujung atap diberi sebuah lampu tumbler kuning berbalut awan, seakan awan tengah mengumpul jadi satu diatas sana. Tidak heran jika cafe ini ramai anak sekolah seperti dirinya.

Asik meneliti dekorasi tempat itu, Vio tak menyadari jika Miya tengah duduk di depannya memperhatikan dirinya dengan raut wajah heran. "Vi? Ngeliatin apa sih? Serius banget," celetuk Miya seraya menyuguhkan segelas Jus lemon kesukaannya, serta pancake coklat.

Vio yang sedari tadi memperhatikan sudah menelan ludahnya beberapa kali. Matanya naik bergantian memperhatikan wajah Miya. Miya yang tersadar dilihati, mendongak kedepan. "Ngapain ngeliatin gue, Vi? Makan tuh. Gue tau lo laper, kan?"

Tanpa menjawab Miya, Vio langsung menyeret piring itu dan melahapnya. Perutnya sedari tadi sudah berbunyi. Moodnya entah kenapa sedang tidak baik, padahal ia sedang tidak datang bulan. Apakah efek semalam?

Miya yang melihat itu hanya bisa melongo. Matanya berkedip berkali-kali. Memikirkan apakah di depannya ini Raqilla Farsya Violetta atau bukan? Pasalnya, Vio itu sangat menjaga image, 'ralat' jika tidak sedang berada di kawasan umum seperti ini.

Bibir Miya bolak-balik mengatup dan terbuka lagi. "Euuum ... Vi?" ragu-ragu Miya memanggil Vio yang dibalas gumaman oleh Vio.

Mata Miya turun kearah sepiring yang penuh pancake tadi, kini sudah habis ludes tak tersisa sedikitpun. Setelah selesai, Vio mengambil selembar tisu yang berada di depannya, lalu mengelap bibirnya dengan perlahan.

Semua pergerakan itu Miya lihat sejak tadi. Ia geleng-geleng kepala, "ck ck ck, Vi. Lo benar-benar dah," gumam Miya yang langsung membuat Vio memperhatikan wajah Miya dengan pandangan polos. Tetapi, menurut Miya wajah Vio kian menyebalkan. "Apa, Mi?" tanya polos Vio yang dibalas Miya memutar bola matanya malas.

"Gak," jawab singkat Miya yang segera diangguki Vio. Vio pun mengambil handphone miliknya yang berada di saku dan memainkannya. Sedangkan Miya mulai menyantap pesanannya yang kini sudah tidak panas lagi karena asik memperhatikan takjub Vio.

Kini, keadaan cafe yang tenang berganti menjadi sedikit ricuh. Penyebabnya adalah segerombolan cogan-cogan yang baru masuk. Vio sedikit terganggu oleh kericuhan itu, tetapi ini kawasan umum. Dirinya ingin menenangkan suasana hatinya yang tidak baik, malah sebaliknya.

Vio mendongak, memperhatikan cara makan Miya dengan damai seakan tak terganggu oleh aktivitas ricuh itu. Vio bergantian melirik segerombolan ricuh itu dan tak sengaja matanya menatap lekat seseorang yang berada di sana.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang