•°Espère;18°•

45 4 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 18 By: Salsabillafy_°•

•°Kamis, 10 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

“Kenapa, Vi?”

“Gak papa, ini lagi hubungin Kak Arsya tapi belum balas,” sahutnya pelan.

“Oo gitu,” ucap Lexa.

•••

Bruk!

“Lo lagi?” pekik Vio yang menghela nafas saat ia jatuh tertabrak Elvan.

“Halo!” teriak Elvan yang tersenyum sumringah.

“Ish, kenapa harus lo lagi sih?” tanya Vio sembari berdiri.

“Mungkin kita jodoh,” jawab Elvan yang percaya diri mengangkat bahunya.

“Idih, amit-amit,” cibir Vio kesal lalu meninggalkan Elvan yang berdiri dengan tatapan kosong.

“Kenapa sih gue terus-terusan ketemu satu orang jahil di hidup gue,” gumam Vio lirih.

“Hey, bengong aja sih.” Sapa Miya dan Lexa yang menghampiri Vio sedang melamun ke arah sekolah.

“Mikirin apa, Vi?” tanya Miya.

“Nggak mikirin apa apa, cuma pengen ngelamun aja,” jawabnya asal.

“Alasan lo kurang tepat. Lo pasti lagu mikirin sesuatu, apa Vi? Cerita sama kita, pasti kita bantu selagi bisa,” tebak Miya saat melihat raut wajah Vio yang sedang tidak baik-baik saja.

“Eum, lo bener, Mi, gue lagi mikirin sesuatu,” ungkap Vio.

“Apa, Vi?” tanya Lexa dan Miya bersamaan.

“Hayo ngomongin apaan?” gertak Elvan yang menepuk pundak Miya dan Lexa hingga membuat mereka berhasil terkejut.

“Astaghfirullah ... Kenapa gue ketemu dia lagi?” ucap Vio frustasi sambil menjambak rambutnya sendiri.

“Hampir aja jantung gue mau copot anjim,” protes Lexa yang sigap tangannya menjambak rambut Elvan.

“Dateng-dateng nyari masalah nih orang,” ujar Miya kesal dan menghela nafas pelan.

“Daripada kita gila mendadak disini, mending biarin aja dia disini, yuk!” ajak Vio pada Lexa dan Miya utnuk pergi dari tempat tersebut.

Datangnya Elvan secara mendadak, ia membatalkan Vio untuk bicara masalahnya pada Miya dan Lexa.

•••
Teet ... Teet ...

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Vio, Miya, dan Lexa keluar menuju gerbang sekolah dan menuju toko alat tulis untuk membeli keperluan tugas yang diberikan Pak Bram.
Sesampainya di toko tersebut, mereka membeli keperluan tugasnya dan setelahnya akan kembali pulang ke rumah Miya untuk mengerjakan tugas itu. Mereka tidak bisa ke rumah Vio, Karena merasa risih ada Elisa di rumahnya.

“Nyampe deh,” ujar Lexa yang merasa letih hari ini.

Miya membuka pintu rumahnya, Lexa langsung menghempaskan tubuhnya di atas kursi beralaskan kapuk empuk.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang