•°Espère;11°•

59 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 11 By: dinihs17°•

•°Kamis, 26 November 2020°•



💜Happy Reading💜

"Saat ini tak ada siapapun yang dapat aku harapkan, meski beberapa orang tulus mengulurkan tangan."

°Violetta°

___

Di tengah hiruk pikuk, bisingnya pagi Selasa di SMA HARAPAN BANGSA tampak Vio dan Miya tengah berjalan menyusuri koridor kelas 11.

"Apapun yang terjadi, lo harus tetap semangat Vi. Gue bakal selalu ada buat lo," bisik Miya sebelum keduanya masuk ke dalam kelas mereka.

Vio tersenyum tipis. Setidaknya ia masih punya sahabat yang peduli padanya.

"Makasih Mi," jawab Vio lalu melangkah menuju kursinya. Begitupun Miya.

"Pagi Vi," sapa Lexa tersenyum manis pada Vio. Ia sudah duduk di samping Vio sebelum gadis itu tiba.

"Pagi," jawab Vio.

"PR Fisika lo udah selesai belum? Gue udah nih," ujar Lexa menunjukkan buku Fisikanya.

"Udah, semalem gue buat bareng Miya."

"Oooh," ujar Lexa masih dengan senyumnya. Tak ada yang tahu arti senyum manis itu selain dirinya sendiri dan tentunya Tuhan.

Vio mengeluarkan buku Fisikanya lalu mulai membaca serta mengulang pelajaran minggu kemarin. Ia memang tidak berbakat menjadi anak yang nakal. Sedangkan Lexa terlihat serius mengotak-atik ponselnya.

***

BRAK

Vio tak sengaja menabrak seorang siswi yang berpapasan dengannya di pintu kantin.
"Sorry, sorry."  Vio beranjak berdiri dan membantu siswi yang ia tabrak.

"Hai sepupu," ujar siswi itu tersenyum sarkas. Siapa lagi kalau bukan Zahira Rebecca.

Vio terkejut melihat sepupunya yang sudah bertahun-tahun tak ia temui. Padahal dulu, mereka sangat akrab dan tak terpisahkan.

"Eh maksud gue step sister," ujar Zahira masih dengan senyum yang mengembang di kedua sudut bibirnya.

Vio balas tersenyum, "gak puas lo sama nyokap lo ngancurin kebahagiaan gue di rumah? Sekarang ikutan mau ngancurin kebahagiaan gue di sekolah? Kurang kerjaan banget sih!"

"Gue gak pernah mereka hancurin siapa-siapa. Justru gue sekarang sedang menikmati kebahagiaan gue," ujar Zahira tertawa kecil.

"Gue bahagia Vi, bahagia banget." Zahira melangkah pergi meninggalkan wajah datar Vio.

"Gak tahu malu," ujar Vio pelan tanpa di dengar oleh siapapun, kecuali seseorang.

Vio melangkah pergi meninggalkan kantin. Tak mau berhadapan dengan sepupu sekaligus saudara tirinya itu. Mungkin rooftop adalah tempat terbaik untuk menenangkan pikiran.

Sedangkan di dalam kantin, Miya dan Lexa tengah menunggu Vio yang tak kunjung kembali dari toilet.

"Lama amat si Vio dari toilet. Ngeluarin apa sih?" ujar Miya menyeruput jus mangganya.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang