•°Espère;21°•

48 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 21 By: Imah224°•

•°Kamis, 10 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

"Kau sudah memiliki hatiku, bagaimana mungkin orang lain bisa masuk. Aku berharap kau akan kembali. Aku berharap kau akan menepati janji yang pernah kau ucapkan. Aku merindukanmu, Kenzie Arkana Mahendra."

°Raqilla Farsya Violetta°

***

Vio termenung di kamarnya. Menatap ke luar jendela. Memandangi bintang-bintang di langit malam. Sehabis belajar tadi, ia tak bisa tidur. Padahal sudah lewat jam dua belas malam.

Alvaro, cowok itu begitu baik. Namun Vio tak bisa membalas perasaannya. Vio sudah melabuhkan cintanya pada Kenzie. Mana mungkin ia bisa menerima Alvaro. Kalaupun ia paksakan, pasti hanya akan menyiksa dirinya sendiri. Vio tak mau lagi menyiksa diri, sudah cukup perasaannya pada Kenzie menyiksanya. Ia tak ingin menderita lagi.

"Kenzie tiba-tiba ninggalin gue. Mama papanya juga gak ada di rumah. Apa mereka pindah rumah ya? Tapi rumahnya Kenzie gak dijual. Asisten rumah tangganya juga masih kerja," ucap Vio dalam kesendiriannya. "Tapi..." Vio berpikir sejenak. "Arfan kok juga ngejauh dari gue ya. Pas di cafe waktu itu dia gak nyapa gue, bahkan telpon gue gak dia angkat. Kayaknya Arfan menyembunyikan sesuatu dari gue nih. Tapi, apa ya? Duh jadi bingung." Vio menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Arfan kan sahabat dekat Kenzie. Arfan ngejauh dari gue semenjak Kenzie ninggalin gue. Arfan pasti tau sesuatu tentang Kenzie. Kok gue baru kepikiran sekarang ya?"

Pintu kamarnya diketuk dan kemudian terbuka perlahan. Muncul Arsya, kakaknya.

"Vi, belum tidur?" tanya Arsya.

"Kakak juga belum tidur kan?" Vio malah balik bertanya.

"Kakak abis dari dapur, Vi. Ngambil minum nih," ucap Arsya sambil menunjukkan segelas air yang dibawanya dari dapur. "Tidur ya, Vi. Besok masih sekolah. Gak usah banyak mikir. Mending istirahat," perintah Arsya.

"Iya, kak."

"Night, Vi."

"Night too, kakakku tersayang," ucap Vio tersenyum.

Pintu kamar itu sudah tertutup. Vio menuju kasurnya. Berbaring dan mengistirahatkan tubuhnya yang sudah begitu lelah seharian ini. Ia berdoa sebelum matanya terpejam. Tak perlu waktu lama, jiwanya telah sampai di dunia mimpi.

***

Sejak pagi tadi Vio mencari Arfan, tapi tak juga ketemu. Bahkan ketika Vio ke kelas Arfan, orang yang dicarinya itu juga tidak ada. Kemana Arfan? Akhir-akhir ini Vio jarang sekali melihat Arfan. Arfan terkesan menghindar darinya.

"Vi, ke kantin yuk, gue mau makan bakso nih," ajak Miya.

"Bukannya tadi lo bilang gak dibolehin makan bakso sama dokter?" protes Miya.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang