•°Espère;30°•

64 6 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 30 By: Nmsrrrr374°•

•°Rabu, 16 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Elisa meneteskan airmatanya ketika mengingat masa lalunya ketika bersama Erina.

Elisa pun menyimpan kembali foto itu pada tempatnya. Elisa kembali ke kamarnya karena sudah larut malam dan Elisa berniat melanjutkannya itu besok ketika anak anak sekolah.

"Sepi banget kalau gak ada mas Fery," ucap Elisa. Setelah mengucapkan itu Elisa mengatur posisinya di tempat tidur, dan ia pun memejamkan matanya secara perlahan.

***
Esoknya, seperti biasa makanan sudah tertata rapih di meja makan.

Hari ini Vio tidak bergairah untuk makan, apalagi tidak ada papanya.

"Males dah," gumam Vio pelan ketika menuruni anak tangga terakhir.

"Sama Vi," sahut Arsya yang mendengar gumaman Vio.

Tapi akhirnya mereka sarapan dirumah, walaupun hanya sedikit.

Hari ini Vio tidak berangkat bareng Elvan, melainkan ia kembali berangkat dengan Arsya.

Zahira yang melihat kedekatan mereka berdua itu menjadi iri, ia ingin sekali mengambil hatinya Arsya, tapi kenapa sangat sulit.

"Apa yang harus gue lakuin biar Arsya sayang sama gue?" tanya Zahira pada dirinya sendiri.

"Kamu belum berangkat?" tanya Elisa ketika melihat putrinya masih santai sedangkan saudaranya sudah berangkat dari tadi.

"Belum mah," jawabnya.

"Kenapa?" tanya Elisa bingung

"Mau sama Arsya," jawab Zahira.

"Lain kali aja, udah siang ini,"

Zahira pun menurut pada Mamanya ia berangkat sendiri.

Di motor Arsya, Vio hanya diam menikmati semilir angin di pagi hari yang sejuk.

"Lo pulang sama Elvan ya," ucap Arsya di sela-sela keheningan.

"Kenapa kak?" tanya Vio.

"Gue ada urusan Vi," jawab Arsya.

Akhir akhir ini Vio bingung kenapa Arsya selalu aja ada urusan. Hingga membuat Vio harus terus bersama Elvan.

Sesampainya disekolah, Vio sudah melihat keberadaan Elvan. Ia sedang berdiri seperti satpam di dekat gerbang.

"Turun Vi," titah Elvan ketika Arsya melewatinya.

"Lah, ngapain?" tanya Vio.

"Ini udah disekolah juga, tinggal turun apa susahnya," jawab Elvan.

Vio menatap malas Elvan, lalu ia pun turun dari motor Arsya.

"Gue titip Vio ya pulangnya," ucap Arsya pada Elvan.

"Iya bang," sahut Elvan senang.

Arsya pun kembali melajukan motornya menuju tempat parkir.

"Yuk, kelas bareng beb," ajak Elvan menarik tangan Vio.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang