•°Espère;12°•

46 3 1
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Part 12 By: Salsabillafy_°•

•°Sabtu, 28 November 2020°

💜Happy Reading💜

Vio menatap kosong ke arah jendela kamar,  setiap harinya ia selalu memikirkan keberadaan Kenzie, entah dimana, mengapa pergi, pertanyaan itu masih berputar di kepalanya.

"Kamu dimana, Ken?" batinnya sembari menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuk milik Miya.

"Vii, makan sini yuk!" teriak Miya yang memanggil Vio untuk sarapan sebelum ke sekolah.

"Iya, Mi. Bentar," sahutnya pelan.

Vio keluar dari kamar tersebut lalu menuju meja makan.

Vio mendaratkan bokongnya di kursi beralaskan bantal kecil berisi kapuk.

"Kenapa sih? Muram banget muka lo," tanya Miya melihat raut wajah Vio yang sedang memikirkan suatu hal.

"Gak apa kok," jawab Vio berbohong pada Miya, sejujurnya ia sedang khawatir dengan keadaan papanya.

"Lo bohong kan?" desak Miya seolah tau isi hati Vio.

"Lo kepikiran orang di rumah lo ya?" imbuh Miya berhasil menebak lagi.

"Mm... Sebenernya gue lagi kepikiran Papa, Mi," ungkap Vio yang merasa sudah didesak oleh Miya dan akhirnya mengaku.

"Kan bener, habis ini kita kesana yah? Diem diem aja, kita lihat dari jauh. Oke?" usul Miya membawakan ide cemerlang untuk Vio dan dibalas anggukan sumringah oleh Vio.

Vio yang mendengar usul Miya, ia langsung menarik tangan Miya, "yuk, Mi!"

"Eh eh ... bentar, gue belum selesai sarapan ini, abisin dulu sarapan lo juga," ucap Miya yang masih menggerogoti tulang ikan yang dimakannya.

Usai sarapannya habis, mereka menuju rumah Vio untuk mengecek kondisi papanya Vio. Mereka segera meluncur kesana.

Sesampainya disana, ia berdiri tepat di samping pintu belakang sambil berjalan mengendap-endap.

"Sepi, Mi," bisik Vio pelan sambil celingukan mencari papanya.

Memerhatikan seluruh penjuru ruangan, ia menuju ke arah kamar papanya.

"Gue disini aja, Vi. Gue bagian awasin disini, nanti kalau ada orang gue miscall lo," jelas Miya panjang lebar sembari matanya memerhatikan seluruh sisi rumah.

"Oh, okeh" balas Vio lalu berjalan mindik-mindik ke kamar papanya.

Tepat di depan pintu kamar papanya, perlahan ia membuka pintu tersebut. Netranya mengamati suatu yang berada di atas kasur, kaki. Ya, seorang berada di situ.

"Papa," bisiknya sangat pelan, pelan sekali.

Ia mendapati papanya yang sedang terbaring lemah diatas kasur dan kompres di keningnya.

"Papa sakit?" batinnya tak tega melihat papanya itu.

Kakinya perlahan melangkah tanpa suara mendekati seorang yang terbaring itu.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang