•°LavenderWriters Project°•
•°Espère © Kelompok 3°•
•°Part 20 By: Imah224°•
•°Kamis, 10 Desember 2020°•
•
•
•
💜Happy Reading💜
"Sakit apa, Mi?" tanya Vio cemas.
Miya yang terbaring lemah di sofa hanya menggeleng pelan.
"Kenapa, Mi? Lo kok gak mau bilang lo sakit apa?" tanya Lexa yang tampak sangat khawatir dengan keadaan Miya.
"Lo udah ke rumah sakit belum? Atau lo mau kita anterin ke rumah?" tawar Vio.
"Gue gak kenapa-napa. Cuman kecapean aja. Gue udah diperiksa sama dokter tadi pagi. Udah dikasih obat juga. Paling-paling besok juga udah sembuh," jelas Miya pelan. Suaranya terdengar begitu berat.
Vio mendekati Miya. Meletakkan tangannya di atas kepala Miya. Tidak terlalu panas, mungkin ia hanya perlu istirahat saja. "Lo mau istirahat? Kalau gitu gue sama Lexa pulang aja, ya. Biar lo bisa istirahat," ucap Vio.
"Iya," jawab Miya singkat. Bukan ia tak mau berbicara banyak, hanya saja untuk mengeluarkan suara saja masih terasa berat. Kepalanya masih agak pusing.
"Kita pulang ya, Mi. Cepet sembuh ya," ucap Lexa berpamitan.
"Mama lo mana, Mi? Kok gak keliatan?" tanya Vio.
"Mama gue tadi keluar sebentar, bentar lagi juga pulang. Lo berdua gak perlu khawatir. Gue bakalan baik-baik aja kok," jawab Miya tersenyum.
"Ya udah, bye," ucap Vio dan Lexa bersamaan. Mereka meninggalkan Miya yang sudah mulai memejamkan matanya.
Selepas kepergian Vio dan Lexa, Miya tertidur lelap, mengistirahatkan tubuhnya yang terasa begitu lelah. Selama ini ia terlalu memporsir diri tanpa memperdulikan kesehatannya. Ada banyak hal yang ingin ia lakukan, tapi ia lupa mengontrol hal itu. Sekarang, saatnya dirinya istirahat. Dokter sudah memperingatinya tadi. Agar ia tak terlalu banyak beraktivitas untuk beberapa hari ini.
Miya sengaja mengatakan dirinya hanya kelelahan pada Vio dan Lexa, agar dua orang sahabatnya itu tak khawatir padanya. Padahal jika dirinya memaksakan, mungkin saja tubuhnya drop dan harus opname.
***
Vio terpaksa ke kantin sendirian. Miya masih belum bisa masuk sekolah dan Lexa pulang lebih awal karena ada keperluan mendadak. Vio memiliki tempat duduk yang ada di pojok kantin setelah memesan bakso dan segelas es teh.
Rambutnya yang ia potong pendek sudah mulai panjang lagi. Itu artinya sudah cukup lama Kenzie pergi meninggalkannya.
Kenangan itu kembali terlintas. Bagaimana dulu setiap kali waktu istirahat ia selalu pergi ke kantin bersama Kenzie. Ia akan duduk berhadapan dengan Kenzie dan kemudian Kenzie akan menyuapinya. Vio mengacak-acak rambutnya ketika kenangan itu menguasai pikirannya. Melupakan Kenzie tak semudah yang ia bayangkan. Bahkan ketika ia memaksakan diri untuk melupakan, justru rasa sayang itu semakin dalam.
"Kenzie, kenapa lo harus pergi sih? Lo udah janji, tapi kenapa lo ingkarin janji lo. Lo udah nyakitin gue, Kenzie. Tapi kenapa disaat gue mau melupakan lo, kenangan itu selalu muncul. Kenangan manis yang seharusnya gak pernah terjadi. Gue seharusnya gak kenal lo. Gue seharusnya gak pernah sayang sama lo. Gue tersiksa, Kenzie. Gue udah kehilangan mama dan lo gue juga harus kehilangan lo," gumam Vio sendirian. Entah pada siapa ia berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
03;Espère✔
Teen Fiction💜LavenderWriters Project Season 05. ||Kelompok 03|| #Tema; Kenangan Cinta Pertama. •°Ketua : Patimah. °•Wakil Ketua : Azza. • • • Mengertikah dirimu bahwa cinta ini bukan permainan? Pernahkah kamu memikirkan bagaimana diriku setelah kehilanganmu? K...