•°Espère;46°•

47 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•
•°Espère © Kelompok 3°•
•°Part 46 By: Salsabillafy_°•
•°Selasa, 29 Desember 2020°•



💜Happy Reading💜

Seketika Vio hanya tersenyum, tapi belum memberi jawaban.

Ini membuat Vio bimbang harus menjawab apa. Ini sudah kesekian kalinya bagi Vio. Vio tak ingin menyakiti perasaan Elvan.  Tapi ia juga tak bisa menerima karena hatinya masih tetap dan akan seterusnya tetap untuk Kenzie.

Vio melirik sekelilingnya yang dikerumuni oleh teman teman satu sekolahnya, salah satunya ialah Lexa.

Dalam hati Lexa, ia akan semakin benci melihat hal ini.

Saatnya Vio memberi jawaban untuk Elvan. Perlahan, tangan Vio meraih dan memegang permukaan kedua benda yang dipegang oleh Elvan.

Tetapi, hati Vio berkata lain dan akan mengambil seikat balon tersebut yang artinya ia menolak cinta Elvan. Lagi-lagi cintanya ditolak oleh Vio. Tapi memang harus bagaimana, ia harus setia menunggu Kenzie. Vio yakin Kenzie akan kembali.

"L-lo tolak gue, Vi?" tanya Elvan gugup.

"Maafin gue, Van. Gue harus tolak lo karena satu alasan," jawab Vio tak tega melihat reaksi Elvan.

Vio pergi dari kerumunan itu tapi Elvan mencekal tangannya.

"Apa alasannya, Vi?" tanya Elvan lagi.

"Ada hati yang harus gue jaga, Van." ucap Vio lalu pergi membendung air matanya dan disusul oleh Miya.

Karena kebetulan hari ini tidak ada kelas dan jam kosong. Vio berlari menuju kamar mandi bersama Miya.
Miya sangat mengerti perasaannya.

Tetapi, ada saja yang menggangu Vio disaat seperti ini. Tania dan gengnya, dia adalah geng cewek-cewek eksis yang memang selalu menjadi salah seorang yang dibenci oleh Miya dan Vio.

Tiba-tiba saja, Tania dan geng membully Vio karena ia tidak tulus dekat dengan Elvan.

"Heh, lo suka sama Elvan?" bentak Tania pada Vio.

"Kenapa? Kenapa bisa lo yang disuka sama Elvan?"

"KENAPA!!"

"Menurut lo, gue bakal tenang kalau nantinya lo bakal jadian sama Elvan? Nggak!"

"Muka pas-pasan aja sok lu,"

"Elvan cuma milik gue,"

"Kenapa diem aja lo? Takut? Cemen lu hah!"

"Dasar pelakor!"

"PHO!!"

Satu persatu dari geng itu menyahuti ucapan Tania. Vio tidak tahu jika ada yang suka dengan Elvan. Untung saja dia menolaknya tadi.

Suara riuh caci-makian di depan kamar mandi. Tania benar benar membully Vio habis-habisan. Hingga pertengkaran tersebut berhasil diperhatikan oleh siswa lain.

Siswa lainnya yang melihat pertikaian itu, bukan melerai tapi memvideokan adegannya dan menyebar ke sosmed masing-masing. Vio sangat merasa malu.

Tania dan teman-temannya melempari kertas yang diremas menjadi bulat kepada Vio dan Miya. Miya yang peduli untuk melindungi Vio dari lemparan-lemparan kertas itu akan menjadi suatu kenangan bagi Vio nantinya.

Perlahan, Miya menggiring tubuh Vio keluar dari keramaian yang membuat dirinya malu. Bukan malu karena apa, tetapi disiarkan di sosial medianya membuat ia berdua menjadi bahan sorotan.

03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang