•°LavenderWriters Project°•
•°Espère © Kelompok 3°•
•°Part 51 By: Imah224 °•
•°Jum'at, 01 Januari 2021°•
•
•
•
💜Happy Reading💜Di hamparan rumput tebal yang dikelilingi padang ilalang, disanalah Vio dan Kenzie berada. Ditemani oleh guratan mentari senja yang berwarna jingga. Tempat yang begitu tenang, jauh dari pinggiran kota yang penuh dengan kebisingan. Tempat itu adalah tempat dimana Vio dan Kenzie sering menghabiskan waktu, selain di Cafe You & Me.
Vio menatap cowok yang duduk di sebelahnya itu. Ia rindu, bahkan sangat rindu. Kenzie hilang tanpa pamit, lalu datang tanpa permisi. Ingin sekali dirinya memeluk Kenzie. Hanya saja masih ditahannya sampai nanti ia tau alasan Kenzie pergi darinya. Setidaknya ia akan tetap bersikap seperti itu sampai ia temukan jawaban atas pertanyaan yang selama ini belum terjawab.
Kenzie masih tak bersuara. Sedang Vio masih ragu untuk memulai terlebih dulu. Kenzie yang mengajaknya kesini, jadi Kenzie juga yang harus memulai pembicaraan. Vio ingin Kenzie menjelaskan alasannya pergi tanpa harus Vio tanyakan lagi.
Berada di sisi Kenzie membuat Vio sedikit lebih tenang. Satu kekhawatiran sudah hilang. Dengan kehadiran Kenzie hidupnya lebih berwarna lagi. Sekarang tinggal bagaimana ia dan Kenzie memulai cerita itu lagi dan bagaimana ia menyadarkan papanya. Setelah itu, seberat apapun ujian yang akan nanti, Vio pasti bisa bertahan. Karena ujian terberat sudah berhasil ia lalui.
"Vi," panggil Kenzie.
Vio tak menyahut dan membiarkan Kenzie meneruskan ucapannya.
"Terima kasih, Vi. Lo udah sabar nunggu gue. Gue seneng banget bisa ketemu lo lagi. Maafin gue juga ya, gue pergi tanpa kabar," ucapnya pelan dengan tatapan mata lurus ke depan. Kenzie tengah memandang sang mentari yang sebentar lagi akan tenggelam.
"Gue yakin selama ini lo pasti ngerasain apa yang gue rasain, rindu. Tapi gue gak bisa langsung ketemu sama lo, Vi. Gue harus tahan kerinduan gue." Kenzie menghela nafas.
"Papa tiba-tiba maksa gue berangkat ke Spanyol. Dia minta gue buat bantuin dia ngendaliin cabang perusahaannya yang ada di sana. Dia udah urus perpindahan sekolah gue. Dia juga udah minta sama punya pihak sekolah buat rahasiain kemana gue pindah. Gue gak ada pilihan lain waktu itu, Vi. Bahkan untuk ngabarin lo aja gue gak bisa. (Miring) Handphone gue udah keburu disita sama papa. Dia beliin gue handphone baru. Gue juga salah sih, gak hafalin nomor lo dulu,"
"Tiga bulan setelahnya, gue sempat pulang kesini. Gue emang udah gak tinggal di rumah yang dulu. Gue udah pindah ke rumah lain sekarang. Tapi papa gak ngizinin gue buat ketemu sama lo. Dia ngancam kalau lo bakalan kenapa-napa kalau gue masih nekat nemuin lo. Gue cuman bisa nemuin Arfan," lanjut Kenzie.
Kenzie meraih tangan Vio dan menggenggamnya erat. "Gue tau selama gue gak ada di samping lo, ada aja cowok yang deketin lo. Tapi mereka lo tolak karena gue. Awalnya gue berusaha buat ikhlasin lo, Vi. Tapi ngeliat apa yang terjadi sama lo, gue gak bisa. Bahkan gue pengen banget bisa sama lo lagi. Belakangan ini gue sering nentang papa, bukan karena gue mau durhaka sama dia, tapi gue juga gak bisa terus-terusan iyain egonya dia dan ngorbanin perasaan gue sendiri."
"Jadi selama ini lo awasin gue?" tanya Vio memastikan.
"Mana bisa gue lepas lo gitu aja, Vi? Gak ada yang berubah dari gue, Vi. Yang berubah cuman keadaan. Maafin gue, gak cerita ini dari awal. Karena saat itu gue masih berharap, papa bakalan restuin hubungan kita," ujar Kenzie dengan perasaan bersalah.
"Jadi itu alasannya lo gak pernah mau kenalin gue ke orang tua lo?" Setiap kali Vio ingin bertemu orang tua Kenzie, selalu saja Kenzie memberinya alasan. Vio hanya mengiyakan. Tanpa curiga kalau Kenzie tengah menyembunyikan kenyataan kalau orang tuanya belum merestui hubungannya dengan Vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
03;Espère✔
Teen Fiction💜LavenderWriters Project Season 05. ||Kelompok 03|| #Tema; Kenangan Cinta Pertama. •°Ketua : Patimah. °•Wakil Ketua : Azza. • • • Mengertikah dirimu bahwa cinta ini bukan permainan? Pernahkah kamu memikirkan bagaimana diriku setelah kehilanganmu? K...