Chapter 17

353 59 9
                                    

Akan kah rahasia itu terbongkar sekarang?

"Riel, hiks," lirih seorang wanita yang tampak menangis menghampirinya.

"Arumi," ucap Gabriel kaget bukan main, sejak kapan gadis itu disini? Dan kenapa dia bisa disini?

Pertanyaan itu terus bergeming dipikiran Gabriel.

Gabriel bangkit dari duduknya lalu menghampiri Arumi karna ia tahu bagaimana perasaan gadis itu saat ini.

"Arumi aku bisa jelasin semuanya," ujar Gabriel memegang pundak Arumi dengan tanganya yang kotor karna darah dari korbannya.

"CUKUP! Riel kenapa kamu lakukan semua itu? Kenapa hah? Atau jangan-jangan kamu akan membunuh ku juga?" tanya Arumi penuh penekanan, dirinya tak sanggup untuk melihat disekitarnya. Terlalu banyak darah dan itu membuat Arumi mengingat kejadian masa lalunya.

"Arumi tenanglah, aku bisa jelaskan semuanya, hei?" ujar Gabriel menatap wajah Arumi lekat.

"Sekarang aku tanya sama kamu, kenapa kamu bisa ada disini sayang?" tanya Gabriel sedikit takut.

Flashback on.

Arumi Pov

Aku sangat penasaran kemana dia akan pergi dan kenapa dia tak mengejarku? Ah sudahlah lebih baik aku mengikutinya.

Aku mengikuti Gabriel menggunakan taxi dengan jarak yang cukup jauh agar cowok itu tidak curiga bila aku mengikutinya, tapi kenapa? Mobil itu membawa ku sampai kehutan? Ada apa disana? Dan mau apa Gabriel disana.

Tanpa pikir panjang aku pun turun dari taxi dipinggir jalan dan mengikuti mobil itu masuk kedalam hutan dengan berjalan kaki, rasa takut itu ku tepis jauh-jauh yang paling penting sekarang rasa penasaran itu terbayarkan.

Hampir 15 menit aku berjalan, peluh membasahi baju ku, tapi ya sudahlah aku sudah sejauh ini buat apa putar balik.

Setelah melihat mobil Gabriel berhenti tanpa orang didalamnya, aku sangat panik. Kemana dia? Pikirku.

Aku melihat sekeliling tampak Gabriel mengobrol dengan dua orang tapi kenapa mereka diikat?

Pikiran ku semakin kacau, aku sangat takut, sungguh!

Aku bersembunyi didekat mobil Gabriel menyaksikan semua yang dilakukan kepada dua orang itu.

Kenapa? Kenapa Gabriel melakukan semua itu? Apa aku salah mencintai orang yang seharusnya tak aku cintai?

Flashback off.

Author Pov

"Aku benci sama kau Riel! Kamu jahat, aku pikir kamu orang yang baik. Tapi apa? Dugaan ku salah! Kamu orang yang paling jahat yang pernah aku temui!" teriak Arumi mati-matian menahan air matanya agar tidak jatuh akan tetapi sebesar apa pun bendungan yang dibangun agar air mata itu tidak jatuh pada akhirnya jatuh juga membasahi pipinya.

"Aku minta maaf sama kamu ! Aku melakukan itu ada alasan tertentu Arumi ! Aku mohon jangan membenci aku, Aku akan melakukan apa yang kamu mau. Katakanlah aku akan menuruti semua itu. Asalkan kamu tidak membenci ku Arumi, cuma kamu orang yang paling mengerti aku. Dan aku yakin aku tidak bisa mendapatkan sosok wanita sebaik kamu, aku mohon jangan membenci aku," jelas Gabriel dengan mata berkaca-kaca.

"Aku harap kamu tidak melanggarnya Riel, aku minta kamu jangan membunuh lagi. Aku mohon," isak Arumi dengan air mata yang terus turun.

"Aku janji ! Aku tidak akan membunuh lagi itu demi kamu," ucap Gabriel sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

Arumi mengangguk mantap lalu menyatukan jari kelingkingnya.

"Aku anterin kamu pulang," ucap Gabriel lalu menarik tangan Arumi lembut namun gadis itu langsung memberhentikan langkahnya.

Gabriel menatapnya bingung, "Tidak mungkin kamu mengantar ku pulang dengan keadaan seperti itu," kata Arumi menunjuk baju Gabriel yang bersimbah darah.

"Astaga aku lupa, maafkan aku," ucap Gabriel, Arumi hanya menatapnya dengan senyuman terpaksa.

****
Gabriel telah mengganti bajunya dimobil tetapi tubuhnya masih tercium bau amis darah.

Dimobil Arumi tak bicara apa pun lagi kepadanya, gadis itu hanya menatap kosong kearah jalanan dengan air matanya yang sesekali turun.

Apakah ia harus bertahan? Atau berakhir sampai disini?

Gabriel yang menyadari itu merasa sangat bersalah karna dirinya sangat bodoh. Kenapa dia tidak menyadari jika Arumi sedang mengikutinya?

"Arumi, aku tahu apa yang aku lakukan ini salah." Gabriel angkat bicara memecahkan keheningan diantara mereka.

Arumi pengusap air mata kasar lalu memoleh kearah Gabriel, "Sudah tau salah, kenapa masih melakukan itu. Jujur aku trauma melihat kejadian tadi," ucap Arumi lagi-lagi tak bisa menahan air matanya.

"Gabriel jika kamu masih melakukan itu lagi, jangan harap kamu bisa ketemu sama aku lagi !" ancam Arumi membuat Gabriel menelan salivanya.

Keadaan kembali hening sampai Gabriel mengantar Arumi sampai kerumahnya.

"Aru---" belum selesai Gabriel bicara gadis itu sudah turun duluan tanpa pamitan kepada cowok itu.

Gabriel menghela napas berat lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

****
Pagi itu Gabriel tengah bersiap untuk menjemput Arumi, Gabriel sedikit menyemprotkan parfum aroma mint yang selalu ia pakai.

Apakah setelah kejadian kemarin Arumi akan menjauh kepadanya atau tidak itu hanya Arumi yang tau, coba bayangkan kamu melihat seseorang disiksa dan dibunuh didepan mata mu. Apakah kamu takut dan trauma atau malah sebaliknya?

Seperti kamu menyimpan makanan agar tidak ketahuan orang lain karna kamu ingin memakannya sendiri tapi lama kelamaan makanan itu akan busuk dengan sendirinya, baunya pun akan tercium. Begitu pula dengan rahasia yang kamu simpan dalam-dalam pada akhirnya rahasia itu terbongkar dengan sendirinya.

Gabriel beranjak keluar dari kamar apartemennya, tentu saja Gabriel tidak pulang kerumah orangtuanya.

Gabriel berjalan menuju parkiran mobilnya lalu melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi.

5 menit kemudian Gabriel sudah sampai diperkarangan rumah  Arumi, butuh waktu 5 menit saja bagi Gabriel padahal jarak apartemen dan rumah Arumi lumayan jauh.

Arumi yang baru saja keluar dari rumah hanya bisa menatap Gabriel dengan tatapan datar tidak ada senyuman lagi yang terukir diwajah cantiknya.

"Arumi," panggil Gabriel membuka sedikit kaca mobilnya lalu turun menghampiri gadis itu.

"Hmm." Arumi hanya bergumam tanpa menatap wajah sang kekasih.

"Ayo kesekolah, nanti telat," ujar Gabriel memberi saran tanpa aba-aba Gabriel langsung menarik lembut pergelangan tangan Arumi.

****
Jam pelajaran pun berlangsung, Arumi yang sedari tadi hanya melamun saja tanpa memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi.

"Arumi Nasha Razeta," panggil Bu susi sang Guru kimia.

"Arumi Nasha Razeta," panggil Bu susi untuk kedua kalinya.

"Ah I-iya ada apa bu?" tanya Arumi takut.

"Kerjakan soal didepan," ucap Bu susi menatap Arumi dengan tatapan garang.

Arumi hanya mengangguk lalu dengan cepat mengerjakan soal dipapan tulis, walaupun gadis itu tidak memperhatikan apa yang dijelaskan Bu Susi dia sudah paham.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan comment.

Typo bertebaran harap maklum

Tinggalkan jejakmu jika kamu menyukai cerita ini

Arigatou yang udah baca ≧ω≦

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang