Chapter 13

392 67 30
                                    

Author POV

Gabriel ingin marah, ingin sekali rasanya cowok itu meremuk mulut pria dihadapannya ini.

"Apa maksud anda?" tanya Gabriel tak percaya.

Ashalina yang melihat anaknya seperti ingin marah langsung memenangkan Gabriel, "Gabriel tenangkan dirimu, dengarkan dulu penjelasannya baru kamu bisa menyimpulkan" ucap Ashalina mengusap punggung Gabriel lembut.

Gabriel menghela napas kasar, "Saya tidak akan menerima perjodohan ini! Sampai kapan pun! Dan keputusan saya tidak bisa dibantah!" tolak Gabriel mentah-mentah.

"Lemuel, kami pulang dulu," ucap Pria itu acuh, sepertinya pria itu sangat kesal kepada Gabriel.

Gabriel masih duduk diam disofa dengan mengerutkan keningnya.

"Gabriel ! Daddy tidak pernah mengajarkan mu tidak sopan seperti itu," ujar Lemuel marah sambil beracak pinggang.

"Sudahlah sayang, jangan mengekang Gabriel lagi biarkan dia mengambil keputusannya sendiri dia sudah cukup dewasa." Ashalina memberi nasihat kepada suaminya dengan nada lembut dan sabar.

"Tidak bisa seperti itu Lina, anak itu sudah kurang ajar," ucap Lemuel tak mau kalah.

"Sudahlah," ucap Ashalina sambil memegangi bahu Lemuel.

Cowok itu segera berdiri baru beberapa langkah ia berjalan, namun Lemuel langsung menghentikan langkahnya, "Apa lagi dad?" tanya Gabriel malas.

"Terima perjodohan itu atau---"

"Atau apa?" tanya Gabriel ketus.

Lemuel tersenyum miring kepada anak pertamanya itu, "Pacar kesayangan mu itu habis ditangan daddy !" ucap Lemuel tak main-main.

Gabriel yang mendengar itu tak dapat menahan emosinya, ia langsung menarik kera baju Lemuel dengan kuat, "SAMPAI GUE TAHU KALO LO NYAKITIN DIA, GUE ENGGAK BAKAL MENGAKUI LO SEBAGAI AYAH GUE LAGI !" teriak Gabriel sambil menunjuk muka sang ayah.

"Kamu mengancam saya?" tanya Lemuel tertawa sinis.

"SEHARUSNYA LO ITU SADAR ! LO YANG SERING NGANCAM GUE ! DAN SATU LAGI, KALO LO MASIH MAKSAIN GUE BUAT MENIKAH SAMA ORANG ITU, JANGAN HARAP KELUARGA MEREKA SELAMAT !!" Ucap Gabriel langsung beranjak pergi kekamarnya.

"Sayang, sudahlah aku sedih melihatmu sering bertengkar dengan Gabriel," ucap Ashalina pelan lalu diangguki oleh Lemuel.

****

"Oi Arumi melamun aja," ucap Dimas teman satu kerja Arumi, masih ingatkan jika Arumi berkerja sebagai kurir penghantar paket?.

"Eh maaf hehe," ucap Arumi terkekeh pelan.

"Iya nggak papa, btw nih ada kiriman surat buat lo," ucap Dimas sembari memberikan surat kepada Arumi.

Dengan cepat Arumi langsung menerima surat tersebut, "Makasih," ucap Arumi lalu diangguki oleh Dimas.

Gadis itu mencari tempat duduk lalu mulai membuka surat tersebut, betapa senang dan harunya Arumi ketika ia tau siapa yang mengirim surat itu.

"Bang Revano," gumam Arumi dengan mata berkaca-kaca.

Untuk : Arumi

Dari : Revano Jevracks

Hai adek! kabar kamu gimana? Huaa abang kamu yang ganteng ini sangat rindu kepada gadis kecil kesayangan abang.

Hmm...pasti sekarang kamu sudah besar ya? Enggak terasa sekarang kamu udah gede dulu aja waktu kamu masih kecil abang suka banget gangguin kamu hehe ;D

Oh iya abang cuma mau kasih tau ke kamu setelah kamu lulus sekolah abang akan jemput kamu dan abang juga sudah tau dimana tempat kamu tinggal sekarang, tenang aja Arumi abang akan mengirimkan uang kepadamu karna abang tau panti dimana tempat kamu tinggal sekarang masalah ekonominya sedang tidak bagus kan? Ya abang tau semua itu tanpa kamu kasih tau.

Oh iya..apa kamu merindukan Mama dan Papa? Kamu akan bertemu dengan mereka, abang janji bakal ajak kamu ketemu dengan mereka.

Arumi abang itu sangat sayang sama kamu, tidak ada saudara laki-laki didunia ini yang tidak menyayangi adik kandungnya sendiri dan kamu jangan berpikir kalau abang tidak peduli sama kamu, abang sangat sangat sangat peduli dan sayang sama kamu.

Kamu jaga diri kamu baik-baik, jangan berteman kepada seseorang yang akan memanfaatkan kebaikan mu saja, kamu tahu kan itu?

Abang cuma mau kasih tau itu aja, selamat pagi, siang, sore, malam, maaf arumi abang kan enggak tau kamu bacanya pas kepan hehe ;D

Salam hangat dari Revano ganteng, fix vailed no debat!

Arumi menitikkan air matanya haru, dia sangat bahagia ketika ia tahu jika abangnya masih hidup,"Hiks, bang Revano, Arumi kangen," ucap Arumi sendu sambil memeluk surat itu.

Gadis itu bangkit dari duduknya lalu kembali masuk ketempat dimana ia berkerja.

Dengan giat Arumi menghantarkan paket menggunakan sepedanya, keringat bercucuran dari kening gadis itu peluh membasahi bajunya tapi itu tak ia hiraukan asalkan keluarga pantinya bisa makan, membuat Arumi sangat bahagia melebihi apa pun biarlah tubuhnya terasa sakit yang penting bundanya tidak kesusahan dengan masalah ekonomi.

Arumi gadis yang baik, siapa pun yang berteman dengannya pasti merasa senang dengannya walaupun kebanyakan orang-orang disekolahnya menganggap gadis itu aneh, mungkin karna gadis itu sangat pendiam dan sering menjauh dari semua orang membuat orang-orang sangat sulit akrab dengannya.

Memang Arumi sangat tertutup tapi jika seseorang perlu mencurahkan isi hatinya atau sering disebut dengan curhat, Arumi siap mendengarkan dan memberi semangat, motivasi, dan solusi, walaupun hidupnya tidak sebahagia yang mereka bayangkan.

"Huh capek, aku langsung pulang aja deh udah malam juga, takut bunda marah," gumam Arumi sambil menggiring sepedanya.

Dari kejauhan Arumi dapat melihat mobil yang melaju kencang ke arahnya.

"Astagfirullah," ucap Arumi memegangi dadanya untung saja pengendara mobil itu dapat mengendalikan mobilnya.

"LO KALO JALAN PAKE MATA ! EMANGNYA LO NGGAK LIAT MOBIL GUE HAH !" maki orang itu bukannya meminta maaf kepada Arumi.

"Maaf saya melamun tadi," ujar Arumi mengalah.

"Arumi?" ujar orang itu tak menyangka jika orang yang ia maki ada kekasihnya sendiri.

Arumi yang mendengar ucapan  cowok itu langsung mendongakkan kepalanya ia seperti tak asing dengan suara itu, "Riel," ucap Arumi tak percaya.

"Astaga Arumi aku minta maaf atas kejadian tadi," ucap Gabriel langsung menggenggam tangan Arumi erat.

"Iya gakpapa kok, hmm kamu kenapa bawa mobilnya kencang banget? Kamu punya masalah? Cerita sama aku," tanya Arumi lembut.

"Nanti aku ceritakan aku anterin kamu pulang," ucap Gabriel tak menjawab pertanyaan dari kekasihnya itu.

"T-tapi sepeda aku gimana?" tanya Arumi, Gabriel hanya menepuk jidatnya karna mobil yang Gabriel kendari saat ini berbeda dengan mobil yang sering ia pakai kesekolah.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan comment.

Typo bertebaran harap maklum

Tinggalkan jejakmu jika kamu menyukai cerita ini

Arigatou yang udah baca ≧ω≦

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang