Chapter 5

771 91 50
                                    

"Tidak apa-apa tasbihmu indah," ucap Gabriel tersenyum.

~~~

"Salib mu juga aku selalu melihatnya dileher mu," balas Arumi sambil membalas senyuman Lelaki itu.

"Berarti kau selalu melirik ku diam-diam ternyata," ucap Gabriel terkekeh pelan.

"Tidak!" ucap Arumi cepat lalu memalingkan wajahnya, sepertinya pipinya sedang memerah sekarang.

"Kita pulang sekarang," ucap Gabriel sambil menarik tangan Arumi menuntunnya masuk kedalam mobil.

***

Didalam mobil hanya ada keheningan diantara mereka tak ada yang membuka percakapan hanya ada suara alunan musik klasik.

"Apa kamu lapar?" tanya Gabriel tiba-tiba saja membuyarkan lamunan Arumi yang sedari tadi asyik mendengarkan musik klasik.

"Tidak," ucap Arumi.

"Benarkah?"

Arumi tak menjawab ucapan Lelaki itu, jujur gadis itu sangat lapar tetapi ia tak enak hati, dia takut nanti akan merepotkan pria disampingnya itu.

Gabriel POV

Ku lirik gadis disamping ku ini hanya diam saja, sifatnya sangat tertutup dan misterius seakan-akan ada misteri dibalik sorot matanya itu.

Tak ada yang membuka percakapan, sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka percakapan lebih dulu padahal biasa aku tak suka memulai percakapan pada seorang gadis tetapi kali ini rasanya sangat aneh, ada apa dengan ku?

Gadis itu sangat sulit diajak bicara atau pun makan, contohnya kali ini aku mengajaknya untuk mampir ke restaurant tapi gadis itu tetap keukeuh tak mau, mungkin dia sedikit tak enak hati.

Jujur biasanya ucapanku tak bisa dibantah ketika aku meminta dia A harus tetap melakukan A dan tak bisa diganti dengan B, tetapi kali ini aku merasa sedikit kasihan pada gadis itu, entah setan apa yang merasuki penjahat keji seperti ku mempunyai rasa kasihan.

****

"Kenapa kita berhenti?" tanyanya heran.

"Kita mampir terlebih dahulu, aku tau kau pasti lapar," ucapku.

Gadis itu tak menjawab ucapan ku. Dia hanya menunduk, apa yang gadis itu pikirkan?

Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung menarik tangannya lalu mengajaknya masuk ke dalam restaurant yang bernuansa ala Eropa.

"Kenapa kau diam saja?" tanya ku.

"Tak apa," ucapnya pelan.

Setelah menghabiskan makanan kami aku langsung mengantarkannya pulang, tidak mungkin aku meninggalkan gadis itu sendirian dijalanan.

Aku melihat sekeliling rumah Arumi, maksud ku pantinya sepertinya aku tidak asing dengan tempat ini tapi kapan aku pernah ketempat ini?

***
Aku memasuki pekarangan rumah Daddy, jujur aku malas untuk pulang kerumah Daddy.

"Hai Dad!" sapa ku ketika melewati ayahku yang tengah fokus menatap televisi.

"Kemana saja kau? Tidak biasanya kau pulang hampir larut malam seperti ini?" tanya Lemuel.

"Tidak ada," elak ku.

"Sudahlah kau jangan berbohong kepada daddy, daddy tau kau habis jalan bersama gadis itu," ucap Lemuel namun matanya masih setia menatap televisi.

'Sialan dari mana daddy tau!' umpatku.

"Kenapa kau hanya diam! atau jangan-jangan kau sudah tau jika gadis itu anak dari musuh kita," ucap Lemuel.

Sontak aku menoleh kepada daddy sambil menatap tajam kearah daddy. "Dari mana daddy tau! dad, gabriel mohon jangan sakiti dia, dia tidak salah apa-apa," pekik ku.

"Hahahaha, daddy tak akan menyakiti dia, tapi asal kau tahu jikalau para mafia itu menemukan anak majikan mereka, daddy tak akan tinggal diam dan akan langsung menghabisi gadis itu," ucap Daddy serius.

"KAU GILA DAD!!" Ucap ku dengan nada meninggi.

Author POV.

Gabriel mati-matian menahan emosinya lalu bergegas beranjak pergi dari hadapan ayahnya itu.

Dari mana Gabriel bisa tau jika Arumi anak dari musuh ayahnya?

Flashback on.

"Angga! Angga! Angga!" panggil Gabriel kepada orang kepercayaannya.

"Ada apa tuan muda memanggil saya?" tanya Angga.

"Aku memintamu menyelidiki gadis ini." ucap Gabriel sambil menyerahkan foto Arumi yang dia memotret gadis itu diam-diam.

"Baik tuan, saya undur diri." ucap Angga sopan.

Beberapa hari kemudian...

Gabriel yang tengah sibuk dengan mayat korban dikagetkan dengan Angga didalam ruangannya, ruangan dimana Gabriel bisa memotong bagian-bagian tubuh manusia tanpa dicurigai sedikit pun.

"Ada apa!" ucap Gabriel namun masih setia memainkan bola mata dari korbannya itu.

"Saya mendapatkan informasi mengenai seorang gadis yang tuan menyuruh saya untuk... "

"To the point saja!" Ucap Gabriel tegas.

"Kau tahu tuan?, gadis itu bernama Arumi Nasha Razeta tapi itu bukan nama aslinya, sepertinya nama itu sengaja diganti oleh pengasuh pantinya nama gadis itu sebenarnya Arumi Jevracks, bisa diketahui dari nama gadis itu jika dia anak dari musuh kita." ucap Angga.

"Baiklah kau boleh pergi," ucap Gabriel langsung diangguki oleh Angga.

Flashback off.

Gabriel sangat cemas saat ini, dia takut akan terjadi apa-apa dengan Arumi, meskipun Arumi anak dari musuh Ayahnya sendiri.

"Sialan kau Angga! Aku tidak akan mengampuni mu," ucap Gabriel dengan penuh emosi.

Selang beberapa waktu Angga datang menemui Gabriel. "Ada apa tuan?" tanya Angga.

Bugh!

Satu pukulan mendarat mengenai rahang milik angga, pria itu tersungkur tak membalas pukulan keras dari Gabriel.

"Maafkan saya tuan, saya tidak tau harus berbuat apa ketika tuan besar mengambil berkas-berkas gadis itu dari tangan saya," ucap Angga jujur.

"Saya tidak butuh alasan darimu, sekarang pergi anda dari sini atau anda saya pecat!" bentak Gabriel.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan comment.

Typo bertebaran harap maklum

Tinggalkan jejakmu jika kamu menyukai cerita ini

Arigatou yang udah baca ≧ω≦

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang