Chapter 18

340 57 25
                                    

Bel istirahat berbunyi, Arumi bergegas keluar kelas tanpa melirik Gabriel sedikit pun sama seperti dirinya waktu itu, yang terkenal dingin dan cuek ke siapa pun.

Arumi tersenyum kepada Bu yana selaku guru perpustakaan, "Selamat siang bu Yana, Arumi bolehkan disini?" tanya Arumi basa basi.

"Arumi, Arumi kamu ini sudah tau hanya kamu dan beberapa murid saja yang sering kesini masih saja bertanya," ujar Bu yana sambil memjitak jidat Arumi.

"Aw sakit bu," ringkis Arumi.

"Ya sudah sana, banyak buku baru lho," ucap Bu Yana.

"Eh--seriusan bu?" tanya Arumi sambil membetulkan kacamatanya.

Bu yana pun mengganguk, tanpa berlama-lama Arumi pun beranjak pergi ke-rak buku sekedar membaca novel atau pun buku pelajaran asalkan ada ilmu yang ia dapat dari membaca.

"Arumi!" panggil seseorang sedikit berteriak membuat para kutu buku sontak menoleh kearahnya, siapa lagi jika bukan Tasya.

"Suttt! Jangan teriak-teriak nanti dimarahin," ucap Arumi membungkam mulut Tasya.

"Wkssnbshshwjsbsns," kata Tasya tak jelas karna mulutnya dibungkam oleh Arumi.

"Iya-iya maaf," ucap Tasya setelah mulutnya tidak ditutup lagi oleh Arumi.

"Kanapa panggil aku?" tanya Arumi sedikit bingung.

"Kantin yuk," ucap Tasya langsung menarik tangan Arumi keluar dari perpustakaan.

"Tasya, enggak usah tarik-tarik juga kali," protes Arumi.

Sesampainya di kantin yang sangat ramai, sampai-sampai tidak ada tempat duduk lagi untuk mereka berdua.

"Enggak ada tempat duduk lagi, kekelas aja yuk, disini rame banget," ajak Arumi yang mulai gerah dengan para siswa yang berlalu lalang.

"Namanya juga kantin, pasti rame lah," Tasya menoleh lalu menarik kembali tangan Arumi.

Setelah antrian cukup panjang barulah mereka mendapatkan juga tempat duduk.

"Hmm kamu kok enggak bareng Kaila lagi?" tanya Arumi sedikit bingung sambil sesekali menyeruput minumannya.

"Oh itu, gue juga nggak tau si Kaila, ngejauh gitu dari gue," ucap Tasya malas.

Kringgg!!

Bel istirahat telah usai para siswa dan siswi bergegas masuk kembali kekelas begitu juga dengan Arumi dan Tasya.

"Sialan gue baru aja makan dikit bel udah bunyi aja," gerutu Tasya, Arumi hanya terkekeh pelan.

****

"Assalamualaikum bunda, Arumi pu---" Belum sempat Arumi menyelesaikan ucapannya, gadis itu terkejut lalu dengan cepat memeluk seseorang yang sangat ia rindukan selama ini.

Revano Jevracks saudara kandung Arumi yang selama ini menghilang bak ditelan bumi.

Arumi melepas pelukannya lalu menatap Revano lekat, "Bang Revano kemana aja selama ini? Arumi kangen," tanya Arumi dengan mata yang memerah seakan air mata akan jatuh dipipinya.

"Abang selama ini juga mencari kamu, dan akhirnya abang menemukan kamu disini, oh iya kamu sudah terimakan surat dari abang kemarin?" ujar Revano sambil mengacak rambut Arumi.

Arumi mengangguk lalu tersenyum manis kepada Revano.

"Bang Revano katanya mau jemput Arumi setelah lulus sekolah, kok sekarang jemputnya. Bang Revano enggak tepat janji," ucap Arumi pura-pura cemberut dengan tangan disilangkan diatas dada.

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang