Chapter 22

317 58 31
                                    

Kenapa banyak sekali rahasia yang mereka sembunyikan dari ku?
-Arumi Nasha Razeta-
-
-
-

Author pov

Revano tersenyum melihat adiknya sudah dewasa dan semoga saja kelak ia dapat orang yang pas untuk menjadi pendamping hidupnya, pikir Revano.

"Ga-gabriel?" ucap Revano tak percaya sambil berjalan mendekati Gabriel.

Gabriel mengerutkan dahinya, ah dia ingat siapa orang itu.

"Gabriel, ketemu lagi kita. Ingat masalah kita belum kelar dan saya harap kamu jangan sakiti adik saja!" ucap Revano tersenyum sinis membuat Arumi bingung.

"Oh jadi yang waktu itu memberhentikan mobil saya adalah anda?" ucap Gabriel.

"Hahahaha benar sekali." Revano tertawa padahal tidak ada yang lucu.

"Maksud kalian itu apa?!" tanya Arumi heran.

"Suatu hari nanti kamu pasti bakal tau semuanya," ucap Revano berlalu pergi.

Arumi menatap Gabriel seakan-akan meminta jawaban, "Apa maksud dari semua ini Riel?" tanya Arumi.

Gabriel menggeleng jujur saja ia juga bingung, "Sumpah aku tidak tahu," jawab Gabriel seadanya.

Gadis itu menghela napas berat, "Oh iya kamu kesini ngapain?" tanya Arumi mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Besok saja aku ceritakan, aku pulang dulu," ucap Gabriel diangguki oleh Arumi.

Oh ya Revano sudah sedari tadi pergi, kedatangannya kerumah Arumi hanya sedekedar berpamitan saja.

****
Cowok itu memparkirkan motornya lalu bergegas masuk lewat pintu garasi, cowok itu malas jika harus melewati pintu utama.

Gabriel masuk kekamarnya untuk membersihkan diri, setelah berendam cukup lama diair panas barulah Gabriel beranjak pergi keluar kamar mandi dengan handuk ia lilit kan sebatas pinggang.

Cowok itu melihat sekeliling kamarnya yang nampak berantakan, rupanya belum ada yang membersihkan kamarnya.

Hanya butuh waktu lima menit Gabriel sudah rapi dengan pakaian santainya, tak pakai pikir panjang cowok itu bergegas membersihkan satu persatu barang-barang yang berserakan dilantai dan tak lupa pecahan kaca beserta bercak darah yang tampak mengering dilantai.

Tiga puluh menit sudah Gabriel berkutik dengan sapu, lap pel dan alat kebersihan lainnya.

Gabriel menyapu keringat yang turun dari keningnya, walaupun didalam kamar itu terdapat AC tapi masih saja panas.

"Wah gila panas banget!" gumam Gabriel sambil melirik jam yang terpajang di dinding kamarnya, sudah menunjukan pukul 18:35 menit tapi ayahnya belum kunjung pulang, tidak seperti biasanya.

Gabriel pov

Huh, kenapa aku malah memikirkan pria berengsek itu? Lagi pula untuk apa aku peduli kepadanya, cih!

Arrrggg, kenapa aku terus memikirkan pria tua itu? Kenapa keperasaan ku tidak enak?

Aku bergegas mengganti pakaian ku lalu mencari kunci motor, ya kunci motor sepertinya lebih cepat menggunakan motor dari pada mobil.

Insting ku berkata bahwa Daddy ku sedang tidak baik-baik saja, ada apa ini?

Aku melaju motorku dengan kecepatan yang sangat tinggi, membuat pengendara lain sedikit meminggirkan kendaraan mereka.

Aku sampai dikantor daddy tapi pria itu tidak ada disana, kemana dia? Arrggg daddy membuat ku pusing saja.

"Dimana ayah ku?" tanya ku kepada salah satu bodyguard bertubuh kekar, kepercayaan dikantor itu.

"Setelah pulang dari rumah beliau datang kekantor dengan raut wajah yang sangat marah beberapa menit ketika beliau dikantor, ia keluar. Seperti biasa ketika beliau sedang banyak masalah beliau pergi kecafe dekat daerah sini," jelas bodyguard itu.

"Ck! Sial!" umpat ku berjalan keluar dari kantor.

****

Aku memberhentikan motor ku diparkiran dekat cafe lebih tepatnya seperti di diskotik.

Mau apa daddy ketempat seperti ini? Ck! Sudahlah.

Aku merasa jijik melihat para wanita berpakaian seperti kekurangan bahan saja, ingin sekali rasanya aku membunuh mereka semua.

Mata ku tertuju pada sosok pria menggunakan jas berwarna hitam dengan postur tubuh tegas, aku yakin itu ayah ku.

Aku berjalan dengan hati-hati karna banyak sekali wanita-wanita jalang yang memberhentikan langkah ku, mereka pikir aku ini nafsu kepada wanita seperti itu? Cih! Perjaka ku ini hanya untuk gadis ku, siapa lagi jika bukan Arumi.

Aku tidak salah lagi itu ayah ku tapi aku heran sedang apa dia disana dengan seorang perempuan seusia ku, sepertinya perempuan itu bukanlah wanita-wanita jalang disini. Dilihat dari penampilannya sangat berbeda.

"Hai mas, mau cari apa? Cari aku ya haha, aku bisa puasin mas kok. Mau berapa ronde juga aku siap," ucap seorang wanita bertubuh sexi yang tidak aku kenali, tangan kanan wanita itu tampak asik membelai dada ku lalu tangan kirinya sibuk memegangi bibirku, mau apa dia? Sialan!

Tanpa berkata sepatah kata pun aku langsung mendorong tubuh wanita itu hingga ia tersungkur kelantai, aku sudah muak melihat wanita seperti itu.

Sial ! Ayah ku sudah tidak ada disana, kemana dia?

Tanpa memikirkan wanita jalang itu aku bergegas pergi mencarinya lagi, aku yakin pria tua itu masih ada disini.

Aku menanyakan kepada kasir penyewa kamar untuk para pria hidung belang.

"Hmm maaf," ucapku.

"Ada apa ya mas, mau sewa kamar? Kalau yang VVIV sudah kosong soalnya tadi ada sepasang kekasih yang memesan kamar terakhir itu," ucap wanita kasir itu, padahal aku hanya ingin bertanya bukan memesan kamar. Dia pikir aku ini sebrengsek itu?

"Saya bukan mau memesan kamar, saya ingin tanya siapa orang yang memesan kamar VVIV yang terakhir itu?" tanya ku penasaran.

"Oh itu, dia itu langganan sini mas, hampir setiap minggu beliau ke sini bersama wanita yang sama, kalau tidak salah namanya pak--le--lemuel, ah iya Lemuel," ucap kasir itu membuat ku terkejut, aku sangat emosi saat ini. Jadi selama ini daddy sudah mengkhianati mommy. Shit! dasar tak tau diri !

"Baiklah terimakasih atas infonya," ucapku langsung memeriksa satu persatu kamar dengan tingkat elit itu.

Sial ! Dimana pria tua itu? Ada satu kamar yang tampak tidak terkunci, apa disana ada orang? Tapi kasir itu bilang kamar VVIV sudah penuh dengan pengunjung, tidak salah lagi.

Brak!!

Dengan emosi yang mencapai ubun-ubun, aku mendobrak pintu itu dengan sangat kencang sampai-sampai orang yang ada didalam terkejut langsung menutupi tubuh mereka yang polos dengan selimut, tidak salah lagi itu daddy dan wanita simpanannya.

"DASAR LELAKI TAK TAU DIRI ! SAYA TIDAK TERIMA DENGAN SEMUA INI ! BISA-BISA KAU MENGKHIANATI ISTRI MU SENDIRI DENGAN JALANG SEPERTI DIA!" Tegas ku dengan tatapan seakan-akan ingin menghabisi nyawa mereka.

"Gabriel! Kamu jangan kurang ajar! Ini tidak seperti yang kamu lihat!" ucap daddy mengelak sambil turun dari atas ranjang hanya memakai boxer saja.

Aku menatap wanita itu sekilas tak ada raut penyesalan diwajah wanita itu. Seperti terlena dengan permainan  ranjang yang ayah ku buat.

Bersambung....

Jangan lupa vote dan comment.

Typo bertebaran harap maklum

Tinggalkan jejakmu jika kamu menyukai cerita ini

Arigatou yang udah baca ≧ω≦

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang