Chapter 2

1.2K 133 88
                                    

Begitulah Arumi dia tak punya teman satu pun karna semua orang menganggap gadis itu aneh.

"Huh buku apalagi yang harus ku cari, hampir semuanya sudah ku baca," gumam Arumi sambil memilah buku.

Lama Arumi berkutik dengan rak buku namun tak ada satu pun buku yang cocok untuknya hingga Arumi memutuskan untuk tidak membaca buku hari ini dan akan tiduran dikelas saja.

Arumi melihat dari kejauhan Gabriel yang sedang bertanding basket seperti biasa, ntah kenapa Arumi ingin sekali bertegur sapa dengannya namun hati kecil Arumi berkata lain.

Jam istirahat pun usai saatnya seluruh siswa dan siswi kembali ke kelas masing-masing namun disaat Arumi membuka matanya seseorang yang ia lihat pertama kali adalah Gabriel.

Arumi hanya melirik sebentar lalu menggelamkan kembali wajahnya, baru saja Arumi memejamkan matanya kembali tiba-tiba saja seorang guru masuk kedalam kelasnya memberi tahukan kalau sekolah mereka akan pulang cepat.

"Anak anak kita hari ini tidak ada kelas ya, karna hari ini guru akan mengadakan rapat besar besaran jadi harap maklum ya nak," ujar Bu guru sesekali melirik Arumi sebentar.

"HOREEE!!! AKHIRNYA PULANG CEPE," kata seluruh siswa kegirangan.

"Oh ya Arumi? Kenapa kamu lemas seperti itu?" kata Bu guru dengan raut wajah yang bertanya tanya.

"Gak papa kok bu," ujar Arumi pelan sampai tak kedengaran.

"Lo ngomong apa sih Arumi? Kalo ngomong tuh yang keras dikit napa?!" ucap Kaila asal ceplos.

Arumi hanya menunduk, jujur dia malu saat ini, ia tidak tau harus melakukan apa.

"Sudah jangan ribut, lebih baik kalian pulang kerumah masing masing," ucap Bu guru menenangkan kelas yang mulai gaduh sambil berlalu pergi dari kelas.

Tanpa mengucapkan kata-kata apa pun lagi Arumi langsung bergegas keluar kelas.

'mau kemana gadis itu, kenapa dia seperti terburu-buru,' ucap Gabriel dalam hati.

'Arrrrggg sh*t kenapa aku harus peduli pada gadis yang tak aku kenali' batinnya kesal.

***

"Assalamualaikum, Bunda Arumi pulang," ucap Arumi namun tak ada sautan dari Bunda pantinya.

Namanya Bunda Zahra, ibu yang mengurus Arumi dari gadis itu berumur 10 tahun sampai saat ini.

"Waalaikumsalam, eh--kamu udah pulang nak, cepat sekali?" tanya Bunda Zahra sembari membenari jilbabnya.

"Iya Bunda soalnya tadi disekolah ada rapat jadi disuruh pulang cepat," balas Arumi sambil meminum segelas air putih.

"Ohh begitu, ya sudah mendingan kamu ganti baju gih habis itu makan, makanannya udah Bunda siapin diatas meja bareng adik-adik kamu," ucap Bunda Zahra perhatian.

"Nggak usah deh Bund, soalnya tadi Arumi udah makan kok disekolah, makanan Arumi buat mereka aja ya bunda," ucap Arumi berbohong sebenarnya dia sangat lapar tetapi dia tau saat ini kondisi keuangan panti sedang sulit.

Bunda hanya mengangguk tanda iya.

"Oh iya bunda, abi belum pulang bekerja?" tanya Arumi.

"Belum, tapi sepertinya Abi kamu akan pulang larut malam," ucap bunda sambil tersenyum.

"Oh--oke deh bunda, kalau begitu Arumi kekamar dulu ya mau ganti baju, setelah itu Arumi mau berangkat kerja dulu," kata Arumi lagi sambil berlalu pergi meninggalkan bundanya.

Setelah selesai mengganti baju, Arumi lalu berpamitan kepada Bunda Zahra.

"ARUMI PERGI DULU YA BUNDA ASSALAMUALAIKUM!" teriak Arumi sambil melambaikan tangannya lalu melajukan sepedanya.

"Waalaikumsalam, hati hati nak maafin bunda gara gara bunda kamu juga harus bekerja," lirih Bunda.

***

Tidak butuh waktu lama Arumi sudah sampai ditempat, dimana dia berkerja membantu orangtua pantinya.

"Assalamualaikum pak, hari ini Arumi bakal nganterin paket kemana?" ucap Arumi antusias.

"Waalaikumsalam nak Arumi, cuma disekitaran kota ini aja kok nak, ngga jauh jauh bapak tau kamu juga anak perempuan tidak baik pergi jauh jauh," ucap Pak Gilang perhatian.

"Hmm baiklah pak," ucap Arumi lagi dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.

Arumi berkerja sebagai kurir, walaupun penghasilan yang tidak seberapa namun cukup untuk biaya sekolahnya.

***

"Huh akhirnya paket terakhir, yosh semangat Arumi," ucap Arumi memberi semangat pada dirinya sendiri.

Lama gadis itu menggayuh sepedanya, capek? itulah yang gadis itu rasakannya saat ini tetapi rasa capek itu dia tepis jauh jauh.

"Ini kah rumahnya? Tetapi rumah sebesar ini kenapa---" ucap Arumi belum menyelesaikan ucapannya namun sudah dipotong oleh satpam penjaga rumah itu.

"Cari siapa?!" tanya satpam sembari melirik Arumi.

"Itu pak--saya kesini cuma mau kasih kiriman paket," ucap Arumi pelan sambil turun dari sepedanya lalu menghampiri satpam.

"Ohh ya sudah langsung masuk saja, kalo saya yang langsung menghantarkannya kedalam bisa bisa saya kena tegur karna bukan kurirnya langsung," ucap satpam itu seakan akan tau isi pikiran Arumi saat itu.

Arumi hanya mengangguk paham, lalu bergegas menuju pintu utama rumah itu yang dijaga oleh bodyguard.

"Assalamualaikum...paket," ucap Arumi.

"Sebentar?" balas seseorang dari dalam.

Deg, jantung Arumi berdetak bergitu kencang, sepertinya dia mengenali seseorang yang ada didalam sana.

Bersambung....

Jangan lupa vote dan comment.

Typo bertebaran harap maklum

Tinggalkan jejakmu jika kamu menyukai cerita ini

Arigatou yang udah baca ≧ω≦

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang