Chapter 10

501 71 26
                                    

💬Message

Arumi calon pacar

Arumi? Ini aku Gabriel, bisa tolong kesini sebentar?

‹Eh iya, riel kamu kenapa?

Aku sakit Arumi

‹Kamu tunggu disana, aku kesana sekarang
‹Shareloc riel

Read.

Gabriel pun langsung mengirim alamat kepada Arumi, tak lama kemudian Arumi datang menghampiri mobil pria itu.

Tuk tuk tuk

"Riel?" ujar Arumi sambil mengetuk pintu mobil Gabriel.

"Arumi, syukurlah kamu datang aku pikir kamu enggak bakal datang," ucap Gabriel tertawa hambar sambil membuka pintu mobilnya lalu mempersilahkan Arumi masuk.

"Aku enggak mungkin tega liat keadaan kamu yang sedang sakit," lirih Arumi sendu.

"Riel biar aku saja yang menyetir, kau sakit, aku tak mau ada apa-apa denganmu," ucap Arumi lagi.

"Tidak usah biar aku saja, lagi pula tak ada yang peduli dengan ku," ucap Gabriel acuh.

"Kau kenapa? Kalau aku tidak peduli dengan mu tidak mungkin aku datang kesini untuk menemui mu riel hiks," ujar Arumi.

Entah sejak kapan air matanya jatuh membasahi pipi gadis itu.

"Cengeng," kata Gabriel melirik sebentar kearah gadis itu.

"Terserah deh apa mau kamu, yang penting sekarang kamu minggir sana, aku yang bawa mobilnya," ucap Arumi sambil mengusap air matanya kasar.

"Lah ngatur?"

"Ish, terus mau kamu suruh aku kesini apa riel!!" pekik Arumi sebal.

"Mau kamu jadi pacar aku," ucap Gabriel tersenyum lebar.

Arumi segera menetralkan detak jantungnya saat ini, sungguh dia masih ingat ucapan Gabriel tadi siang, "Apa sih? Ini tuh udah malem nanti bunda marah sama aku lebih baik aku anterin kamu pulang dulu, kamu itu lagi sakit," ujar Arumi mengalihkan pembicaraan.

"Jadi? Aku ditolak nih?" ucap Gabriel tertawa hambar.

"Bu-bukan gitu," ucap Arumi gugup.

"Turun!" kata Gabriel dingin

"Riel, oke aku ngaku aku juga sayang sama kamu tapi--"

"Tapi apa?" tanya Gabriel.

"Makanya dengerin dulu penjelasan aku, suka banget bikin emosi," ujar Arumi cemberut.

"Tapi aku tuh cintanya sama riel bukan Gabriel," ujar Arumi dengan nada becanda

"Arumi!!" teriak Gabriel lalu mencubit pipi gadis itu gemas.

"Maaf."

Cup~

Satu kecupan mendarat dibibir merah muda milik Arumi, Arumi yang baru sadar apa yang di lakukan Gabriel pun langsung membulatkan bola matanya.

"RIEL KAMU TUH YA, UDAH AMBIL FIRST KISS AKU!! KAMU JAHAT," ucap Arumi emosi dengan apa yang dilakukan Gabriel padanya.

"Iya sayang maaf," ucap Gabriel terkekeh pelan.

"Bodo amat Arumi nggak mau lagi ngomong sama Gabriel, sana tukar posisi aku yang nyetir," ucap Arumi cemberut.

"Emang kamu bisa nyetir?" tanya Gabriel remeh.

"Mau nggak?! Kalo nggak mau aku turun," ucap Arumi.

"Yaudah deh," ucap Gabriel mengalah.

*****

Butuh waktu 30 menit untuk sampai diapartemen pribadi milik Gabriel.

"Riel aku pulang dulu ya, kamu jangan lupa minum obat, jaga kesehatan juga, aku sayang kamu," ucap Arumi yang hendak beranjak keluar dari kamar Apartemen Gabriel namun dengan cepat Gabriel menahan tangan gadis itu.

"Kenapa?" tanya gadis itu bingung.

"Temenin aku disini, sehari aja," ucap Gabriel memohon kepada sang kekasih.

"Tapi riel, aku perempuan dan kamu laki-laki tidak sepantasnya lawan jenis yang belum muhrim tinggal satu atap," jelas Arumi.

Cowok itu menghembuskan napas kasar lalu mempersilahkan Arumi pulang kerumahnya.

***

Pagi itu cuaca sangat tidak bersahabat mendung menghiasi awan pagi ini nampaknya sebentar lagi akan turun hujan.

untungnya Arumi sampai tepat waktu disekolah karna ketika Arumi baru sampai hujan deras menguyur jalanan kota.

"Masih sepi, lebih baik aku keperpustakaan dulu," gumam Arumi langsung beranjak bangkit dari duduknya.

Bagaimana Arumi bisa masuk keperpustakaan sekolah masih sepi, guru pasti belum datang?

Tenang, Arumi yang memegang kunci perpustakaan sebagai ketua pengurus perpustakaan Arumilah yang sering aktif keperpustakaan dari pada anggota pengurus yang lain.

"Hujan deras banget, kapan berhentinya sih?" gumam Arumi sambil duduk dengan tenang diperpustakaan.

"Hufftt dingin," ujar Arumi karna gadis itu tidak mengenakan jaket.

Arumi terkejut ketika merasakan sedikit kehangatan ketika seseorang memakaikan jaket kepadanya, ya siapa lagi jika bukan Gabriel.

"Riel? Kamu ngapain disini?" tanya Arumi terkejut dengan kehadiran cowok itu.

"Nyariin kamu, ternyata kamu disini," jawab Gabriel enteng lalu duduk disamping Arumi dengan kepala yang ia tempelkan diatas meja.

"Oh gitu," ujar Arumi memalingkan wajahnya gadis itu sangat malu atas kejadian tadi malam.

"Kamu kenapa?" tanya Gabriel.

"Hmm nggak papa heh," ujar Arumi terkekeh pelan sungguh dia canggung saat ini.

"Ke kelas yuk," ajak Gabriel lalu dibalas anggukan dari gadis itu.

Arumi POV

Aku sangat terkejut ketika riel eh maksud ku Gabriel menggenggam tanganku, detak jantung ku tiba-tiba berdegub kencang, perasaan apa ini?

Aku melirik sebentar kearah cowok disamping ku ini, penampilannya yang cool menambah kesan misterius dibanak ku, entah kenapa aku merasa ada yang dia sembunyi kan, duh mikir apa sih aku ini?

Tapi aku masih kesal kepada cowok itu, bisa-bisanya dia mengambil frist kiss pertama ku, aku benar-benar kesal sekali. Namun ketika aku ingin sekali memarahinya ada sebuah serpihan ingatan dikepala ku, aku seperti sedang memarahi Abang ku.

Bersambung...

Abangnya Arumi?

Siapa dia? Bukan kah Arumi tinggal sendirian saat ini?

Jangan lupa vote dan comment.

Typo bertebaran harap maklum

Tinggalkan jejakmu jika kamu menyukai cerita ini

Arigatou yang udah baca ≧ω≦

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang