Chapter 7

576 87 37
                                    

Mungkin suatu hari nanti semua kebenaran itu akan terungkap

-Arumi Nasha Razeta-

Hari itu seperti biasa Arumi menunggu angkot namun tak ada satu pun angkot yang lewat.

"Arumi, bareng aja," sapa Tasya teman dekat kaila.

"Eh Tasya, ngga usah deh makasih udah nawarin," tolak Arumi dengan lembut senyum pun tak luntur dari wajah cantiknya.

"Lho kenapa? Santai aja kali," ucap Tasya sambil turun dari motornya.

"Aku ngga enak aja sama kamu," ucap Arumi pelan.

"Hahaha--gue ngga keberatan tuh, emangnya lo ngga takut telat? Kan hari ini lo-" belum sempat Tasya berbicara Arumi langsung memotong.

"Astaga, aku lupa kalo hari ini ada olimpiade, gimana nih," ucap Arumi panik.

"Yaudah hayuk," ucap Tasya sembil menarik tangan Arumi.

****
Tasya Reza Ananda namanya gadis yang terkenal sedikit tomboi yang dulunya sama seperti Arumi tidak punya teman seorang pun namun kala itu datanglah Keila yang mau menjadi teman sekaligus sahabatnya, banyak tatapan tak suka kepada Tasya pasalnya Keila adalah gadis idaman para pria disekolah itu dan juga orang yang paling dikagumi oleh satu sekolah tapi kenapa dia mau berteman Tasya?

"Eh tasya lo kok jalan bareng dia sih?" ucap Kaila tak suka.

"Emangnya kenapa Kai? Apa salahnya?" tanya Tasya bingung.

"Lo itu temen gue, lo ngga boleh temenan sama dia."

"Udah-udah jangan berantem, aku minta maaf kalo aku udah temenan sama Tasya, kalo gitu aku permisi keruang guru," ucap Arumi disertai dengan senyuman manisnya lalu bergegas pergi.

Sesampainya diruang guru Arumi tampak was-was dia sangat takut akan mengecewakan sekolahnya.

"Permisi," ucap Arumi sambil mengetuk pintu ruang guru pelan.

Disana sudah ada Gabriel yang tengah santai memainkan handphonenya.

Arumi POV

Perasaan apa ini? Kenapa? Setiap aku melihat pria itu kenapa jantung ku jadi berdebar-debar? Ah sudahlah aku tak mau memikirkannya.

Pria itu menoleh kearah ku dengan wajah datar dan tampak aura menyeramkan memancar dari wajah pria itu namun aku tidak takut, aku tahu dia itu pria yang baik.

"Ngapain lo masih disana? mau nagih utang?" tanyanya sambil terkekeh pelan.

Aku langsung masuk namun aku takut untuk duduk disebelahnya, entah kenapa aku jadi canggung begini.

Author POV

Ditengah-tengah kecanggungan antara Gabriel dan Arumi tiba-tiba saja pak Anton datang menghampiri mereka berdua.

"Gabriel dan Arumi langsung bersiap-siap karna sebentar lagi kalian berdua akan mengikuti olimpiade," jelas pak Anton.

Mereka hanya mengangguk pelan lalu keluar dari ruang guru.

****

Akhirnya olimpiade pun selasai tinggal menunggu para juri yang yang sedang rapat siapa yang akan menjadi pemenang.

'Ya Allah, semoga aja kami menang supaya bisa mengurangi beban bunda dan abi' batin Arumi.

"Muka lo kenapa cemas gitu?" tanya Gabriel tiba-tiba.

"E-eh gpp kok, aku cuma..."

"Takut kalah? Santai aja kali, jangan-jangan lo mau ikut cuma mau uangnya doang kan?" ucap Gabriel pedas, dasar ucapannya ngga bisa disaring dulu apa?

"Kalo aku boleh jujur, apa yang mau bilang itu benar, aku ikut olimpiade ini cuma mau uangnya doang kok, supaya keluarga panti ku bisa makan, kalau gitu aku permisi ke wc dulu," ucap Arumi tersenyum kepada Gabriel lalu beranjak pergi.

Gabriel meneguk salivanya, ia tak bisa berkata apa-apa. Lalu kenapa gadis itu malah tersenyum bukannya marah? Sepertinya ada banyak luka dibalik senyuman itu.

*****

Dilain tempat Tasya dan Kaila masih aja mempermasalah kan masalah tadi pagi.

"Tasya, lo dengerin gue kan? Udah bilang sekali lagi sama lo, kalo lo masih temenan sama tuh cewek kampung, jangan harap lo bisa temenan lagi sama gue!" ancam Kaila.

"Lo kenapa jadi berubah gini sih? Dulu pas gw pertama kenal lo, lo ngga kayak gini? Kenapa lo jadi ngekang gue kai? gue juga ngga bisa di kekang kayak gini terus, gue udah usaha jadi teman yang baik buat lo! Tapi apa? Lo seenaknya sama gue, kalo lo ngga mau temenan sama gue itu terserah lo, gue juga ngga bisa ngelarang lo," ucap Tasya datar sungguh dia tak sanggup selalu dikekang oleh Kaila.

"Tasya maafin gue hiks...gue nyesel udah ngomong kayak gitu sama lo hiks," ucap Kaila menyesal, air mata jatuh dipipi gadis itu.

"Nggak usah nangis," ucap Tasya dingin, ingin sekali dia meninggalkan Kaila namun ada sedikit rasa tak tega dibenak Tasya saat ini.

Kaila hanya mengangguk pelan lalu menyeka air matanya.

*****

Semua perwakilan dari seluruh sekolah sudah berkumpul ditempat dimana mereka mengadakan acara olimpiade itu, namun Arumi tak kunjung datang sejak gadis itu meminta izin pergi ke toilet.

"Gabriel, Arumi kemana?" tanya Bu Susi sedikit panik.

"Tadi dia minta izin ke toilet tapi sampai sekarang belum kunjung pulang juga," ucap Gabriel sedikit tenang walaupun dihatinya ada rasa bingung. "Oh ya bu, saya permisi pergi mencari Arumi dulu," ucap Gabriel lagi.

Didepan toilet perempuan Gabriel begidik ngeri ketika para wanita menatapnya dengan kagum dan ada juga yang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Arumi.." ucap Gabriel pelan lalu mengetuk pintu kamar mandi yang memang tertutup sejak tadi berbeda dengan pintu yang lainnya.

Ceklek...

Pintu kamar mandi terbuka lebar dan nampaklah Arumi dengan wajah sendu namun masih gadis itu paksakan itu tetap tersenyum.

Bersambung...

Jangan lupa senyum:)


Jangan lupa vote dan comment.

Typo bertebaran harap maklum

Tinggalkan jejakmu jika kamu menyukai cerita ini

Arigatou yang udah baca ≧ω≦

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang