Chapter 48

220 29 53
                                    

Sepulang dari mengantarkan Jessica selamat sampai rumahnya, pemuda itu memutuskan untuk pergi ke cafe guna menenangkan diri.

Pemuda itu duduk dikursi paling sudut dan lumayan jauh dari orang-orang yang tengah menikmati lagu bersama pasangan mereka. Iri? Tentu saja tidak.

Gabriel menghela napas pelan lalu menyeruput minumannya yang baru saja sampai diatas meja.

Ting!

Ponsel yang sedari tadi diletakkan diatas meja lebih tepatnya disamping minumannya itu berbunyi.

Dengan sangat malas, pemuda itu membuka ponselnya. Senyum sedikit terbit di wajah pemuda itu ketika orang yang selama ini ia pikirkan mengirimkan sebuah chat.

💬 Arumi

|Semangat ya Riel dan juga selamat kamu sudah menemukan pengganti aku yang jauh lebih baik, oh ya satu lagi. Jangan pernah mengecewakan dia ya!

|Haha iya

Dirinya pikir Arumi mengirimkan nya pesan untuk terus berjuang meraih kebahagiaan bersama, namun dirinya salah mengartikan semua itu.

"Seharusnya gue sadar, Arumi udah banyak berubah sekarang," gumamnya seraya menutup matanya rapat-rapat, merasakan sensasi sakit hati yang mendalam.

Suara gaduh diluar membuatnya tersadar. Lalu membuka matanya perlahan.

Gabriel berdiri diambang pintu, begitu juga dengan pelanggan yang lain.

"Jessica?" mata Gabriel terbelalak ketika melihat Jessica ditarik paksa oleh seorang lelaki paruh baya.

Dengan segera mungkin Gabriel berlari kecil ke arah gadis itu, lalu menahan tangan Jessica ketika pria tersebut menarik gadis itu tanpa perasaan iba sedikit pun.

"Jangan ganggu pacar saya!" tegas Gabriel, oh tunggu apa? Gabriel bilang 'pacar' saya?

Jessica tak percaya apa yang dikatakan Gabriel barusan, ia sedikit tersenyum, namun cepat dirinya menepis perasaan itu. Karna, dirinya tahu Gabriel hanya menyelamatkan nya saja.

"Saya pamannya, dan anda hanya pacarnya. Tidak ada hak untuk melarang saya membawa putri kecil yang bodoh ini," ucap Pria itu, Jessica tampak menggeleng cepat dan seakan memohon kepada Gabriel untuk tidak percaya dengan omong kosong pria itu.

"Kau ingin membawa dia pergi, paman? Berarti kau melawan kepada perintah ku untuk melepaskan gadisku?" tanya Gabriel, pria itu tertawa puas lalu mengangguk.

"Jika begitu, akan ku siapkan peti mati yang pas untuk mu," lirih Gabriel terdengar tajam ditelinga pria itu.

Jantung pria itu berdetak 2 kali lebih cepat, tidak seperti biasanya. Entah kenapa ada aura yang tidak mengenakan dibenaknya ketika pemuda didepannya ini berbicara seperti itu.

"Oh baiklah tuan," ujar pria itu langsung lari terbirit-birit.

Jessica menatap Gabriel sendu lalu memeluk erat pemuda didepannya ini. "Pria tua itu memaksa ku untuk menjadi palacur sama seperti yang dilakukan ibuku dulu, tapi aku tidak mau! Sungguh, aku takut jika bertemu dengan pria itu lagi," jelas Jessica menangis sesegukan.

"Ada gue disini, lo jangan khawatir." Gabriel mengusap punggung Jessica yang tampak bergetar seiring dengan air matanya yang berjatuhan.

"Terima kasih," cicitnya seraya mendongak lalu tersenyum.

Hidung gadis itu tampak memerah akibat menangis terlalu lama, orang-orang yang berada disekitar pun sudah banyak bubar dan melakukan aktivitas mereka kembali.

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang