Hujan deras mengguyur jalanan kota Yogyakarta, seorang anak kecil yang umurnya masih menginjak usia 7 tahun itu sangat hebat dalam hal yang berbau kriminal dia tak segan-segan membunuh orang yang mengganggu hidupnya.
Tubuh dan fisiknya memang masih kecil namun siapa sangka anak kecil seperti dirinya sudah seperti pembunuh bayaran dari orangtuanya sendiri.
Namanya Gabriel richards anak pemilik perusahaan ternama namun keluarga tersebut memiliki banyak misteri didalamnya.
Keluarganya tak seharmonis yang mereka pikir, keluarganya tak sebaik yang mereka pikir, orang-orang banyak melirik buku dari sampulnya tanpa melihat isinya.
Gabriel hanya anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang ayahnya, tapi ia malah mendapatkan yang sebaliknya.
10 tahun pun berlalu...
Tak terasa kini Gabriel sudah menginjak bangku SMA kelas 11 seharusnya dia sudah tamat karna melompat kelas akibat kepintaran yang ia punya, tetapi Gabriel tak menghiraukan itu semua dia tak mau naik kelas dengan begitu mudah, dia ingin seperti anak-anak lain yang mengabiskan waktu disekolah.
Brukk
"Ma..maaf kak," ucap perempuan itu kepada Gabriel.
"Lain kali jalan hati-hati," ucap Gabriel dingin namun matanya masih saja menatap wajah polos milik perempuan itu.
"Lo nyari apa?" tanya gabriel basa basi karna sedari tadi gadis itu masih terduduk seperti sedang mencari sesuatu.
"Etto....aku lagi nyari kacamataku kak," kata gadis itu polos.
"Ini," kata gabriel singkat sembari menyodorkan kacamata yang dipegangnya lalu memberikannya kepada gadis itu.
"Hmm maaf apa kamu siswi baru disini? Dan siapa nama mu?" tanya gabriel lagi karna biasanya gabriel tak mau berbicara dengan wanita mana pun menatapnya pun enggan.
"Iya ka baru sebulan saya disini, nama ku---"
Kringggg
Ucapan gadis itu terhenti ketika bel masuk berbunyi. "saya ke kelas dulu kak permisi," ucapnya dengan berlari kecil menuju kelasnya.
"Gadis yang lugu namun seperti menyimpan banyak rahasia," ucap Gabriel meremehkan.
***
"Selamat pagi anak-anak yang Bapak banggakan, apa kabar kalian semua? Bapak harap kalian baik-baik saja ya kan? Hahaha, sekarang lebih baik kita berdo'a dulu sebelum memulai pelajaran kita, berdo'a sesuai kepercayaan masing-masing mulai," ucap Pak anton walikelas yang mengajar gabriel saat ini.
Sudah hampir 1 jam pak anton menjelaskan materi namun gabriel merasa bosan mengikuti pelajaran tersebut tanpa sengaja matanya menangkap sosok gadis yang ia temui tadi pagi.
"Arumi Nasha Razeta, coba jelaskan apa yang Bapak jelaskan tadi Bapak lihat kamu dari tadi hanya melamun saja!" kata Pak anton tegas.
"Ba..baiklah pak," ujar gadis yang sedari tadi gabriel menatapnya dengan teliti.
"Si Arumi mulai bego ya bund hahahah," kata salah satu teman sekelas Arumi.
Namun Arumi tak menanggapi ucapan mereka, yang Arumi bisa lakukan sekarang adalah melakukan apa yang disuruh Pak Anton, dia tak pernah ambil pusing atas perlakuan atau perkataan dari mereka semua toh juga Arumi tak pernah ikut campur sama urusan mereka.
"KALIAN SEMUA DIAM!" Kata gabriel dingin namun terkesan tegas.
Seketika kelas yang tadinya gaduh menjadi hening tak ada yang berani membuka suara kecuali Arumi yang sibuk menjelaskan apa yang diperintahkan pak anton kepadanya.
'jadi nama gadis itu Arumi, nama yang cantik sama seperti wajahnya' pikir Gabriel namun pikirannya ia tepis jauh-jauh.
'mikir apa sih aku ini' batinnya lagi.
1 jam berlalu akhirnya pelajaran Pak Anton pun usai saatnya bagi siswa dan siswi yang berada dalam kelas itu pun bisa bebas kemana pun mereka mau.
Kringggg
Bel tanda istirahat pun berbunyi.
"Akhirnya dari sekian lama aku menunggu dirimu oh bunyi bel istirahat, guys gimana kalo kita nonton pertandingan si kapten basket Gabriel dilapangan kyaaaaaaa ><," ujar salah satu gadis didalam kelas Arumi siapa lagi kalau bukan Kaila Sherly.
"Males ah mending gw kekantin perut kenyang hati pun senang," kata teman kaila
"Ihh kok gitu sih beb, ayolah kita sahabat masa gitu sih, nanti aku terakhir deh janji," kata kaila dengan nada yang seimut mungkin.
"Apa sih kaila," ucap teman kaila malas.
"Yaudah iya," kata teman kaila pasrah.
**
Seperti biasa Arumi lebih senang berada diperpustakaan dari pada melihat pertandingan basket ataupun ke kantin karna dirinya tau dia juga harus menghemat uang agar tidak menyusahkan ibu pantinya.
Arumi tinggal dipanti setelah inseden yang menimpanya sehingga membuat dirinya sangat suka melamun ntah apa yang gadis itu pikirkan.
Bersambung....
Jangan lupa vote dan comment.
Typo bertebaran harap maklum ya guys
Arigatou yang udah baca ≧ω≦
#Btw kasih kritik dan sarannya dong buat karya ku yang kali ini 👉🏻👈🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Love Story [ END ]✓
Romance[ W A R N I N G ⚠️] Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. 💢 Ketika seorang anak kecil yang dipaksa untuk menjadi pembunuh oleh ayahnya sendiri agar bisa melindungi adik dan ibunya. Namun sayangnya, semua pengorbanan ya...