Masa lalu itu hanyalah kenangan pahit, lalu bagaimana cara menghapus semua kenangan itu? jawabannya hanyalah jangan pernah mengingat masa lalu yang membuat hatimu terluka, tataplah masa depan bukan masa lalu.
"Aaaaaaaaaaaa!!" Teriak Arumi ketika melihat Gabriel yang baru keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang ia lilitkan sebatas pinggang.
"Tenanglah ini aku," ujar Gabriel memegang bahu Arumi.
"Ga-gabriel, sebaiknya pakai segera bajumu," ucap Arumi yang masih memejamkan matanya.
Gabriel ingin tertawa saat ini melihat tingkah lucu dari Arumi, "Baju ku mana?" tanya Gabriel dengan nada yang menahan tawa.
"Aihh, udah pake handuk Arumi, disuruh ambilin baju lagi," ucap Arumi dengan nada bercanda.
"Maaf nanti aku ganti," ucap Gabriel refleks mencium singkat bibir merah muda yang tampak sedikit pucat milik Arumi.
"RIELL!!!!" Teriak Arumi langsung beranjak keluar dari kamarnya sendiri.
Gabriel melihat tingkah lucu kekasihnya itu, tertawa geli. Betapa gemasnya kekasih kecilnya itu.
Jantung Arumi berdegup lebih kencang dari biasanya, "Riel, keterlaluan banget sih," gumam Arumi dengan pipi yang memerah sambil mencari baju sang Abi untuk Gabriel.
Arumi berjalan menuju kamarnya untuk sekedar memberi baju ganti untuk kekasihnya, "Nih bajunya," ucap Arumi hanya menyodorkan tangannya itu tanpa masuk kedalam.
****
Gabriel memutuskan untuk pulang karna ia tau tidak enak lama-lama dirumah perempuan apa lagi hanya berdua.Sesampainya cowok itu dirumahnya, tidak ada siapa-siapa. Kemana mereka semua?
Gabriel pov
Untung saja tidak ada orang dirumah maksud ku kedua orangtua ku bukan para pelayan ataupun para penjaga.
Aku ingin sekali rasanya melampiaskan kemarahan ku kepada korban yang akan ku bunuh berikutnya tapi aku masih ingat ucapan Arumi agar aku tidak membunuh lagi, dari Arumi aku belajar banyak tentang kesetiaan. Arumi masih memilih bertahan walaupun ia tau jika aku ini seorang pembunuh keji ditambah lagi Arumi menyaksikan dengan jelas bagaimana aku menyiksa korban ku.
Sudahlah aku tidak mau mengungkit kejadian yang kemarin, biarlah berlalu. Walaupun sangat sulit untuk melupakan itu semua.
Brak!
Pintu kamar ku didobrak paksa oleh seseorang sontak aku menoleh kearah pintu kamarku.
"GABRIEL !" Teriak Daddy memanggil nama ku, ya orang itu adalah ayah ku sendiri.
Aku hanya manatapnya tanpa menyahut ucapan Daddy.
"Semua ini salah mu ! Perusahaan kita hampir bangkrut, semua ini salah mu !" Pekik daddy, aku hanya menatapnya bingung. Apa yang sudah aku lakukan?
"Gabriel salah apa dad? Aku tidak pernah ikut campur lagi dalam urusan perusahaan mu!" ucap ku tak terima, lagi-lagi ayahku melampiaskan kekesalan kepada ku.
Sakit sekali rasanya selalu menjadi korban pelampiasan orangtua ku sendiri, karna dengan cara inilah aku bisa melindungi ibu dan adik ku, biarlah rasa sakit ini aku simpan rapat-rapat dan aku juga harus tetap tegar ketika didepan mereka semua.
"Kau tidak menerima perjodohan itu Gabriel dan kau juga membunuh mereka, kita kehilangan 1 klien berharga dibisnis!" lagi-lagi ayah mengungkit kejadian itu.
"Dad, Gabriel mohon jangan salahkan ku lagi, aku juga berhak bahagia," ucapku memohon.
"Cih." Daddy hanya menatap ku sinis berlalu pergi keluar dari kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Love Story [ END ]✓
Romance[ W A R N I N G ⚠️] Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. 💢 Ketika seorang anak kecil yang dipaksa untuk menjadi pembunuh oleh ayahnya sendiri agar bisa melindungi adik dan ibunya. Namun sayangnya, semua pengorbanan ya...