♬ •Song : Ku Dengannya kau dengan dia. [AFGAN]•♬
━━━━━━━ ⏭ ⏮ ━━━━━━━
Kita dipertemukan bukan untuk saling menyakiti. Melainkan untuk saling melupakan.
- Gabriel Richards -
Pemuda berandalan tadi sudah diringkus habis oleh Gabriel, dirinya sudah dikuasi oleh emosi. Jalanan yang sepi memudahkan Gabriel melancarkan aksinya.
Berbagai macam pukulan Gabriel layangan kepada pemuda itu, namun belum ada rasa puas sedikit pun dihatinya, sepertinya ia melampiaskan seluruh kekesalannya dan rasa kecewanya.
"Gue udah berusaha buat nggak emosi sama lo, tapi lo mancing gue!" lirih Gabriel, menghempaskan tubuh yang sudah tidak berdaya itu ke aspal jalanan.
"Uhuk-uhuk, ja-ngan bu-nuh gu-gue. Gu-gue jan-ji nggak ba-kal la-po-rin l-lo ke po-li-si," pinta pemuda itu terbata-bata, sebab sakit dibagian perutnya.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Gabriel berlalu dari tempat itu. Jujur ia berniat menghabisi pemuda tadi, tapi ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya.
Suara tangis Arumi meminta dirinya untuk tidak membunuh siapa pun lagi terdengar jelas digendang telinga.
"Kenapa gue nggak bisa ngelupain lo hah?! Kenapa sesulit itu buat gue move on dari lo!" teriaknya ditengah jalanan yang sepi.
"Gue udah berusaha buat ikhlas dan terima takdir yang Tuhan tentukan, tapi kenapa? Bayangan lo masih terekam jelas dipikiran gue?" tanyanya seraya mengacak rambutnya frustrasi.
Cowok itu masih mengenakan baju SMA-nya yang tampak sudah lusuh dan kotor, bajunya tak lagi dimasukan kedalam.
"Gue harus gimana, Tuhan?"
Dengan susah payah, Gabriel berdiri walaupun kakinya seperti tidak bisa menopang tubuhnya. Namun, sebisa mungkin Gabriel harus tetap kuat. Dirinya harus tetap semangat menjalani hidup walaupun tidak bersama dengan orang yang ia cintai─Arumi.
Hati dan pikirannya sudah kehilangan arah, ia bersandar dipepohonan yang rindang seraya menarik napas dalam-dalam lalu menutup matanya rapat-rapat.
Lagi-lagi wajah Arumi terlintas dibenaknya.
"Kenapa harus lo lagi sih?!"
"Gue heran, kenapa gue nggak bisa lupain lo secepat itu. Padahal gue tahu sendiri, lo udah ngelupain gue," lirihnya, lalu mengusap wajahnya kasar.
Dirinya sudah tidak tahan dengan segala macam siksaan ingatan yang terus menghantuinya.
•••
Dua minggu telah berlalu dan selama itu juga bayang-bayang Arumi terus menghantui pikirannya.
Semua panggilan dari orang-orang terdekatnya, ia abaikan begitu saja. Rasanya cowok itu hampir gila karna Arumi, ia masih berpikir. Apakah rindunya akan terbalaskan?
"El, lo dipanggil kepala sekolah," ucap Nino seraya menepuk pundak Gabriel.
Cowok itu menoleh sebentar lalu tanpa sepatah katapun, ia langsung pergi ke ruang kepala sekolah yang memang tak begitu jauh dari kelasnya.
Disaat sampai didepan pintu ruangan kepala sekolah, Gabriel baru teringat jika hari ini adalah hari dimana ia akan olimpiade terakhir disekolahnya, mengingat jika dirinya sebentar lagi akan lulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Love Story [ END ]✓
Romance[ W A R N I N G ⚠️] Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. 💢 Ketika seorang anak kecil yang dipaksa untuk menjadi pembunuh oleh ayahnya sendiri agar bisa melindungi adik dan ibunya. Namun sayangnya, semua pengorbanan ya...