Wiliam pov.
Aku memang jahat, lebih jahat dari yang kalian pikirkan. Aku ini manusia yang tidak punya hati, aku ini egois. Aku selalu merasa iri dengan kebahagiaan yang dimiliki oleh kakak ku sendiri.
Jangan salah kan aku, jika aku melakukan ini padamu kak. Saat ini aku tengah berada disebuah gudang tua yang sangat jauh dari permukiman warga dan itu dapat memudahkan aku melancarkan aksi ku dengan mudah.
Gadis milik kakak ku kini berada ditangan ku, jika kalian bertanya bagaimana bisa aku membawanya kesini. Itu soalan yang sangat mudah sekali, aku tinggal mengancamnya untuk membunuh Kaila dan memberi alamat tempat dimana aku berdiri sekarang ini.
Kedua perempuan itu kini tengah berpelukan dengan raut wajah ketakutan, apakah semenakutkan itu diriku?
Aku mendekati kedua perempuan itu dengan satu tangan ku masukan didalam kantong celana, penampilan ku yang tampak acak-acakan ini memang ku persembahkan kepada kedua perempuan cantik didepan ku ini.
Aku sangat yakin jika kakak ku yang terhormat itu sedang dalam perjalanan kemari, aku menyeringai tajam kearah Kaila yang menatap ku sendu.
Pacar kakak ku tidak akan ku biarkan lepas, aku ingin melihat kedua pasangan kekasih itu tidak dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
"Wiliam, lepaskan kami!" pinta Arumi kepadaku.
Aku segera duduk disebelah Kaila dan didepan Kaila ada Arumi tengah memeluknya, "Sebentar lagi." ucap ku dengan nada sedikit lembut.
Dari hati ku yang paling dalam, aku sedikit kasihan kepada mereka tapi harus bagaimana lagi, aku bersikap kepada semua orang? Meminta maaf pun rasanya sudah tidak mungkin. Sudah terlalu banyak luka yang ku gores kan dihati mereka.
Aku kembali melamun seraya mengusap wajahku dengan kasar, aku sedikit bimbang. Menyerahkan diri kepada pihak kepolisian dan membiarkan mereka bahagia atau tetap melanjutkan misi kejahatan ku?
Tuhan, ampuni aku. Selama ini aku salah, salah telah menilai seseorang hanya karna nasibnya berbeda dengan ku. Jujur, aku hanya ingin disayangi dan dicintai layaknya orang lain. Tapi yang kudapatkan hanyalah rasa kebencian dari seseorang yang kusayang.
Mommy, maafkan aku. Aku egois, aku bukan anak yang seperti mommy ingin kan. Maafkan Wiliam, mom, dad.
Aku menoleh kearah Kaila dan Arumi yang masih setia dengan posisi seperti tadi, aku sangat yakin jika mereka pasti akan membenci ku kelak. Dan aku tidak peduli dengan nasib ku kedepannya, yang ku pikirkan sekarang adalah membiarkan mereka pergi.
Brak! Brak!
Suara dobrakan pintu terdengar jelas ditelingaku, bisa ku lihat kedua perempuan itu saling menatap satu sama lain. Sebelum pada akhirnya mereka bergegas pergi menuju pintu utama.
Aku hanya diam ditempat ketika kakak ku sudah berdiri didepan ku dengan kedua perempuan itu disisinya.
"Wiliam, kita pulang sekarang," ujarnya seraya mengulurkan tangan kearah ku.
Aku bergeming, tidak dapat ku pungkiri kenapa dirinya bisa sebaik ini kepadaku? Sedangkan aku, kebaikan apa yang pernah aku lakukan pada dirinya?
Dihati kecil ku, aku tidak bisa menerima uluran tangan itu. Rasanya aku tidak pantas lagi menerima semua itu, terlalu banyak kesalahan yang pernah ku perbuat.
Aku menggeleng seraya bangkit dari duduk ku berjalan kearah jendela yang ditutupi oleh tirai yang terbuat dari bambu, berpegangan dengan sisi jendela dengan kepala menunduk menatap lantai yang tampak kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Love Story [ END ]✓
Romance[ W A R N I N G ⚠️] Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. 💢 Ketika seorang anak kecil yang dipaksa untuk menjadi pembunuh oleh ayahnya sendiri agar bisa melindungi adik dan ibunya. Namun sayangnya, semua pengorbanan ya...