Tak apa jika kau ingin menghina ku tapi jika kau membutuhkan ku, aku selalu ada disini
-Arumi Nasha Razeta-
Pintu kamar mandi terbuka lebar dan nampaklah Arumi dengan wajah sendu namun masih gadis itu paksakan itu tetap tersenyum.
"Kenapa lo lama banget?" tanya Gabriel ketus.
"Maaf tadi aku Bab (Buang air besar) makanya lama," ucap Arumi berbohong.
"Nggak usah bohong lo nangis kan ditoilet?" ucap Gabriel meremehkan.
"Nggak kok," Arumi sedikit takut dia tak tau harus berkata apa lagi.
"Yaudahlah kita kesana sekarang, semua orang berkumpul," ucap Gabriel tanpa sengaja menggenggam tangan Arumi.
Arumi POV
Aku sangat ketakutan ketika Gabriel memanggil ku, aku tidak tahu harus berbuat apa selain keluar dari toilet.
Sekilas ku lihat wajahnya seperti seseorang sedang panik namun detik kemudian raut wajahnya berubah.
Dia memandangi ku dengan tajam, aku takut, aku sangat takut dia akan memarahiku walaupun aku tahu siapa dia memangnya dia pacar ku apa?
Tanpa pikir panjang aku bergegas pergi ketempat dimana kami melakukan olimpiade. Baru satu langkah aku berjalan tiba-tiba tangan ku digenggam oleh seseorang, ya siapa lagi jika bukan Gabriel.
Aku tak peduli walaupun aku sedikit risih karna banyak pasang mata yang menatap kami tak suka, kenapa tidak suka? toh juga kami tidak pacaran.
Sesampainya ditempat itu aku sangat gugup keringat dingin jatuh membasahi dahi ku.
"Lo kenapa? Lo keringatan, nih lap dulu sana," ucapnya sambil menyodorkan sapu tangan kepada ku.
"BAIKLAH PARA HADIRIN TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA DALAM MENGIKUTI LOMBA OLIMPIADE TAHUN INI DAN KAMI DISINI AKAN MENYAMPAIKAN SIAPA PEMENANG LOMBA TAHUN INI!
PEMENANGNYA ADALAH.....GABRIEL DAN ARUMI PERWAKILAN DARI SEKOLAH SMA ELITE NUSANTARA BANGSA!!"
Aku kaget setengah mati, aku tidak menyangka akan menang padahal baru kali ini aku mengikuti perlombaan disekolah ini.
Author POV
Semua orang bertepuk tangan riuh.
"Baiklah untuk Gabriel dan Arumi silahkan maju kedepan untuk mengambil piala dan sedikit hadiah."
Tampak senyuman menghias dibibir mungil milik Arumi, Gabriel hanya menghela napas panjang dia sepertinya sudah menduga kalau nanti mereka pasti akan menang, sombong sekali bukan?
Semua orang datang menghampiri Arumi dan Gabriel untuk mengucapkan selamat atas kemenangan mereka.
"Arumi..." panggil pak Anton yang sedari tadi Arumi tak melihat pak Anton.
"Eh pak Anton ada apa?" tanya Arumi.
"Bapak turut berduka cita nak," ucap Pak Anton pelan.
"Maksud bapak?!" tanya Arumi kaget.
"Ayah panti kamu meninggal dunia nak."
"APA!"
Arumi tak bisa berkata apa-apa rasanya mulutnya tak bisa mengeluarkan suara lagi, untuk kedua kalinya dia kehilangan sosok ayah walaupun Abi bukan lah ayah kandungnya.
"Arumi," panggil Gabriel pelan sambil membantu Arumi berdiri.
"Gabriel, abi ku meninggal hiks..." lirih Arumi menangis didada Gabriel.
Gabriel langsung memeluk tubuh Arumi erat seakan-akan menyalurkan kehangatan agar gadis itu tidak menangis lagi.
"Hei? Kamu jangan nangis, ada aku disini memangnya kamu tidak malu diliatin oleh seluruh sekolah dikota ini melihat kamu menangis?" tanya Gabriel sambil melepas pelukannya lalu menatap mata Arumi lekat.
"Aku ingin pulang," rengek Arumi pada Gabriel.
"Aku anterin kamu, ayo!" ucap Gabriel menggenggam tangan Arumi erat.
****
Sesampainya dirumah Arumi ralat rumah pantinya sudah ramai para tetangga berdatangan.
Arumi langsung masuk kedalam rumah, dia sangat terpukul dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
"Bunda..." panggil Arumi lirih.
"Arumi, abi...abi kamu meninggal dibunuh oleh seseorang tidak dikenal," ucap Zahra menangis dipelukan Arumi.
Memang Arumi lah anak paling tua disana.
"Bunda tahu dari mana?" tanya Arumi sambil mengusap punggung Zahra.
"Ada bekas luka tembakan tepat didada abi kamu," lirih Zahra.
"Bu Zahra, pak Zikri harus segera dimakamkan bu," ujar pengurus pemakaman jenazah.
"Ba-baiklah pak," ucap Zahra.
*****
Akhirnya pemakaman pun selasai para tetangga dan Zahra sudah pulang duluan karna tadi Zahra sempat pingsan melihat suaminya yang mau ditutupi dengan tanah.
"Abi...Arumi sayang abi, walaupun abi jarang dirumah, abi bukan ayah kandung Arumi tapi Arumi sayang sama abi, abi bahagia ya disana," ucap Arumi tersenyum getir.
"Arumi sebaiknya kita pulang sekarang, seperti akan turun hujan," ucap Gabriel yang entah kapan sudah ada disana.
"Ke-kenapa kamu tidak pulang?" tanya Arumi.
"Arumi, aku ngga mungkin ninggalin kamu sendirian disini, ayo kita pulang!" ucap Gabriel menarik paksa tangan Arumi.
"Lepas!" bentak Arumi.
"Kamu bentak aku?" tanya Gabriel tak percaya sebab baru kali ini ia melihat gadis itu marah.
"Ngga usah khawatirkan aku, aku bisa jaga diri kok, kenapa kamu kasih perhatian lebih ke aku?" ucap Arumi yang hendak beranjak pergi namun tangannya ditahan oleh Gabriel.
"KARNA AKU SAYANG KAMU ARUMI!" ucap Gabriel serius sambil menatap wajah Arumi lekat.
Deg..
Rintikan hujan yang semakin deras membasahi tubuh mereka. Arumi masih tertegun dia tak percaya Gabriel akan berbicara seperti itu.
"Gabriel aku.." ucapan Arumi langsung terpotong oleh pria itu.
"Please terima aku, aku janji bakal jagain kamu Arumi," ucap Gabriel langsung menarik tubuh Arumi lalu memeluknya dalam sesekali dia mencium rambut Arumi yang basah karna hujan.
Arumi sama sekali tak membalas pelukan hangat dari Gabriel, gadis itu masih diam tanpa mengeluarkan suara.
Pacaran ngga nih?
Lalu, siapakah dalang dibalik tewasnya Zikri?
Bersambung...
Jangan lupa vote dan comment.
Typo bertebaran harap maklum
Tinggalkan jejakmu jika kamu menyukai cerita ini
Arigatou yang udah baca ≧ω≦
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Love Story [ END ]✓
Romance[ W A R N I N G ⚠️] Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. 💢 Ketika seorang anak kecil yang dipaksa untuk menjadi pembunuh oleh ayahnya sendiri agar bisa melindungi adik dan ibunya. Namun sayangnya, semua pengorbanan ya...