Chapter 42

247 31 50
                                    

🎶Song : Pergi sulit bertahan sakit.

•••

Wiliam berdiri diambang pintu apartemen milik kakaknya, yang ditinggali oleh ayah dan kakaknya selama beberapa minggu belakangan ini.

Perasaan tak enak hati menghampiri dirinya, dengan keberanian yang cukup Wiliam memencet bel apartemen itu namun dirinya tidak kuat jika harus bertemu dengan sang ayah.

Wiliam kembali mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan sang ayah dan memilih untuk segera pergi dari sana, belum sempat Wiliam melangkah ke arah lift. Pintu apartemen itu terbuka dan menampilkan sosok lelaki yang sudah berumur.

Lemuel melangkah maju ke arah Wiliam begitu juga dengan cowok itu, keduanya saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya mereka saling berpelukan. Melepas rindu yang selama ini tertahan.

"Dad, Wiliam minta maaf." Wiliam menatap wajah tua milik Lemuel sebelum dirinya merosot ke lantai hendak mencium kaki sang ayah.

"Sudahlah nak, lupakan semua itu. Selama ini daddy juga banyak salah sama kalian," ucap Lemuel seraya membantu Wiliam untuk kembali berdiri.

"Dad, Wiliam udah membunuh mommy dan memfitnah daddy. Wiliam minta maaf, untuk masalah aku menyukai pacar kak Gabriel itu hanyalah alasan belaka. Wiliam hanya tidak ingin siapa pun bahagia diatas penderitaan Wili," jelasnya, Lemuel pun hanya mengangguk paham, tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Lama mereka dalam posisi itu sebelum pada akhirnya dering ponsel memecahkan rasa canggung diantara ayah dan anak itu.

Drrttt..

Drrttt..

Gabriel

Tertera nama Gabriel disana, tidak butuh waktu lama Lemuel lantas menggeser tombol hijau keatas.

"Hallo?"

"Dad! Cepatlah kemari, Gabriel tidak tahu harus bagaimana menjelaskan nya, semuanya sangat cepat terjadi."

"Apa maksud mu?"

"Nanti Gabriel jelaskan, daddy cepatlah kemari, dirumah sakit Citra Medika."

Tutt..

"Gabriel? Hallo? Dasar anak itu," umpat Lemuel bergegas menuju tempat dimana Gabriel sebutkan tadi, jangan lupakan Wiliam yang masih setia menemani dirinya.

•••

Disisi lain Gabriel dengan rambut yang acak-acakan ditambah lagi baju sekolahnya yang basah membuat dirinya tak henti-henti menatap panik ruang UGD itu.

Tabrakan itu terjadi begitu cepat ditambah hujan yang begitu lebat, membuat siapa pun jika sudah takdirnya akan mengalami musibah yang tidak di inginkan.

Begitu halnya dengan Arumi saat ini, Gadis itu terbaring lemah dengan darah terus mengalir dari keningnya.

Gabriel hanya bisa meneguk salivanya dengan kasar ketika melihat mantan gadisnya terbaring lemah diruang UGD.

Yang menabrak Arumi sendiri. Pasti kalian bisa menebak semua itu, Gabriel yang saat itu tengah terburu-buru pulang mengendarai motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi tanpa sadar bahwa didepannya ada seorang gadis yang tampak terjatuh tapi apa boleh buat semuanya sudah terjadi.

"Gue bego, kenapa gue sampai nabrak Arumi! Kenapa?" tanya pada diri sendiri.

Gabriel bangkit dari duduknya lalu menatap nanar para dokter dan suster yang tengah berusaha menyelamatkan mantan gadisnya.

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang