Chapter 23

285 53 11
                                    

Lagi-lagi kau membuat ku kecewa ayah!
-Gabriel Richards-

Kata orang ayah adalah panutan tapi berbeda dengan ayah ku, ayah ku seorang yang brengsek ia rela membuat anaknya menjadi seorang pembunuh dan ia juga mengkhianati ibu ku, apa salah ibu ku? Sampai-sampai pria berengsek itu selalu menyakitinya.

"Sudahlah dad, aku tidak mau mendengar omong kosong mu itu !" ucapku yang terdengar sangat kasar.

"Gabriel ! Tolong dengerin daddy !" ucap pria brengsek itu memohon.

"Oh Lemuel sayang biar kan dia pergi,  lebih baik kita lanjutkan saja yang sempat tertunda tadi," ucap Wanita itu turun dari ranjang tanpa sehelai benang pun, aku memalingkan wajah ku. Dasar tidak tahu malu! Sungguh rasanya aku ingin membunuh orang yang dihadapan ku ini.

"Cih!" aku berdecih sambil mengepalkan tangan ku keluar dari kamar itu.

Banyak sekali pasang yang menatap ku heran, detik kemudian mereka kembali melanjutkan aktivitas mereka.

Aku keluar dari tempat haram itu lalu langsung keparkiran dimana aku memarkirkan motorku.

Jalanan yang mulai sepi sepertinya jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, sial berapa lama aku mencari ayah ku. Dan pada akhirnya aku dibuat kecewa.

Cairan bening mulai keluar membasahi pipiku tanpa ku sadari, untungnya aku menggunakan helm jadi orang-orang tidak tahu jika aku sedang menangis saat ini.

'Aku tidak tahu bagaimana keadaan mommy ketika tahu daddy mengkhianatinya,' batinku pilu.

Dengan kecepatan penuh aku melaju motorku untuk sampai kerumah, aku ingin tahu apakah ayah ku sudah pulang dan menyadari kesalahannya atau belum, semoga saja ia cepat menyadari kesalahan yang ia perbuat selama ini.

****
Dirumah lebih tepatnya diruang keluarga, tampak Mommy dan Wiliam tengah asik bercanda tawa. Aku bingung, apakah aku harus memberitahu mereka atau tidak. Aku tidak mau senyum yang terukir indah diwajah mereka harus pudar ketika aku menceritakan ini semua.

"Gabriel pulang," ucap ku sambil berjalan mendekati ibu dan adik ku.

"Dari mana aja nak?" tanya Mommy.

"Palingan apel mom ketempat pacarnya," ucap Wiliam membuat ku tertawa pelan.

"Kamu tuh masih kecil udah tau pacaran aja," ucap ku sambil mengacak-acak rambut Wiliam.

"Idih, kak Gabriel mah taunya aku masih kecil, ck!" ucap Wiliam namun matanya masih fokus menatap layar ponsel "Oh iya kak, ajakin dong pacarnya kesini," sambungnya.

Aku heran, bagaimana Wiliam tahu jika aku memiliki pacar?

"Eh darimana kamu tahu?" ucapku menginterogasi.

"Hahaha jebakan ku kena ternyata, tuh kan mom kak Gabriel punya pacar," ucap Wiliam menatap ku dengan tertawa khasnya.

"Ck! Dasar," ucap ku sambil berlalu pergi meninggalkan mereka diruang keluarga.

***
Aku membaringkan tubuh ku diatas kasur, rasanya penat sekali. Ingin rasanya aku melupakan semua kejadian yang baru saja aku alami.

Untuk saat ini aku tidak bisa bernapas lega, bagimana jika ibu ku tahu akan hal ini? Aku tidak kuat jika harus melihat ibu ku menangis lagi karna pria berengsek itu.

"Sial! Sial! Sial! Arrrggg," teriak ku tak dapat menahan emosi ku sedari tadi.

Masalah hubungan ku dengan Arumi saja sudah rumit, dimana terdapat dinding penghalang diantara kami dan itu sangat sulit untuk dilalui.

Psychopath Love Story [ END ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang