Pemuda itu sedikit mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah gadis itu dengan senyuman yang sangat sulit gadis itu artikan.
"Maksud kamu apa Gabriel?!" tanya Jessica panik dan sedikit menjauh dari pemuda itu.
Gabriel hanya tersenyum meremehkan. "Haha ... aku hanya bercanda," ucap Gabriel lalu membuang sembarangan pisau itu.
Napas gadis itu memburu, detak jantungnya berdetak tak karuan, jujur ia panik saat ini. Bagaimana dengan Arumi yang menyaksikan langsung pembunuhan itu didepan matanya? Mungkin jika mental Arumi tidak kuat, bisa jadi sudah pingsan ditempat.
"Bercanda kamu tidak lucu Gabriel," ucap Jessica hampir menangis.
Gabriel lantas membawa tubuh Jessica masuk kedalam dekapannya, guna menenangkan gadis itu agar tidak menangis lagi.
"Maafin gue, tadi gue hanya refleks dan langsung─"
"Aku ingin pulang Gabriel!" ucap Jessica sebelum Gabriel menyelesaikan ucapannya.
Tanpa mempedulikan Jessica yang meronta minta dilepaskan, Gabriel memeluk erat tubuh Jessica. Sampai gadis itu tidak meronta lagi.
Hampir 30 menit Gabriel menenangkan gadis itu hingga akhirnya gadis itu tertidur dengan sendirinya.
Dengan sangat hati-hati, pemuda itu membaringkan tubuh Jessica dikamar tamu, setelah semua urusan beres barulah Gabriel keluar dari apartemen.
•••
Ujian penentu kelulusan telah dilaksanakan dengan baik dan tak banyak pula para murid mengeluh, sebab materi ujian yang membuat kepala terasa ingin meledak.
Hari ini hari dimana pelepasan bagi murid kelas 12, sekaligus pengumuman kelulusan yang dibimbing oleh kepala sekolah.
Canda tawa dan haru mengiringi acara tersebut, banyak kenangan yang tersimpan didalamnya.
Apalagi Gabriel kini tengah duduk sendirian dikursi aula, tak berniat menimbrung orang-orang yang mengajaknya berfoto sebagai kenangannya kelak.
Tak ada yang istimewa hari ini walaupun dapat pemuda itu tutupi dengan tersenyum dan tertawa bersama.
Pidato dari ketua osis dan guru-guru yang ikut serta dalam acara itu telah dilaksanakan dengan baik, begitu pula dengan acara band dari berbagai kelas pun sudah dilaksanakan. Tinggal acara intinya saja yang sebentar lagi akan diumumkan.
Setelah acara pelepasan selesai barulah semua siswa dan siswi dikumpulkan lagi dilapangan.
Kelulusan sudah didepan matanya, semua orang dari berbagai kelas namun satu tingkatan berkumpul dilapangan sembari menunggu kepala sekolah selesai berpidato panjang.
Semua orang tampak sangat senang dan bahagia akan hari ini, begitu pula dengan Gabriel. Dirinya ikut tertawa puas.
"Ingat ya, kalo nanti semuanya nggak lulus kita batali acara ini," ucap Nino selaku ketua acara yang akan mereka selenggarakan nantinya setelah mendapatkan pengumuman lulus.
Tiba-tiba saja dari arah ruang guru, seorang siswa berlari dengan raut bahagianya, lalu berteriak. "SEMUANYA LULUS WOYYY!!" teriak salah satu siswa yang memang menjadi mata-mata guna menunggu informasi dari sekolah yang tak kunjung didapati.
Semuanya saling berpelukan dan mengucapkan selamat, begitu pula dengan Gabriel dan teman-temannya.
Kepala sekolah yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala saja sebelum dirinya pamit undur diri.
"SESUAI DENGAN RENCANA KITA TADI, KARNA DINYATAKAN LULUS SEMUA, KITA MULAI ACARA YANG PALING DITUNGGU-TUNGGU SELAMA KITA SEKOLAH TIGA TAHUN LAMANYA!!" teriak Nino dengan dirinya tepat berada ditengah-tengah kerumunan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Love Story [ END ]✓
Romance[ W A R N I N G ⚠️] Cerita ini terdapat banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan. 💢 Ketika seorang anak kecil yang dipaksa untuk menjadi pembunuh oleh ayahnya sendiri agar bisa melindungi adik dan ibunya. Namun sayangnya, semua pengorbanan ya...